Tulisan ini dikirimkan buatku, cukup bagus untuk menyadarkan aku, bahwa aku tak selamanya sendiri, dan masih banyak orang lain yang nasibnya lebih buruk. Terkadang karena di umur segini masih belum meried jadi sedih padahal untuk apa bersedih kalau toh emang belum datang jodohnya hehehehehehe.
Rahasia jodoh, rejeki dan kematian adalah mutlak milik Allah Swt, tidak ada satu makhluk pun yang dapat mengetahuinya kecuali sang Pemilik diri kita. Hal tersebut telah terpatri erat dalam pikiranku sejak lewat dua tahun lalu. Mendorongku untuk terus berikhtiar dan selalu berkhusnudzon kepada Allah Azza wa Jalla tentang kapan saatnya tiba menemukan belahan jiwaku.
Dalam proses pencarian diusiaku yang ketiga-puluh-tiga, beberapa teman dekat mulai dijajaki, ta’aruf pun dilakukan. Dalam proses ta’aruf, salah seorang sempat melontarkan ide tentang pernikahan dan rencana khitbah. Namun herannya, hati ini kok emoh dan tetap tidak tergerak untuk memberikan jawaban pasti. Hey, what’s going on with me? Bukankah aku sedang dikejar usia yang terus merambat menua? Bukankah aku sedang dalam proses pencarian belahan jiwa? Bahkan seorang sahabat sempat berkomentar miring tentang keengganan aku memberikan respon kepada salah satu dari mereka. Si sahabat mengatakan bahwa aku adalah type ‘pemilih’ yang lebih suka jodoh yang tampan, kaya raya dan baik hati, dan lainnya yang serba super dan wah. Tapi, aku gelengkan kepalaku ke arahnya karena kriteria seorang calon suami bagiku adalah si dia seorang muslim sejati yang mempunyai visi yang sama untuk membangun sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah. Tapi lucunya, kalau diminta untuk mengejewantahkan ke dalam diri seseorang, jujur saja aku tidak tahu.
Again, jodoh sesungguhnya sebuah rahasia yang mutlak milik Allah Swt. Proses pertemuanku dengan sang suami pun bak cerita dongeng. Jangankan sahabat atau rekan kantor, pun jika kami kembali me-rewind proses pertemuan kami, wuih … unbelievable! but it happened! Subhanallah…
Suamiku adalah sosok yang biasa dan sangat sederhana, namun justru kesederhanaan dan keterbiasaannya itulah yang memikat hati ini. Dan, alhamdulillaah hampir mendekati kriteria seorang suami yang aku dambakan. Di beberapa malam kebersamaan kami, suami sering menanyakan kepadaku tentang satu hal, “apakah bunda bahagia menikah dengan aku?” aku pun menjawab dengan jeda waktu sedikit lama, “ya, bunda bahagia, ayah”. Masya Allah, seandainya suamiku tahu, besarnya rasa bahagia yang ada di dada ini lebih dari yang dia tahu. Besarnya rasa syukur ini memiliki dia cukup menggetarkan segenap hati sampai aku perlu jeda waktu untuk menjawab pertanyaannya. Hanya, aku masih belum mampu mengungkapkan secara verbal. Allah yang Maha Mengetahui segala getaran cinta yang ada di hati bunda, Allah yang Maha Mengetahui segala rasa sayang yang ada di jiwa bunda. Karena, atas nama Allah bunda mencintai ayah.
Pertama kali aku melihat suamiku adalah ketika acara ta’lim kantor kami di luar kota. Kami berdua belum mengenal satu sama lain. Hanya kesederhanaan dan wajah teduhnya sempat mampir di dalam pikiranku. Beberapa hari kemudian, aku terlibat diskusi di forum ta’lim yang difasilitasi oleh kantor kami. Di sinilah aku merasakan kuasa Allah yang sangat besar. Rupanya teman diskusi itu adalah si empunya wajah teduh tersebut. Ini aku ketahui ketika kami janjian bertemu di suatu majelis ta’lim di salah satu masjid di Jakarta. Sempat juga aku kaget ketika menemui wajah yang tidak asing itu. Setelah acara ta’lim selesai, kami sempat mengobrol selama kurang dari satu jam dan kami pun pulang ke rumah masing-masing. Tidak ada yang special pada saat itu, at all.
Namun beberapa hari kemudian, entah kenapa wajah teduh itu mulai hadir di pikiranku kembali. Ternyata hal yang sama pun terjadi di pihak sana. Kami pun sepakat untuk melakukan ostikharah. Subhanallaah, tidak ada kebimbangan sama sekali dalam hati kami berdua untuk menyegerakan hubungan ini ke dalam pernikahan. Satu minggu setelah pertemuan kami di masjid, sang calon suami pun melamarku lewat telepon. Pun tanpa ada keraguan aku menjawab YA, ketika dia mengatakan akan membawa keluarganya untuk meng-khitbah ahad yang akan datang.
Pernikahan kami terlaksana justru bersamaan dengan rencana khitbah itu sendiri. Proses yang terjadi adalah keajaiban buat kami berdua dan semua adalah kuasa Allah yang ditunjukkan kepada kami. Kami rasakan ‘tangan’ Allah benar-benar turun menolong memudahkan segala urusan. Hari H yang semestinya adalah pertemuan antar dua keluarga dalam acara khitbah, justru dilakukan bersamaan dengan akad nikah. Sujud syukur kami berdua, karena semua acara berjalan begitu lancar, dari mulai dukungan seluruh keluarga, urusan penghulu dan pengurusan surat-surat ke KUA, hanya dilakukan dalam waktu 1 hari 1 malam!!. Maha Suci Allah, hal tersebut semakin menguatkan hati kami, bahwa pernikahan ini adalah rencana terbaik dari Allah Swt dan Dia-lah Pemersatu bagi perjanjian suci kami ini. Dalam isak tangis kebahagiaan kami atas segala kemudahan yang diberikan-Nya, tak pernah putus kami bersyukur akan nikmat-Nya. Insya Allah, pernikahan kami merupakan hijrahnya kami menuju kehidupan yang lebih baik dengan mengharap ridho Allah, karena tanggal pernikahan kami selisih satu hari setelah hari Isra mi’raj.
Akhirnya setelah sekian lama aku mengembara mencari pasangan hidup ternyata jodohku tidak pernah jauh dari pelupuk mata. Suamiku adalah teman satu kantor yang justru tidak pernah aku kenal kecuali dua minggu sebelum pernikahan kami. Inilah rahasia Allah Swt yang tidak pernah dapat kita ketahui kecuali dengan berkhusbudzon kepada-Nya. Percayalah, bahwa Allah Swt adalah sebaik-sebaik Pembuat keputusan. Serahkanlah segala urusan hanya kepada Allah semata. Jika sekarang para akhwat yang sudah di atas usia kepala tiga merasa khawatir karena belum mendapatkan pasangan/jodoh, percayalah selalu akan janji Allah di dalam firman-Nya:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. (ar-Ruum:21)
Jangankan manusia, hewan dan buah-buahan pun diciptakan Allah perpasangan. Ber-khusnudzon selalu kepada-Nya bahwa, entah esok, lusa, satu bulan, satu tahun atau bahkan mungkin sepuluh tahun nanti, dengan ijin Allah, jodoh kalian pasti akan datang. Pasangan jiwa yang terbaik yang dijanjikan dan dipersatukan-Nya dalam perjanjian suci yang disebut pernikahan. Wallahu’alam bishshowab. (bunda)
makasih ya bunda buat tulisannya , karena memang benar setiap manusia tercipta ada pasangannya masing – masing. So, kenapa mesti bersedih dan tergesa – gesa untuk mencari jodoh.
Hold On…
Nih anak sebenernya Dah Nikah Pa Belon seh…??? Tulisan ni bikin bingung….
Sebenernya siapa yang diceritain? Diri sendiri pa orang laen juga…. ๐
aslm
salam kenal mbak, blogwalking sebelum tidur ๐
wew, tulisannya lumayan inspiratif, mudah2an saya bisa jadi suami yang baik buat istri saya nanti (kalo dah nikah :p)
wslm
Tulisannya bagus.., tetap semangat ya..!
memang manusia hanya bisa berencana tapi Allah SWT yang menentukannya
gue ma cewek, dari awal dah komitmen tuk menjaga hubungan sampai ke pernikahan.
dan di usiaku yang sudah 34 tentunya aku serius sama dia, bahkan kita sempet photo2 buat prewed, tapi ketika kita ada masalah trus selisih pendapat..
segala usaha untuk menyakinkan dia sudah kulakukan, tetapi Allah SWT menghendaki lain.. akhirnya kami berpisah ๐
SEMANGAT…
semua kehendak Allah SWT…
percaya bahwa Allah lebih mengetahui apa yg kita butuhkan…Allah ga akan memberikan apa yg Qt inginkan tetapi Allah akan memberikan ap yg Qt Butuhkan…
mungkin tulisan ini adalah salah satu tanda dari hasil kesabaran seorang insan menunggu jodonya. dan akhirnya smua terjawab lewat kbesaran Allah. Subhanallah. Moga bisa menjadi pemblajaran buat yg masih single untuk trus beriktiar, berdoa dan yakin lah smua pasti akan terjawab.
Jika Allah memberikan jodoh buat mu mungkin karena Dia sayang padamu
Jika Allah menunda jodoh buatmu, mungkin karena Dia ingin mengujimu
Dan jika Allah tidak memberikan jodoh sesuai yg kamu inginkan karena Dia telah memberikan rencana yang lebih indah dgn memberikan yang terbaik buatmu.
subhanallah, begitu menguatkan aku. terimakasih atas karyanya. mg jd amal sholeh.
semoga Allah terus menguatkan kita… ๐
Iya yah, Allah adalah sebaik2 pembuat keputusan.. Hehe.. Tenkyu yah..;-)
Ber-khusnudzon selalu kepada-Nya bahwa, entah esok, lusa, satu bulan, satu tahun atau bahkan mungkin sepuluh tahun nanti, dengan ijin Allah, jodoh kalian pasti akan datang. Pasangan jiwa yang terbaik yang dijanjikan dan dipersatukan-Nya dalam perjanjian suci yang disebut pernikahan.
iya, bagusssss, buangetttt
betul3, jodoh ga bakal kemana,
mau sekolah dulu ah……hehehe
tapi , tdk tergesa-gesa mencari jodoh????
maslahnya dikejar2 ki gimana nih,
mumet juga saya, hehehe
lebay….
Subhanallah!,masalah jodoh memang masalah yang paling rumit. ada yang jalannya mudah ada yang harus melewati jalan yang berlika liku. apapun yang kita alami semuanya adalah ujian dari Allah SWT, sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang sabar. tetap berhusnuzon bahwa suatu saat nanti kita pasti akan menemukan seorang pendamping hidup yang terbaik. dan ingatlah janji Allah tidak akan meleset, bahwa wanita yang baik akan mendapatkan laki-laki yang baik pula, tetap berikhtiar dan berdoa. Allahu Akbar!!!!!!!
semuanya ada di tangan Allah, dan semuanya sudah tercatat di Lauhul Mahfuds
(Sebagai) janji yang sebenarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janjiNya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. QS.30:6.
Maka terhadap nikmat Tuhanmu yang manakah kamu ragu-ragu? QS.53:55
Tulisan ini sudah lama, 20 Jun 2008, terus sekarang bagaimana kabar jodoh penulisnya? Mungkin bisa diupdate di komentar ini. Hehehe.
Alhamdulillah mas, sampai sekarang masih menunggu jodoh yang dikirimkan Allah itu datang kepada saya ๐
Ceritanya bagus mbak, cuman layout or background blognya terlalu rame, jadi agak pusing pas bacanya. klo bis abuat yang lebih simple dan menarik.
hidup adalah sebuah perjalanan..banyak hal yang akan kita temui nantinya.. semangat… !!!
Iya harus semangat dong ๐
Assalamualaikum..
Subhanallah, bergetar aku bacanya.
Umurku 38 thn, dan aku hampir marrid, tapi si dia meninggalkanku. Aku tetap yakin dengan janji ุงููููู, biar pun Di usia 39 thn ini aku merasa sedih, aku tetap hrs berusaha tegar. Doakan ya, sahabat. Untuk bertemu dengan belahan jiwa dalam keadaan tegar dan tetap terhormat.
usiaku 31, aku sbnrnya gak mslah dgn status lajangku..,cuma kurisih sama omongannya org2 yg blg GAK LAKU,,GAK ADA YG MAU,,,DITANYAI KAPAN.,..KAPAN…ANAK MANA
Hidup kan tdk hnya untuk itu……..maryam ibunda nabi isa as…buktinya menjaga ksuciannya hingga akhir hayat..ya masuk surga.
org2 tuh suka ngomporin n7kah krna nikmatnya hbgan sex…kalo aku sih msh blom mikir sex sampe skrg…blom pengen!! krna nikmatnya hnya sebentar saja dan byk yg lbh nikmat drpda hbgan sex kan……! aku yakin surat ar rum…manusia dciptakan berpasang2an,,,jodohku sdh ada..dan pasti ada..yg penting jgn ngejar2 cowok…tetep jaga kehormatan krna kita MAHAL!!!!