Rasa itu …

love1

Apakah rasa itu ?

Kamu tahu apa rasa itu ?

Kamu tahu apa rasanya ?

Suka ?

Kagum ?

Cinta ?

Atau apa …

Ahhh… rasa itu selalu saja datang tiba-tiba, tidak pernah memberitahu sebelumnya. Bahkan saat datang pun rasa itu tak pernah merasa perlu untuk mengetuk pintu atau mengucap salam. Tahu-tahu, rasa itu sudah berada di dalam rumah hatiku …

love

Apakah rasa itu benar ?

Bagaimana jika rasa itu salah ?

Apakah rasa itu memang salah ?

Aduh… kenapa ini ?

Satu sisi hatiku ingin merasakannya, membuatku mengabaikan nurani, tapi disisi hatiku yang lain … melarangku untuk mendekat dan merasakannya.

Rasa itu memang sudah “Mewarnai Dinding” hatiku dengan warna-warna pastel yang lembut. Bahkan melukis hatiku dengan beragam gambar dan kenangan indah itu. Ada senyumannya, ada matanya, ada canda tawanya dan semuanya membuat langit malamku semakin berbintang.

Apa ini … rasa ini menggelitik, apakah aku Rindu dan kangen untuk bermain dengan rasa itu yang selalu punya hadiah kejutan. Rasa Dibutuhkan, Diperhatikan, Percaya, Kesabaran, Aman, Nyaman, Pengertian, Ketenangan, Kedamaian, Tawa, Pujian, Semangat, Mimpi, Harapan. Tapi rasa yang terbesar dan tercantik dari segalanya adalah Bahagia.

Rasa yang terakhir yang kusuka, karena ia selalu berhasil membuatku merasa menjadi wanita tercantik, terpintar, terhebat, dan paling luar biasa di dunia. Dan rasa itu selalu berhasil membuatku merasa begitu berharga.

Tapi ada kalanya, rasa itu juga memikul bungkusan-bungkusan hitam berisi Marah, Kecewa, Cemburu, Posesif, Pengkhianatan, Sakit, hingga berujung pada Pertengkaran karena ada Curiga, Egois, Keras Kepala, Kekanak-kanakan, Pengecut, Dusta, Kata-kata Menyakitkan, Sikap Dingin, dan Luka. Tak hanya itu, selalu ada berember-ember air mata karenanya.

Meski begitu, toh ada kalanya rasa itu tetap harus pergi menghapus semua lukisan warna-warni di dinding-dinding ruang hatiku dengan warna abu-abu yang kusam. Tak peduli berapapun kerasnya diriku berteriak, dan menangis memohonnya tinggal, rasa itu akan tetap bersikeras pergi.

Saat-saat seperti itulah Waktu akan bersikap sangat bersahabat padaku. Dengan sabar dan penuh pengertian, ia akan membantuku bangkit saatku jatuh, menghapus air mataku, dan menemani di malam sunyi saatku sesak napas. Waktu akan mengelusi dada dan punggungku selama berjam-jam lamanya. Sampai aku terlelap karenanya… .

Waktu akan terus menemaniku, mengajariku tertawa dan bersenang-senang, belanja, nonton film, menulis sepanjang hari, bermain-main keliling dunia dan bertemu orang baru. Kata Waktu, mungkin dari merekalah aku bisa kembali menemukan Cinta. Untuk kemudian, kembali bersahabat dengannya.

9 thoughts on “Rasa itu …”

  1. Surprisingly positive job, this article in fact should get only compliment critics. Especially I loved the last step. Yes, the increased inches around your waist may well actually get a concern.

    Reply
  2. Seriously liked this one particular, maintain up the good writing!I’ve been following your website for 2 days now and I should tell you I get tons benefits from your post. and now how do I subscribe to your blog?

    Reply
  3. Hi,just found your Blog when i google something and wonder what web hosting do you use for your web site,the speed is more faster than my website, i really need to know it.will back to check it out,thanks!

    Reply
  4. This blog rocks! I gotta say, that I read a lot of blogs on a daily basis and for the most part, people lack substance but, I just wanted to make a quick comment to say I¡¯m glad I found your blog. Thanks,A definite great read¡­

    Reply
  5. Cool blog! I dont think Ive seen all the angles of this subject the way youve pointed them out. Youre a true star, a rock star man. Youve got so much to say and have a lot of knowledge about the subject that I think you should just teach a class about it…HaHa!

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Translate »
HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com