#MSS2011 Bermalam di Awana Long House & Blind Trail
Hits: 196
Bermalam di udara terbuka bukan pengalaman pertama bagi saya, saya pernah naik gunung bersama teman-teman semasa kuliah. Tidur menggunakan sleeping bag dan menahan dinginya udara malam dan pegunungan.
Jujur saya tidak pernah mau mengikuti diksar (Pendidikan Dasar) untuk menjadi anggota Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam) sehingga saya juga belum pernah merasakan tantangan mata ditutup dan berjalan di kegelapan.
Nah, tantangan inilah yang saya rasakan saat mengikuti Final My Selangor Story 2011. Di hari ketiga, setelah tiba di Awana Genting Highlands Golf and Country Resorts dan beratraksi rappeling, serta makan malam di Pasar Ikan Bakar.
Kami diajak untuk bergerak naik ke arah puncak gunung, jujur dengan tidak boleh bawa kamera dan handphone, saya agak merasa khawatir. Pasalnya saya menduga akan diberikan suatu permainan yang tidak akan saya sukai.
Walah… ketika diberikan sepotong kain putih yang kupikir itu seperti kain kafan dan selembar tissue, akankah permainan menutup mata dan berjalan itu akan terjadi di malam ini.
Akhirnya apa yang kutakutkan terjadi, jujur… saya sangat takut gelap, meski tidak separah dulu, tapi jika mata tertutup seperti ini, aku takkan mampu berjalan dan hanya akan menangis.
Setelah menutup mata, ketakutan saya makin menjadi, meski ada Andi dan Hijrah disamping saya, tetap saja rasa takut itu sudah menjalar hingga ujung kuku tangan dan kaki. Saya pun berteriak memohon untuk izin ke toilet berharap bisa menurunkan ketegangan.
Setelah berusaha cukup lama, saya pun diajak Dian untuk ke toilet, dengan mata tertutup saya pun berjalan dituntun oleh Dian, tapi sayang karena tidak bisa melihat dahi saya pun terbentur di buggy car. Hasilnya kepala saya benjol xixixi :D. Dian pun berbaik hati melepaskan ikatan di mata saya.
Akhirnya urusan ke toilet pun selesai, namun sayang setelah mata kembali ditutup tetap saja rasa takut itu semakin menjalar. Tiba-tiba tangan saya dipegang dan suara Mr. Zul Fahmie memanggil nama saya, menuntun saya didalam kegelapan.
Saya pun diharuskan untuk berjalan mengikuti tali, terus berjalan tanpa harus menghiraukan suara atau gerakan apapun yang saya dengar. Belum berjalan jauh, tiba-tiba ada suara orang berlari dan saya pun langsung berteriak. Tidak hanya berteriak air mata pun langsung mengalir. Mr. Zul Fahmie berbaik hati , dia pun menenangkan saya dan menyuruh saya untuk percaya pada diri saya sendiri serta terus berjalan mengikuti tali.
Sambil berurai air mata dan melafazkan istighfar saya terus berjalan. Suara-suara aneh itu tetap ada, ketakutan itu pun semakin menjadi, namun saya terus berjalan. Hingga akhirnya tali yang saya pegang tertambat di pohon dan saya tidak menemukan arah tali itu lagi.
Tangisan itu tidak berhenti, saya terus memaksa tali itu, mencari jalan agar bisa secepatnya menyelesaikan permainan itu. Dan akhirnya ada tangan yang memegang saya, dan menuntun saya berjalan. Saat itu, saya sudah pasrah, apa yang akan terjadi, terjadilah… 🙁
Mata saya baru terbuka dan saya melihat banyak teman-teman kontestan My Selangor Story 2011. Saya pun menangis sesenggukan karenanya. Entah apa saya rasakan saat itu, apakah saya bahagia bisa menyelesaikan tantangan itu ataukah saya bahagia bertemu dengan mereka.
Tapi dari permainan itu, saya mengerti tentang arti permainan itu, jika kita harus percaya pada diri kita sendiri. Apakah ketakutan saya terhadap gelap itu, karena saya tidak percaya pada diri sendiri. Entahlah… tapi yang pasti permainan itu memberikan satu kisah dalam hidup saya dan akan saya kenang serta menjadi cerita saya 🙂

Satu per satu para kontestan lain berdatangan dengan melakukan hal serupa, tentu tidak ada yang menangis seperti saya, jadi malu :). Setelah peserta terakhir Nigel datang, kejutan itu pun dimulai. Ya, malam itu sebenarnya milik Nigel yang berulang tahun ke 36 (kalau tidak salah 🙂 ya ) . Selamat ulang tahun Nigel, o iya ada yang nanya mana Nigel, ini dia orangnya 🙂

Permainan blind trail ini dilakukan untuk menguji keberanian dan kepercayaan sama diri sendiri. Karena sesungguhnya jika kita percaya pada diri sendiri dan kemampuan diri kita sendiri tentunya kita bisa menyelesaikan seluruh pekerjaan dan hal yang kita lakukan.
Note: Maafkan saya tidak memiliki foto atau video dari permainan ini, karena saya tidak membawa kamera sama sekali untuk mengabadikan semua kenangan ini.
One Comment
dania
Suzan! MINTA AMPUN YA! 🙁