Wisata ke Sentra Tenun Tuan Kentang Palembang

Palembang tidak hanya terkenal dengan kain songket namun juga kain jumputan yang mempesona. Wisata ke sentra tenun Tuan Kentang bisa menjadi wisata yang menyenangkan.

Menjelajahi Kekayaan Budaya Lewat Kain Jumputan

Kain jumputan adalah salah satu warisan budaya Indonesia. Kain ini dikenal karena teknik pembuatannya yang rumit dan motifnya yang memukau. Kain jumputan jadi bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya nusantara.

Asal Usul dan Sejarah Kain Jumputan

Kain jumputan memiliki akar budaya yang dalam di Indonesia, khususnya di Pulau Sumatera, Jawa, dan Bali. Istilah “jumputan” berasal dari kata “mencelupkan” atau “merumuskan”, merujuk pada teknik pembuatan kain ini yang melibatkan proses menarik dan mengikat benang untuk menciptakan pola sebelum pewarnaan.

Kain jumputan yang dijemur

Proses Pembuatan Kain Jumputan di Sentra Tenun Tuan Kentang

Saya melangkah ke Kampung Tuan Kentang untuk melihat secara langsung proses pembuatan kain jumputan yang menakjubkan. Di kampung ini, para perajin kain menjalankan produksi kain khas Palembang, terutama kain jumputan.

Kain jumputan adalah salah satu kain tradisional khas Palembang yang dibuat dengan teknik yang rumit. Proses pembuatannya memakan waktu antara 1 minggu hingga 1 bulan.

Para perajin, yang bermukim di Jalan Aiptu Wahab 15 ulu, Kelurahan Tuan Kentang, Kecamatan Seberang Ulu 1 Kota Palembang, mengawali proses pembuatan dengan memotong kain sepanjang 2 hingga 5 meter. Kemudian, kain tersebut dilukis dengan motif yang diinginkan menggunakan pensil.

Tahapan Penting: Teknik Jumputan

Kain jumputan adalah salah satu kain tradisional khas Palembang yang dibuat dengan cara menjumput dan mengikat kain lalu mencelupkan warna.

Untuk membawa pulang kenang-kenangan yang berharga dan menghasilkan kain jumputan harus melewati proses yang memakan waktu pembuatan sekitar 1 minggu hingga 1 bulan lamanya.

Cara Pembuatan Kain Jumputan

Tahapan pertama adalah memotong kain mulai dari 2 meter hingga 5 meter. Setiap tahapan yang cukup rumit ini sebanding dengan hasil kain jumputan tersebut.

Selanjutnya kain yang sudah dipotong ini dilukis sesuai dengan motif yang diinginkan menggunakan pensil.

Tahapan berikutnya adalah mengikat kain satu per satu sebelum proses pewarnaan dimulai.

Teknik Jumputan
Teknik Jumputan

 

Kemudian kain yang sudah dilukis tersebut diikat satu persatu. Setelah itu barulah melalui proses pewarnaan dimulai.

Proses pewarnaan bisa dilakukan dengan teknik pencelupan, dikuas dengan naptol, disemprot dengan obat dyrex ataupun digabung ketiganya.

Setelah direbus dan dicuci dengan air bersih, kain yang sudah diwarnai dikeringkan di bawah sinar matahari. Itu hanya sebagian dari proses yang rumit ini.

Kain dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan zat warna. Setelah ditiriskan barulah ikatan kain tersebut dilepas, dan kain yang sudah diwarnai itu pun dijemur.

Menelusuri Warisan Budaya di Sentra Tenun Tuan Kentang Palembang

Saya berkesempatan bertemu dengan Kusnadi, seorang pemuda berusia 25 tahun yang mewarisi bisnis kain jumputan Palembang milik orangtuanya. Bisnis yang sudah berdiri sejak 27 tahun lalu ini, dikenal dengan nama Salsabila.

Meski masih muda, Kusnadi memiliki tekad kuat untuk melestarikan warisan leluhur Palembang. Di samping menjual kain jumputan di butik langganan dan griya kain Tuan Kentang, Kusnadi juga melayani pesanan langsung dari para pengrajin.

Kusnadi memiliki niat yang luhur untuk melestarikan warisan leluhur Palembang. Dari Kusnadi, saya tahu jika kain jumputan yang saya pakai merupakan motif lereng dengan teknik semprot dan berasal dari Salsabila juga.

Pasalnya selain bisa memesan ataupun membeli langsung dari pengrajin. Kusnadi juga menjual kain di butik langganan Dan griya kain tuan kentang. Ada lebih dari 50 motif yang bisa ditemui, baik motif klasik maupun motif yang sudah dimodifikasi seperti motif titik tujuh khas Palembang, motif mahkota, motif polos, motif jelujuran dan masih banyak lagi.

Sentra Tenun Tuan Kentang Kain Jumputan

Kini ada 30 orang tetangganya yang ikut bekerja bersamanya. Sedikitnya 200 hingga 300 lembar kain jumputan berhasil diproduksi setiap harinya.

Karena bisnis kain jumputan ini banyak tetangganya yang juga ikut terjun menggeluti bisnis serupa.

Sentra Tenun Tuan Kentang Kain Jumputan

Bahkan ada perajin dari Kalimantan yang ikut belajar membuat kain jumputan di gallery Salsabilla ini. Saat ini sudah menghasilkan produk jumputan sendiri dan banyak diminati di Kalimantan.

Galeri Sentra Tenun Tuan Kentang

Pemerintah kota Palembang telah mengakomodasi para perajin kain tradisional Palembang dengan mendirikan Griya Kain Tuan Kentang. Galeri ini menjadi pusat pemasaran kain-kain cantik yang diproduksi oleh para perajin di kampung ini.

Galeri ini menjadi wadah pemasaran kain-kain cantik yang diproduksi oleh para perajin di kampung Tuan Kentang ini. Tidak hanya kain jumputan, disini juga dijual kain lain seperti kain songket, kain tajung hingga batik Palembang.

Disini para perajin bisa memamerkan karya mereka baik yang masih dalam bentuk kain, ataupun yang sudah dibuat menjadi baju. Kain jumputan sendiri menjadi salah satu jenis kain paling laris diperjual belikan karena dalam proses pengerjaannya, kain ini mengandung nilai keunikan dan kerumitan tersendiri.

Motif dan warna yang cantik juga menjadi salah satu daya tarik orang untuk membeli. Kain yang diperjualbelikan disini, bisa didapatkan dengan harga bervariasi mulai dari 100 ribu hingga 500 ribu rupiah.

Berwisata Sambil Belajar Budaya Lokal

Sentra tenun Tuan Kentang bukan hanya destinasi wisata biasa, tetapi juga merupakan pengalaman yang memperkaya pengetahuan tentang warisan budaya Palembang. Dengan keunikan teknik pembuatannya dan keindahan motifnya, kain jumputan menjadi daya tarik utama bagi wisatawan.

Sudah siap merencanakan liburan ke Palembang, jangan lewatkan kesempatan untuk berkunjung ke sentra tenun Tuan Kentang. Selain menikmati keindahan kain jumputan, juga bisa belajar langsung dari para perajin.

22 thoughts on “Wisata ke Sentra Tenun Tuan Kentang Palembang”

  1. mba habis dateng dari sana borong kainnya nggak? asli cakep cakep banget yang warna pastel tuh bisa dipake buat bikin dress, atau rok panjang, harganya terjangkau juga ya start 100k, terjangkau banget sambil melestarikan hasil karya bangsa sendiri

    Reply
  2. waaah, semua warna warni kainnya cantik banget yaaa, pengen banget belajar tenun tuang kaya gini deh, udah lama penasaran, dulu pernah liat juga di tv yang di celup celup pewarna gitu dan hasilnya bagus banget <3

    Reply
  3. Motif tenunnya cantik2 banget kak, warnanya pun bagus. Pengen juga sih aku sesekali lgsg ke pengrajin gt sekaligus liat proses pembuatannya

    Reply
  4. Pembuatannya serumit itu yah ternyata, wajar kalau koleksinya juga pasti limited edition yah mbak. Cantik deh kain yang warnanya hijau itu, kesannya adem banget ngeliatnya..

    Reply
  5. Terkadang suka kesal kalau mau beli kain tenun tapi kok mahal, tapi setelah liat blog kakak jadi ngerti sekarang kenapa bisa semahal itu, karena kita juga harus menghargai bapak ibu pengrajin tenun, belum lagi buatnya emang susah. Ya Allah terkadang aku ngerasa bego sama diriku sendiri

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Translate »
HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com