Lifestyle,  Personal

Hal Yang Paling Disesali Melewatkan Kesempatan

Visits: 384

Memang benar apa kata orang tua, penyesalan tidak pernah datang di awal dan selalu datang belakangan. Sehingga saat semuanya sudah terjadi kita hanya bisa gigit jari. Dan timbul banyak pertanyaan dalam diri kita. Kenapa kita tidak melakukannya, kenapa kita mengikuti apa kata orangtua dan masih banyak lagi. 

Satu hal yang paling saya sesali dalam hidup ini adalah melewatkan kesempatan. Begitu banyak kesempatan itu datang dalam hidup saya dan saya malah tidak melakukannya atau malah tidak mengambil kesempatan tersebut. Saat semua sudah terjadi saya baru menyadari tidak ada yang namanya kesempatan kedua. 

Bagi saya kesempatan itu hanya datang satu kali, jika pun kesempatan datang kembali semuanya tidak sama, hanya mirip tidak betul-betul sama dan serupa. Sehingga sebelum menyesal kemudia, sebaiknya jangan pernah melewatkan kesempatan dalam hidup. Menurut saya akan lebih baik kita mencoba mengambil kesempatan tersebut dan merasakan hikmah dari kesempatan yang diambil daripada melewatkannya. 

Ada banyak kesempatan yang saya lewatkan begitu saja karena terlalu mendengarkan pendapat orang lain bahkan ragu karena takut meninggalkan zona nyaman orangtua. 

1. Melewatkan Kesempatan Beasiswa S2 ke Belanda
Penyesalan terbesar saya adalah melewatkan beasiswa S2 ke Belanda, hanya karena saat itu calon suami tidak mengizinkan saya berangkat ke Belanda dengan alasan ingin menikahi saya. Alih-alih menikah, 6 bulan dari keputusan tersebut saya malah memutuskannya karena saya anggap tidak ada niat serius dia untuk menikahi saya. Bahkan dia malah menikah dengan orang lain. Hikmah yang saya ambil adalah jangan pernah menggantungkan harapan atau sesuatu pada orang lain cukup hanya kepada Allah saja kita berharap.

2. Tidak Mendaftar Haji Saat masih 20an 
Tahukah jika antrian nomor kursi haji untuk di kota Palembang harus menunggu lebih dari 17 tahun. Sehingga saya sangat menyesal kenapa saya tidak mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji di umur 20an. Seandainya saya sudah menyisihkan uang dari tunjangan atlet yang saya terima tentunya dalam 2-3 tahun lagi saya sudah bisa menunaikan ibadah haji. Alhamdulillah saya masih diberikan kesempatan dan umur, untuk mendaftar haji saat ini oleh Allah. Semoga Allah memudahkan semuanya agar bisa segera menunaikan ibadah haji.

3. Tidak menabung sejak dulu
Saya termasuk orang yang boros, begitu banyak saya membeli pakaian, sepatu, buku, skin care hingga hang out bersama teman. Padahal saya bisa menggunakan uang tersebut dan lebih berhemat agar bisa invetasi untuk masa depan. Apalagi  sepatu dan pakaian tidak akan pernah ada habisnya hanya mengikuti tren semata. Saat ini saya sudah mulai bisa mengerem pengeluaran saya dan mulai menabung. Karena saya menyadari saya harus memiliki tabungan untuk masa depan saya. 

4. Bertahan pada zona nyaman
Saya berulang kali melewatkan kesempatan pekerjaan yang saya nilai jauh lebih bagus karir dan membuka kesempatan bagi saya untuk menggapai impian. Namun akhirnya saya bertahan dengan pekerjaan saya saat ini, karena terlalu banyak mendengarkan perkataan orang lain baik orangtua, adik maupun teman saya. Untuk apa lagi, pekerjaan saat ini sudah bagus, apalagi yang mau dicari.  Dan akhirnya saya menyadari tidak ada lagi kesempatan yang sama, dan saya masih di zona yang sama. 

5. Terlambat menyadari betapa beruntungnya saya
Saat saya membaca semua diatas, saya kembali berkata kepada diri ini betapa saya merasa kurang bersyukur. Padahal sudah begitu banyak saya mendapatkan kebahagiaan di zona saat ini saya berada. Saya begitu terlambat menyadari betapa beruntungnya saya. Betapa banyak orang yang menyayangi saya, keluarga saya, ayah, ibu, adik dan keponakan saya. Bahkan banyak teman-teman yang menyayangi dan mendukungnya. Sehingga saya berpikir apakah pantas jika ada penyesalan dalam hidup saya itu tandanya saya kurang bersyukur kepada Allah yang sudah memberikan saya pelajaran kehidupan yang begitu berharga.  

Jadi masih berpikir ada hal yang harus disesali dalam hidup, semoga kita semua termasuk dalam golongan orang-orang yang pandai bersyukur ya. 

TV journalist, traveler, writer, blogger, taekwondo-in and volunteer. Bookworm, coffee addict, chocolate and ice cream lovers

4 Comments

  • Nyi Penengah Dewanti

    Alhamdulillah ya Mba Nit, selalu ada hikmah di balik semua keputusan yang pernah dipilih
    Bersyukur selalu dengan apa yang Allah berikan. Saya juga mendapatkan banyak pelajaran dari apa yang mba Nit share. Makasih mba Nit, jaga kesehatan dan terus berkarya.

  • Alma Wahdie

    Makjleb mbak. Pas baca per poinnya aku angguk-angguk. Iya juga yaaa…

    Trus las baca paragraf penutupnya, aku tertegun. IYA BANGET INI. Aku harunsnya banyak bersyukur. Makasih sudah bikin tulisan pengingat ini mbak Suzan ?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Translate »
HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com