Saat ini gerakan untuk lestarikan hutan terus digaungkan, tidak hanya dilakukan oleh Pemerintah, NGO, organisasi, komunitas hingga kelompok masyarakat.
Lestarikan Hutan: Sebuah Gerakan untuk Masa Depan
Salah satu langkah untuk melestarikan hutan adalah acara Forest Talk with Bloggers yang diselenggarakan oleh Yayasan Doktor Sjahrir dan The Climate Reality Project Indonesia. Acara yang berlangsung di Kuto Besak Theatre Palembang pada 23 Maret 2019 ini merupakan langkah penting dalam upaya pelestarian hutan, mengajak para peserta untuk lebih peduli terhadap hutan dan dampaknya terhadap perubahan iklim.
Forest Talk With Bloggers
Palembang menjadi kota kedua setelah sebelum Forest Talk With Bloggers digelar di Jakarta pada 9 Februari 2019 lalu. Acara yang dikemas dalam bentuk talkshow interaktif ini mengangkat tema “Menuju Pengelolaan Hutan Lestari”.
Manager Climate Reality Indonesia, DR. Amanda Katili Niode mengungkapkan kota pempek ini menjadi prioritas pelaksanaan diskusi ini karena ibukota Sumatera Selatan ini pernah melalui masa sulit saat menghadapi kebakaran hutan dan lahan yang cukup parah.
Selain itu ternyata di Palembang, ada banyak dunia usaha yang kreatif memanfaatkan hasil hutan dan alam tanpa mengusik pohon dan hutan.
Sebagai organisasi nirlaba, Yayasan Doktor Sjahrir yang fokus pada masalah pendidikan, kesehatan dan lingkungan, sejak dua tahun terakhir sudah melakukan berbagai diskusi tentang pengelolaan hutan. Hal ini merupakan bentuk dukungan untuk bersama-sama menyelesaikan permasalahan perubahan iklim khususnya yang terjadi di Indonesia.
Organisasi yang fokus dalam perubahan iklim, The Climate Reality Project Indonesia sudah merangkul lebih dari 300 relawan di Indonesia yang berasal dari berbagai kalangan mulai dari pengusaha, tenaga pendidik, atlet, kalangan profesional, seniman, mahasiswa, pelajar, hingga pemuka agama.
Akibat Perubahan Iklim dan Pentingnya Pelestarian Hutan
Perubahan iklim merupakan ancaman serius yang diakibatkan oleh aktivitas manusia seperti kebakaran hutan, industri, dan alih fungsi lahan. Deforestasi, atau hilangnya hutan karena perubahan fungsi lahan, telah menyebabkan penurunan kualitas lingkungan, seperti kebakaran hutan, banjir, dan tanah longsor.
Dr. Atiek Widayati dari Tropenbos Indonesia mengungkapkan bahwa deforestasi di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Untuk mengatasinya, diperlukan tindakan nyata dalam mengembalikan fungsi hutan, seperti pengelolaan lanskap berkelanjutan dan rehabilitasi lahan. Berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi, dan masyarakat, sudah mulai mengambil langkah untuk mengatasi masalah ini.
Mengembalikan Fungsi Hutan Melalui Ekonomi Kreatif
Salah satu solusi yang ditawarkan adalah mengembangkan ekonomi kreatif berbasis hasil hutan non-kayu. Ir Murni Titi Resdiana MBA dari Kantor Utusan Khusus Presiden Bidang Pengendalian Perubahan Iklim menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam memanfaatkan hasil hutan non-kayu, seperti rotan, lontar, dan jati, yang bisa menjadi bahan baku untuk produk unggulan.
Produk-produk seperti furniture dari rotan, kerajinan tangan dari lontar, dan pewarna alami dari daun jati kini semakin diminati. Di ajang seperti Eco Fashion Week, berbagai produk fashion berbahan serat alami, seperti serat bambu dan nanas, mulai mendapat perhatian global.
Menanam Pohon Untuk Ekonomi Kreatif
Kebijakan mendukung ekonomi kreatif diperlukan untuk meningkatkan nilai hasil hutan bukan kayu. Menurut Ir Murni Titi Resdiana MBA dari Kantor Utusan Khusus Presiden Bidang Pengendalian Perubahan Iklim, potensi hasil hutan bukan kayu di Indonesia sangat besar sekali. Sehingga harus dibudidayakan pohon-pohon yang digunakan sebagai bahan baku produk unggulan agar meningkatkan ekonomi kreatif bagi masyarakat.
Tidak banyak yang mengetahui jika pohon bisa menjadi sumber serat, sumber pewarna alami, bahan kuliner, furniture, perabotan, kerajinan tangan hingga minyak atsiri. Sebagai contoh rotan yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan furniture hingga produk fashion. Ada juga pohon lontar yang menjadi bahan baku kerajinan tangan hingga produk fashion.
Lestarikan Hutan dengan Eco Fashion
Ada juga pohon jati yang dimanfaatkan dari batangnya untuk produk furniture hingga daunnya untuk bungkus makanan dan bahan pewarnaan alami. Untuk bahan pewarnaan alami sendiri sangat banyak mulai dari kulit secang, indigovera, akar mengkudu, jelawe hingga jambal. Seperti yang dilakukan oleh beberapa pengrajin kain tradisional yang mulai menggunakan pewarna alam agar produknya bisa diekspor keluar negeri. Selain itu pewarna alam ini juga aman bagi kesehatan.
Kini sudah mulai banyak pelaku usaha yang memanfaatkan serat pohon sebagai bahan baku produk fashion mulai dari serat bambu, serat nanas hingga serat pelepah pisang. Karena potensi yang besar hasil karya produk fashion ini sudah memiliki pasar tersendiri dan sudah digelar dalam ajang Eco Fashion Week.
Kontribusi Masyarakat dalam Pelestarian Hutan
Tidak hanya para pengusaha, masyarakat pun bisa berperan dalam melestarikan hutan dengan tidak menebang pohon sembarangan dan memanfaatkan hasil hutan secara bijak. Misalnya, produk-produk dari Galeri Wong Kito yang menggunakan pewarna alami untuk kain tradisional Palembang seperti kain jumputan dan eco print, kini telah berhasil menembus pasar internasional.
Pewarna alami digunakan di produk kain khas Palembang seperti kain jumputan, kain tajung maupun kain eco print telah mendapat tempat di hati pecinta fashion. Anggi, sang pemilik Galeri Wong Kito ini mengaku sudah memasarkan produknya hingga ke luar negeri. Sebelum mengenal pewarna alam, Anggi menggunakan pewarna sintesis hanya saja produknya tidak bisa menembus pasar internasional.
Galeri Wong Kito dalam event Forest Talk With Blogger ini memberikan workshop eco print. Para blogger diajak langsung untuk mengecap daun jati pada kain dengan menggunakan bahan pewarnaan alami. Daun yang dipilih sendiri merupakan daun yang masih muda dibandingkan daun yang sudah tua.
Lain lagi yang dilakukan oleh Mellin Gallery yang memanfaatkan limbah kayu sebagai usaha oleh-oleh khas Palembang berbahan dasar kayu. Karena melihat banyaknya limbah kayu yang berada di dekat rumahnya membuat Amel tergerak untuk membuat kerajinan berbahan dasar kayu.
Produk Mellin Gallery terdiri dari gantungan kunci, miniatur rumah Limas, miniatur Ampera hingga hiasan dinding berbentuk kipas. Harga produknya mulai dari Rp5000 hingga 2 juta rupiah.
Pemanfaatan hasil hutan non kayu Ini juga dilakukan oleh Desa Makmur Peduli Api yang dibina APP Sinarmas. Berbagai produk yang dihasilkan oleh desa binaan Sinarmas ini juga dipamerkan.
Sejak beberapa tahun terakhir perusahaan ini tidak hanya fokus dalam usaha mengatasi berbagai masalah perubahan iklim dengan melakukan pengelolaan hutan lestari.
Kontribusi Sinarmas Lestarikan Hutan
Dalam mengatasi perubahan iklim APP Sinarmas berkontribusi dengan melindungi hutan alam, pengelolaan lahan gambut, global supply chain hingga komitmen membentuk Desa Makmur Peduli Api.
Ada 284 desa yang dibina oleh Sinarmas menjadi Desa Makmur Peduli Api dengan melakukan berbagai hal salah salah satunya manajemen kebakaran hutan yakni dengan melakukan tindakan pencegahan kebakaran hutan.
Ada juga program pemberdayaan desa dengan meningkatkan hasil produksi pertanian, perkebunan dan perikanan agar perekonomian masyarakat desa bisa bertambah.
Ayo Lestarikan Hutan Demi Masa Depan
Acara Forest Talk with Bloggers mengingatkan kita bahwa melestarikan hutan adalah tanggung jawab bersama. Dari pihak swasta hingga komunitas lokal, semua bisa berkontribusi dalam menjaga kelestarian hutan.
Mari mulai dari diri sendiri dengan mendukung produk-produk yang ramah lingkungan dan tidak merusak hutan.
Related Posts
- 62
- 61
- 60
- 59
- 59
Sebuah langkah nyata utk melestarikan hutan nusantara.
Sangat patut diapresiasi!!
Iya Mbak langkah nyata demi masa depan
Tulisannya sangat informatif Ka saya suka
Saya sebagai pecinta lingkungan yang suka hiking ke gunung juga hutan suka ngerasa khawatir dan sedih soalnya disana suka ada pohon yg ditebang juga sampah berserakan dimana-mana
Menarik ya materinya bikin kita sadar untuk terus melestarikan bumi ini terutama menjaga hutan kita ya kak..
Hasil hutan itu banyak sekali ya. Semoga tetap lestari dan terjaga hutan kita. Karena sumber air itu sebenernya kan dari hutan.
aku suka banget lihat proses eco print nya, pengen ikutan workshopnya gitu.
tapi sejak acara ini aku mulai melek tentang lestari hutan dan apa yang bisa kita lakukan langkah kecilnya aja misal mengurangi penggunaan plastik.
Alam ternyata memberi banyak hal untuk kita ya, kita lagi yang wajib menjaganya
Bener bgt seharusnya kita harus ngerawat hutan hutan karena penting jg buat kita huhu sedih ya kadang liat kondisi hutan yg sekarant
Kadang kalau nggak ngikutin melalui informasi seperti ini yang terbayang pokoknya hutan kita masih aman nyaman aja kayak masih zaman dulu kala, padahal dalam banyak kasus ya merusak pelestariannya. Semoga tetap terjaga hutan kita
bahan pewarna alami untuk batik, pastinya menghasilkan batik dengan kualitas yang bagus dan harganyanya yang mahal….seru ya mbak, dari hutan ada banyak hasillnya yang bisa dimanfaatkan
Setuju banget untuk mengembalikan fungsi hutan.
Aku gak habis pikir, banjir, longsor melanda Indonesia yang terkenal dengan kekayaan alamnya.
Ya Allah~
Mungkin kalau langsung terjun langsung ke lapangan dan melihat sendiri kondisi alam di Indonesia ini pada miris yaa…
Uda pada gundul karena ulah manusia dan kebakaran hutan, dll.
Sediih…
Salfok sama dress yang dipake sama manekin..suka motif, model, dan warnanya ? btw, baca tulisan ini saya jadi keinget pohon mangga tetangga yang baru aja ditebang..padahal Masya Allah lebatnya ga ketulungan, 2 pohon pula yang katanya sudah 27 tahun umurnya . sedih ih..
Kreatif ya mbak barang-barang yang dipamerin setiap stand ???
Wah memang kita seharusnya dapat terus menjaga kelestarian alam kita. Produk2 lokal yang dibuat cantik2 apalgi tas nya, jd mauuuuu. Workshop pembuatan kainnya juga menarik jadi pengen belajar lagi.
Bener bngett ya hutan harus dilindungi apalg sekarang bnyk hutan gundul jd miris ngeliat nya , pdhlal bnyk hasil hutan bukan kayu bisa d manfaatkn
Selalu menarik membahas tentang masalah hutan dimana sekarang pelestarian hutan semakin kurang padahal byk bgt yg bisa kita manfaatkan dari fungsi hutan buat kehidupan kita
wah menarik nihh, acaranya seru pasti. bagus ya hasil-hasil dari pelestarian hutannya.
Super setuju dengan pelestarian hutan, apalagi untuk industri ekonomi kreatif ya mba, jadi bisa lebih peduli dengan kelestarian hutan juga jadinya
Forest talk blogger nya seru ya, selain informatif ttp pentingnya pelestarian hutan jg bnyk workshop nya.
Sangat beruntung kita yang terpilih ikut forest talk with blogger. Menambah wawasan dan sangat bermanfaat.
waaah aku naksir banget baju yang di patung, sama tas rotan nya deh, lucu banget buat ootd nih hehehe
btw setuju banget kalo kita harus mengembalkan fungsi hutan, harusdi jaga kelestariannya yaa heheh
Bagus bagus ya produknya 🙂 Sepertinya perlu banyak riset lagi soal agroforestry deh. Kita perlu makanan tapi juga perlu hutan. Semoga bisa berkesinambungan dengan baik.
Seru banget acaranya ini aku suka banget baca pas bagian ngecap daun jati di kain, iya beb penting banget ya buat jaga hutan, hutan kita uda banyak yang digunduli hiks
Aku setuju dengan konsep menjaga kelestarian hutan. Disamping itu, pola hidup juga harus ditata baik dari pemakaian kertas seperlunya hingga menghindari penggunaan plastik. Namun terkadang aku juga lupa kalau ternyata jajanan /snack yang kita beli juga banyak sekali unsur plastik yang sulit untuk didaur ulang.
Melestarikan hutan memang pasti ada kaitan nya dengan ekonomi negara kita. Talkshow yg menarik nih mba, krn berhubungan dgn industri usaha. Support deh sama program.pelestarian hutan di Indonesia
Wah langkah nyata nih buat melestarikan hutan. Ak baru tau loh kak. Mkasih banget. Informasi yang diberikan berguna banget loh.
Sebagian besar wilayah.negara kita memang hutan kan dan wajib kita menjaganya , terima kasih sharingnya makin di ingat kan untuk LBH cinta alam
Suka sedih kalo ngeliat hutan-hutan di Indonesia sekarang, emang bener ya hutan itu sangat penting untuk kehidupan manusia. Bahkan hasil-hasil hutan pun bisa dimanfaatkan, asal bijak melaksanakannya
Aku bacanha sampai merinding mba, bener banget sih ini! Kelangsungan bumi bergantung pada tangan tangan mereka. Tapi pelaku industri sendiri banyak yang belum sadar ya. Oh ya, ini sinarmas yg gagas ya padahal dulu sempat kena kasus kan mereka? Semoga bener-bener bisa membawa kebaikan kedepannya ya ?
hutan memang perlu dijaga banget ya mba. semoga semua orang sadar untuk menjaga hutan. btw eco printingnya seru banget kayaknya mbaa
Acara yang penuh manfaat dan juga sangat menarik yaa mba. Aku pengeen deh belajar eco print yang seru bangeet! Dan hasilnya juga cakep yaaa mba. Ayo kita jaga hutan kita selalu
Kita perlu ikut menjaga kondisi lingkungan juga ya agar iklim global tetap terjaga.
Tertarik nih lihat pewarnaan kain menggunakan pewarna alam. Hasil akhirnya terlihat anggun sekali.
Memiliki bahan kain yang terbuat dari pewarna alami perlu diperhatikan dalam perawatannya yang susah-susah gampang
kain jumputannya cantik banget. cuma aku jadi mikir deh itu kira-kira perawatannya gimana ya kak? mudah luntur enggak ya?
molly selalu suka usaha berbasis ekonomi kreatif. tuntutan zaman membuat kita bertahan dgn mjd lebih kreatif dan inovatif,
Super setuju dengan pelestarian hutan, apalagi untuk industri ekonomi kreatif ya mba, jadi bisa lebih peduli dengan kelestarian hutan juga jadinya, acaranya seru sekali hehehe
Kebetulan saya ikut kegiatan yg di JAKARTA. Agak miris dengan data2 yang dijabarkan
Sudah banyak kerugian dan bencana alam yang salah satu faktornya karena perubahan iklim
Seru ya acaranya bikin kita mengetahui tentang hutan di Indonesia dan juga jadi lebih peduli ke lingkungan juga.
Btw, Galery wong kito kok bajunya keren banget sih itu.
Wah, produk-produk sehari-hari kalau ada niat bisa juga dibuat tanpa merusak alam, ya. 🙂 Nice info, Kak.
Ternyata melestarikan hutan itu bisa menyelamatkan entitas lain yang ada di hutan. Lebih menghargai lingkungan rasanya perlu banget dilakukan sekarang
Seru ya mba acaranya, kita jadi tau nih perubahan iklim yang sudah ektrim di dunia darii acara forest talk ini, aku jg pernah ikut acaranya di Jakarta.