Deburan ombak, aroma laut, hembusan angin pantai membuatku semakin takjub akan kebesaran Allah SWT. Mentari yang perlahan-lahan muncul dari ufuk timur memberikan semangat baru di pagi yang indah tersebut. Diri ini pun bertafakur dengan alam senantiasa melafaskan puji dan syukur kepada Allah SWT.
Tim Plesiran PalTV sudah bersiap-siap sejak pukul 7. Setelah sarapan dengan menyewa perahu boat kami pun mengunjungi pulau-pulau kecil yang letaknya di kawasan pantai Tanjung Kelayang.
Pulau pertama yang kami kunjungi adalah Pulau Lengkuas. Untuk mencapai pulau ini dibutuhkan waktu sekitar 30 menit dari pantai Tanjung Kelayang. Selama di perjalanan dapat terihat batu-batu granit besar yang tersebar di lautan dengan bentuk yanganeh-aneh, air laut berwarna hijau kebiruan dan dipadu langit biru menjadi satu pemandangan yang begitu indah.
Jika melongok ke dalam lautan rasa takjub semakin menggelayut karena didalam laut pun ternyata banyak batu-batu granit, aneka terumbu karang, bintang laut, bahkan ikan pari.
Pulau Lengkuas memiliki mercusuar setinggi 62 meter yang dibangun oleh Belanda pada 1882. Terdapat jendela yang menghadap ke berbagai arah di setiap lantai mercusuar sehingga kita bisa melihat pemandangan nan indah dari berbagai arah.
Kami pun naik ke puncak mercusuar dan mengalami sensasi tak terlupakan saat naik tangga yaitu berkeringat dan ngos-ngosan. Namun setelah sampai di puncak rasa lelah itupun terbayar tunai karena dari atas mercusuar terlihat pemandangan yang sungguh luar biasa.
Di puncak mercusuar pemandangan 360 derajat ke semua arah terlihat indah dan warna biru yang mendominasi dengan pohon cantik yang menaungi pulau ini. Untuk masuk ada peraturan yakni setiap pengunjung harus cuci kaki terlebih dahulu selain itu wajib membayar 5 ribu rupiah per pengunjung.
Mercusuar dengan 19 lantai ini masih berfungsi dengan baik, saat kondisi cuaca memburuk atau hari gelap lampu suar pun lansung otomatis menyala. Fungsi dari mercu suar adalah membantu navigasi kapal laut.
Mercusuar biasanya digunakan untuk menandai daerah-daerah yang berbahaya misalnya karang dan daerah laut yang dangkal. Namun seiring dengan perkembangan teknologi, sudah banyak kapal laut yang tidak menggunakan mercu suar karena sudah menggunakan teknologi GPS (Global Positioning Satellite).
Di pulau Lengkuas terdapat penangkaran penyu. Pengunjung dapat membeli penyu tersebut seharga 30 ribu rupiah namun tidak untuk dibawa pulang tapi untuk dilepaskan. Khususnya bagi etnis tionghoa percaya dengan fangseng atau pelepas hidup yang konon jika melepaskan penyu akan mendapatkan keberkahan panjang umur dan banyak rezeki.
Setelah melihat penangkaran penyu kami pun melanjutkan petualangan kami mengeksplore keindahan bawah laut. Selain dikenal karena keberadaan mercusuarnya tak jauh dari pulau Lengkuas juga terdapat spot snorkelling dengan pemandangan alam bawah laut yang indah.
Tak sabar menunggu para crew PalTV langsung menceburkan diri ke laut dan berusaha menangkap ikan-ikan yang mendekati mereka.
Puas bersnorkeling perjalanan dilanjutkan menuju pulau Burung. Pulau ini memiliki keindahan yang tak jauh berbeda mata semakin dimanjakan dengan warna hijau bercampur biru dari air laut dan putihnya pasir pantai.
Tak terasa hari sudah beranjak siang perut sudah memaksa minta diisi. Kami pun singgah dan istirahat di pulau Kepayang. Disini kami membersihkan diri, beristirahat sambil santap siang.
Pulau Kepayang yang dulunya lebih dikenal dengan pulau babi merupakan bagian dari wisata Hope Island di Belitung. Di pulau yang banyak batu-batu granit besar. Pulau ini masih banyak hutan dengan pepohonan rimbun dan hijau. Disini tersedia penyewaan alat menyelam. Selain itu pengelola pulau ini juga memiliki cottages dan bungalow yang bisa disewa. Untuk cottages seharga Rp 250.000,- permalam dan Bungalow Rp 350.000,- permalam.
Pengelola kawasan Pulau Kepayang ini juga ikut melestarikan alam dengan melakukan penangkaran penyu. Baru dua tahun pengelola pulau Kepayang mendapatkan tanggung jawab melakukan penangkaran penyu. Tempat penangkarannya seperti kolam-kolam kecil terbuat dari semen. Kalau sudah waktunya penyu tersebut dilepas.
Untuk memberi makan pengunjung bisa menghubungi pengelola pulau Kepayang. Tak banyak penyu yang sedang dipelihara di tempat penangkaran karena sebelumnya sudah dilakukan pelepasan ke pantai.
Kalau wisatawan ingin mengadopsi penyu tinggal membayar Rp 50.000 per ekor kepada pengelola dan pembeli bisa melepaskannya di pantai dengan harapan setelah besar menjadi penyu bisa kembali dan bertelur di Pulau Kepayang. Penangkaran penyu ini sangat baik dilakukan untuk melestarikan penyu-penyu yang saat ini jumlahnya semakin berkurang.
Akhirnya kami pun menuntaskan petualangan kami di pulau-pulau kecil yang indah tersebut karena masih banyak tempat yang akan kami kunjungi.