Peringatan May Day bersama para jurnalis di Palembang menjadi momentum penting dalam memperjuangkan kesejahteraan buruh, termasuk wartawan. Bagaimana peran wartawan dalam aksi solidaritas ini?
Aksi Solidaritas Wartawan Untuk May Day adalah salah satu bentuk dukungan yang diberikan oleh wartawan di Palembang untuk kesejahteraan buruh. Masih rendahnya kesejahteraan buruh termasuk wartawan menjadi perhatian khusus.
Aksi Solidaritas Wartawan Untuk May Day
Setiap tanggal 1 Mei, dunia merayakan May Day atau Hari Buruh, sebuah momen penting bagi para pekerja di seluruh dunia untuk memperjuangkan hak-hak mereka. Bagi saya, May Day kali ini terasa berbeda karena saya berpartisipasi dalam aksi solidaritas bersama puluhan wartawan di Palembang, yang tergabung dalam Solidaritas Wartawan untuk May Day.
Aksi ini dilaksanakan di Bundaran Air Mancur Palembang pada Jumat pagi. Meski terik matahari sudah mulai menyengat, semangat para jurnalis dan buruh tetap membara untuk memperjuangkan kesejahteraan bersama. Wartawan, baik dari media cetak maupun elektronik, tak hanya bertugas melaporkan peristiwa ini, namun juga turut turun ke jalan untuk menyuarakan hak-hak mereka sebagai buruh.
Wartawan Juga Buruh
Banyak yang mungkin belum menyadari bahwa wartawan juga termasuk buruh. Mereka bekerja keras di lapangan untuk mengabarkan berita, namun sering kali kesejahteraan mereka belum sepenuhnya diperhatikan. Dalam aksi ini, tuntutan para wartawan mencakup peningkatan perlindungan hukum, keselamatan kerja, hingga jaminan kesejahteraan yang layak.
Selama aksi, kami membagikan bunga kepada para pengguna jalan yang lewat di sekitar Bundaran Air Mancur. Aksi simbolik ini menggambarkan harapan untuk hubungan yang lebih harmonis antara para buruh dan pengusaha, serta menuntut perhatian lebih dari pemerintah terhadap kesejahteraan buruh.
Namun di balik aksi damai ini, tersimpan keprihatinan yang mendalam. Hukum sering kali masih berpihak kepada pihak yang kuat. Keselamatan wartawan sering kali terabaikan, dengan ancaman kriminalisasi hingga kekerasan fisik. Bahkan, beberapa waktu lalu, seorang wartawan dibunuh di Papua, menunjukkan betapa rentannya profesi ini.
Baca juga : Sebuah Catatan Usai May Day
Orasi yang Menggugah
Hal yang tak kalah mengejutkan bagi saya adalah melihat Retno Palupi, koordinator aksi, yang biasanya dikenal sebagai sosok lembut dan tenang, berubah menjadi seorang orator yang luar biasa. Dengan suara lantang, dia menyuarakan pentingnya kesejahteraan wartawan dan buruh lainnya. Semangatnya membakar semangat kami semua yang hadir di sana.
Hari itu, benar-benar menjadi momen bersejarah bagi saya. Sudah lama saya tidak ikut serta dalam aksi unjuk rasa, tapi perasaan semangat untuk perubahan tetap kuat dalam diri. Ya, ini bukan hanya soal buruh biasa, tapi tentang seluruh pekerja, termasuk wartawan, yang mengharapkan kehidupan yang lebih baik.
Perhatian Khusus Untuk Kesejahteraan Buruh
Dalam aksi ini, kami juga membagikan bunga kepada pengguna jalan yang melewati Bundaran Air Mancur. Aksi yang menyoroti tentang kesejahteraan buruh ini menjadi pengingat bagi semua orang karena wartawan juga termasuk sebagai buruh.
Jika dilihat dari upah yang diberikan dengan beban kerja dan jam kerja tentunya berbanding terbalik karena upah yang diterima wartawan sangat rendah dari semua tanggung jawab yang diberikan untuk perusahaan
Apalagi saat ini hukum masih sangat berpihak pada yang kuat, lemahnya perlindungan terhadap keselamatan wartawan saat menjalankan tugas dan ancaman kriminalisasi terhadap wartawan.
Contohnya saja ada wartawan yang dibunuh di Papua. Tentu menjadi hal miris jika semua itu dikesampingkan dan tidak dipandang oleh banyak orang.
Semangat May Day untuk Kesejahteraan Wartawan
May Day bukan sekadar perayaan tahunan, tetapi momentum penting untuk memperjuangkan hak-hak buruh, termasuk wartawan. Dalam dunia yang penuh dengan dinamika dan tantangan, kesejahteraan wartawan harus terus diperjuangkan. Mereka adalah pilar penting dalam demokrasi, yang menjaga agar informasi tetap mengalir dan publik mendapatkan fakta yang akurat.
Semoga aksi solidaritas ini bisa menjadi awal dari perubahan besar bagi kesejahteraan para jurnalis di Indonesia. Agar bisa mendapatkan hak yang layak sesuai dengan tuntutan dan risiko pekerjaan.
Jika kamu seorang jurnalis atau pekerja media yang merasakan hal serupa, jangan ragu untuk ikut memperjuangkan hak-hakmu. Bersatu bersama rekan-rekan seprofesi dan suarakan aspirasimu di Hari Buruh berikutnya.
Related Posts
- 64
- 62
- 62
- 61
- 58
sayangnya di Indonesia gak libur pas hari buruh.
happy may day!
mbak…bukan jawanis…tapi hardcore…hahaha
hahahhahahahha… I’m still javanis women and really hardwork