Aku Wanita dan Kartini, ada banyak arti peringatan Hari Kartini. Bagaimana memaknai perjuangan wanita, dan pentingnya emansipasi dalam kehidupan modern. Sebuah refleksi tentang peran wanita dan impian untuk membangun diri dan keluarga.
Aku Wanita dan Kartini: Sebuah Renungan dari Sosok AKP Tri Sumarsih
Saya terinspirasi dengan AKP Tri Sumarsih yang saat ini menjadi Kapolsek IB II Palembang.
Sosok wanita satu ini, sangat mengagumkan meski sebagai perempuan dan ibu rumah tangga, namun kesan tegas, disiplin dan berwibawa begitu terasa sangat berbincang dengannnya.
Saya mengenalnya 4 tahun lalu, ketika pertama kali bergabung dengan pionir televisi lokal di Palembang -PALTV- tempatku bekerja. Meski tegas tapi saya bisa ngobrol dengan nyaman bersamanya, tanpa ada batasan.
Bahkan ketika saya usik tentang makna hari KARTINI, bagi dirinya saat ini peringatan hari Kartini seperti sekedar simbol belaka, berbeda ketika dirinya bersekolah.
Kalo boleh jujur saya sepakat dengan hal tersebut, karena saat ini banyak yang sudah tidak begitu mengenal Kartini. Jujur kalo zaman sekolah baik SD, SMP hingga SPK , diriku sangat menyukai peringatan hari Kartini, pasalnya kesan tomboy yang melekat di diriku langsung terhapuskan oleh balutan kebaya yang melekat yang diwajibkan oleh pihak sekolah.
Sosok Ibuku: Kartiniku di Rumah
Satu sosok wanita yang kukagumi adalah ibuku, namanya Aisyah, beliau adalah yang melahirkan dan membesarkan diriku. Begitu banyak perjuangan beliau untuk menjadikan kami seperti saat ini, melewati bahtera rumah tangga bersama Ayah yang boleh dibilang mirip dengan film panjang. Dan keinginan terdalamku membahagiakannya.
Wanita, Mahluk Lembut yang Diciptakan dengan Kekuatan
Berbicara soal mahkluk indah nan lembut ciptaan Allah SWT yang bernama wanita atau perempuan atau gadis yang berlambangkan ♀ ini, merupakan sosok sempurna dengan penuh kelembutan, kekuatan dan kehebatannya, serta tak lupa juga kelemahan dan kekurangannya.
Contohnya saja mitos jumlah wanita lebih banyak dari wanita padahal gak usah jauh- jauh deh berdasarkanData Statistik Penduduk Indonesia.
Mitos jumlah lelaki jauh lebih sedikit daripada wanita kadang bisa membuat para laki-laki menjadi besar kepala dan begitu sebaliknya terhadap para perempuan bisa dibuat minder dan cemas. Dari kenyataan inilah justru wanita harusnya bangga karena mereka akan diperebutkan para lelaki.
Bahkan satu bukti lagi nih dari kompas, penelitian terbaru menyebutkan perempuan ternyata lebih religius dalam berbagai cara dibandingkan laki-laki. Antara lain lebih sering berdoa dan lebih percaya kepada Tuhan.
Selain itu ternyata kesempatan hidup wanita juga lebih besar daripada laki-laki. Tapi yang terpenting Islam memuliakan kaum wanita. Hanya saja karena kurangnya ilmu pengetahuan, adat istiadat terkadang membuang kaum wanita jadi kalah dari kaum laki – laki.
Ada istilah yang sengaja mendefinisikan posisi kaum wanita “kasur, pupur, dapur” atau istilah lain “macak, masak, manak”.
Kartini dan Emansipasi: Jalan Menuju Kemuliaan Wanita
Kartini adalah simbol dari perjuangan emansipasi wanita. Berkat beliau, wanita Indonesia dapat meraih hak untuk mendapatkan pendidikan yang setara dengan pria. Hari ini, emansipasi bukan lagi sekadar tentang kesetaraan, tetapi juga tentang kemajuan dan kemuliaan wanita. Kemuliaan ini tidak hanya dilihat dari jabatan, gelar, atau status sosial.
Tetapi juga dari bagaimana wanita mampu membangun diri dan keluarganya seiring perkembangan zaman dan gebrakan dari Kartini, peran wanita di dunia ini tidak hanya sekedar untuk melayani suami di tempat tidur, melahirkan anaknya dan merias diri hanya untuk suaminya.
Sebagai seorang wanita, aku merasa memiliki tanggung jawab untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Tidak hanya ilmu akademik, tetapi juga ilmu agama dan kepribadian. Semua itu akan membuat hidup kita lebih bermanfaat, terutama jika ilmu yang kita miliki diaplikasikan dengan benar. Aku percaya, semakin banyak ilmu yang kita pelajari, semakin besar peluang kita untuk meraih kemuliaan sebagai wanita.
Memaknai Karena Aku Wanita
Kartini telah membuka jalan bagi kita, wanita Indonesia, untuk mencapai impian dan kemuliaan kita sendiri. Perjuangan Kartini bukanlah tentang menyaingi pria, tetapi tentang membangun dunia di mana wanita memiliki tempat yang setara dalam pendidikan, karier, dan kehidupan sosial.
Sebagai wanita, aku merasa beruntung memiliki panutan seperti Kartini dan AKP Tri Sumarsih, yang menunjukkan bahwa wanita bisa tegas, disiplin, dan berwibawa tanpa harus kehilangan kelembutan dan kasih sayang mereka. Ini adalah impian dan tanggung jawab kita untuk meneruskan perjuangan ini, agar wanita-wanita masa depan bisa hidup dalam kemuliaan dan kehormatan yang setara.
Related Posts
- 65
- 62
- 62
- 61Merencanakan liburan yang aman dan menyenangkan, tentu jadi tantangan tersendiri. Perencanaan yang tepat, akan membuat liburan kita berjalan lancar dan menyenangkan. Agar liburan aman dan menyenangkan, memerlukan perencanaan yang matang…
- 60