Seandainya Saya Jadi CEO Grup Bakrie

Seandainya saya jadi CEO Grup Bakrie. Suatu ide yang tak pernah terlintas di kepala saya. Tapi saya merasa tertantang untuk memberikan pola pemikiran saya untuk kemajuan perusahaan Bakrie & Brothers. Siapa yang tidak mengenal Grup Bakrie dengan segala dedikasi bisnis yang dikuasainya yang ikut menopang pembangunan bangsa Indonesia.

Seandainya Saya Jadi CEO Grup Bakrie

Perusahaan Bakrie & Brothers mengawali sejarah panjang sebagai perusahaan perdagangan komoditas umum pada tahun 1942 oleh almarhum Achmad Bakrie. Kini bisnis Bakrie & Borthers mencakup industri agribisnis, pertambangan, telekomunikasi, minyak & gas, infrastruktur, real estat dan konstruksi.

Bakrie & Brothers kini terus mengukir sejarah perusahaan, tak terasa sudah 70 tahun, grup besar ini meningkatkan kapasitas produksi dan meningkatkan kualitas di semua unit bisnis dalam guna memenuhi standar internasional dan efektif bersaing di pasar global.

A. Latar Belakang

Setiap produk yang diproduksi oleh Bakrie & Brothers sesuai dengan standar kualitas produk internasional. Reputasi tak tertandingi untuk kualitas menjadi faktor yang menentukan cepatnya ekspansi perusahaan baik klien domestik maupun internasional.

Produk yang dikembangkan dan diproduksi oleh Bakrie & Brothers menjadi komponen utama dari sistem infrastruktur dan telekomunikasi di Australia, Brunei, Kanada, Cina, Dubai, Inggris, Mesir, Perancis, Jerman, Iran, Italia, Jepang, Kuwait, Malaysia, Meksiko, Belanda , Filipina, Singapura, Amerika Serikat, Uzbekistan, dan Vietnam.

Kepentingan komersial Bakrie & Brothers dibagi menjadi tiga bidang utama bisnis. Sektor Infrastruktur mendukung percepatan program infrastruktur pemerintah dengan memaksimalkan fasilitas produksi perusahaan dan meningkatkan ekspor dengan membangun kerjasama dengan perusahaan internasional terkemuka.

Sektor ini juga bertujuan untuk meningkatkan reputasi perusahaan dengan memenuhi dan melebihi persyaratan kualitas yang ditetapkan oleh regulator internasional. Dukungan infrastruktur perusahaan termasuk Minyak dan Gas, EPC, Baja, Perumahan & Struktur dan Komponen Auto.

Sektor telekomunikasi Bakrie & Brothers berkomitmen meningkatkan pemasaran produk dan jasa dengan memperluas jaringan komunikasinya di daerah berpenduduk paling padat. Sektor telekomunikasi Bakrie melayani sebagai penyedia jaringan, penyedia servis telekomunikasi dan kontraktor untuk proyek-proyek sistem integrasi.

Sektor perkebunan Bakrie & Brothers adalah produsen terkemuka kualitas tinggi dari kelapa sawit, karet, dan karet alam. Bahan baku datang langsung dari perkebunan sehingga selalu mendapatkan produk kualitas yang paling tinggi yang dihasilkan secara konsisten.

Inti bisnis masing-masing anak perusahaan dan divisi yang lebih luas dari Bakrie & Brothers didukung oleh kekuatan bisnis utama yang beroperasi 70 tahun lamanya, mulai dari Coal (Bumi Resources), Agribusiness (Bakrie Sumatera), Telecom (Bakrie Telecom), Oil & Gas (Enegeri Mega Persada), Property (Bakrieland), Metal (Bakrie Metal), dan Infrastructure (Bakrie Indo Infrastructure) dengan basis klien multinasional, reputasi kualitas dan servis, tenaga kerja lebih dari 10.000 karyawan, dan aset bagi negara.

B. Analisis SWOT

Berdasarkan wikipedia, analisis SWOT adalah adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.

Sebagai CEO PT Bakrie and Brother Tbk, analasis SWOT menjadi satu hal kebijakan yang akan saya ambil . Dengan memetakan analisis SWOT PT Bakrie and Brother Tbk guna meraih kesuksesan lebih besar lagi di masa mendatang.

1. Strengths (kekuatan)

Kekuatan PT Bakrie and Broter Tbk sebagai perusahaan besar dan sangat berpengaruh dalam perekonomian Indonesia dimulai dari sejak berdiri di tahun 1942 PT Bakrie and Brother Tbk yang kini semakin matang diusianya 70 tahun. Pengalaman selama 70 tahun mengarungi samudera bisnis menjadi kekuatan utama yang dimiliki PT Bakrie and Brother Tbk. Sebagai perusahaan besar, PT Bakrie and Brother Tbk didukung managemen Tim dan ahli investasi yang mumpuni di bidangnya, mulai dari pengembangan bisnis, hingga eksekusi.

a. Pertambangan

Seandainya Saya Jadi CEO Grup Bakrie
Pertambangan, Sumber Foto: http://www.bakrie-brothers.com/

PT Bumi Resources Tbk (Bumi) go public di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia) pada tahun 1990. Sejak memutuskan mengubah bisnis intinya dari hotel dan pariwisata menjadi bidang minyak, gas alam dan pertambangan pada RUPSLB 13 Agustus 1998. Dan selanjutnya mengakuisisi Gallo Oil (Jersey) Ltd pada tahun 2000, Arutmin Indonesia pada tahun 2001, dan PT Kaltim Prima Coal (KPC) tahun 2003. KPC dan Arutmin memiliki 34% dari pangsa pasar ekspor batubara Indonesia pada tahun 2007. Pertambangan KPC adalah tambang batubara terbesar ekspor-2 di dunia. Bumi berencana untuk diversifikasi usaha dan pendapatan portofolio dengan memasukkan daerah pertambangan seperti tembaga, emas, bijih besi dan coal bed methane. Bahkan Bumi mencetak prestasi dengan mengakuisisi sebuah perusahaan Australia, Herald Resources Ltd pada tahun 2008 yang beroperasi Dairi Proyek di Sumatera Utara – sebuah tambang seng dan timbal.

b. Agribisnis

Seandainya Saya Jadi CEO Grup Bakrie
Agribisnis, Sumber foto: http://www.bakrie-brothers.com/

PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (BSP) yang memulai perusahaan perkebunan karet di tahun 1911, dengan nama NV Hollandsch Amerikaanse Plantage Maatschapij dan berubah nama menjadi Uniroyal Sumatera Plantations saat PT Bakrie & Brothers mengakuisisi di tahun 1986. Sejak mulai ekspansi ke bisnis kelapa sawit dengan membentuk proyek Greenfield, kini perusahaan ini terus berkembang pesat. Pada akhir 2008, total area perkebunan sekitar 90.643 hektar kelapa sawit dan 18.827 hektar karet. Fasilitas produksi perusahaan terdiri dari pabrik kelapa sawit dengan total kapasitas 390 ton TBS / jam dan tanaman pengolahan karet dengan kapasitas gabungan sekitar 81.340 tpa. Saat ini semua produksi minyak sawit dan berbagai produk karet BSP diserap oleh pasar domestik dan ekspor yang kuat.

c. Minyak dan Gas

PT Energi Mega Persada Tbk (EMP) memiliki dan mengoperasikan aset minyak dan gas di seluruh Indonesia. Pada Agustus 2004, EMP secara tidak langsung mengakuisisi 100% kuasa pertambangan di Kangean PSC. Diikuti Januari 2006, EMP mengakuisisi PT Tunas Harapan Perkasa yang terdiri dari 5 operasi minyak dan aset gas. Perkembangan EMP semakin pesat, meningkatkan posisi gearing untuk mendukung kebutuhan modal kerja. Pada bulan Juni 2007, EMP membentuk aliansi strategis bekerja sama dalam eksplorasi gas aset (Suci KSO) dengan PT Indelberg Indonesia Perkasa dan Pertamina. Pada bulan Maret 2008, EMP memperoleh persetujuan dari pemegang saham untuk mencairkan sahamnya di Lapindo Brantas Inc dari sebelumnya 100% menjadi 0.01%. Selanjutnya, pada bulan April 2008, EMP mengakuisisi Tonga PSC. Hari ini, EMP mengoperasikan minyak dan aset gas di Indonesia dengan cadangan minyak dan gas dari 363 mmboe. Selama tahun 2008, rata-rata 25.100 boepd minyak dan gas dihasilkan EMP.

d. Telekomunikasi

Seandainya Saya Jadi CEO Grup Bakrie
Telekomunikasi, Sumber foto: http://www.bakrie-brothers.com/

PT Bakrie Telecom Tbk (BTel) adalah jaringan penyedia layanan yang mobilitas terbatas FWA, melalui produk-produk seperti Esia, Wifone, EsialTel, dan Wimode. BTel telah mengembangkan bisnis dan organisasi berdasarkan model budget operator, menawarkan “Produk Lebih Baik dengan Harga yang lebih rendah” melalui strategi inovasi yang berfokus pada pelanggan. Berdiri tahun 1993 dengan nama PT Radio Telepon Indonesia (Ratelindo). BTel meluncurkan Esia dengan teknologi CDMA 2000-1x di Jakarta, Jawa Barat, dan Banten pada akhir 2003. BTel menjadi perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) pada tahun 2006. Setelah menerima ijin menyediakan jasa telekomunikasi nasional tetap nirkabel, BTel mulai mengembangkan usahanya secara nasional pada tahun 2007. BTel telah memperoleh lebih dari 8 juta pelanggan di 64 kota di Indonesia.

e. Property

Seandainya Saya Jadi CEO Grup Bakrie
Property, Sumber foto: http://www.bakrie-brothers.com/

PT Bakrieland Development Tbk mengakuisisi 73,48% saham Bakrie Swasakti Utama pada tahun 2004. Saat ini, Bakrieland merupakan perusahaan pengembang kawasan terpadu yang berfokus pada pengembangan properti dan proyek properti lainnya di Indonesia. Dengan memanfaatkan pasar di BEI sebesar Rp1.43 miliar di akhir tahun 2008, itu menegaskan Bakrieland sebagai salah satu perusahaan kapitalisasi pasar tertinggi di sektor properti. Sebagai pengembang superblok terbesar dan pertama di daerah bisnis utama di Jakarta, Rasuna Epicentrum Kuningan, Bakrieland juga telah berhasil mengembangkan berbagai proyek properti kota, kawasan perumahan, hotel dan resor kelas dunia di beberapa lokasi strategis dan bergengsi di Indonesia, serta infrastruktur lainnya dan bisnis properti terkait. Semua proyek Bakrieland memiliki karakteristik ramah lingkungan.

f. Logam

Seandainya Saya Jadi CEO Grup Bakrie
Metal, Sumber foto: http://www.bakrie-brothers.com/

PT Bakrie Metal Industries (BMI) yang didirikan pada 2008 sebagai induk perusahaan dari Bakrie and Brothers, mengelola semua perusahaan logam produk dan bisnis konstruksi berat. BMI menghasilkan campuran produk yang luas, termasuk rangkaian lengkap pipa baja dan fabrikasi, teknik dan jasa konstruksi kelas dunia, baja, bahan bangunan dan bahan besi cor. Fasilitas produksi BMI dilengkapi peralatan pabrik terbaru, sistem kualitas kontrol terkomputerisasi, dan proses otomatis, menghasilkan produk sesuai dengan standar internasional tertinggi. Produk BMI ini sangat diminati baik domestik maupun internasional, dengan klien seperti Jasa Marga, Pertamina, Perusahaan Gas Negara, Caltex, Gulf Resources, Amtrade Internasional, dan ConocoPhilliips.

g. Infrastruktur

Seandainya Saya Jadi CEO Grup Bakrie
Infrastruktur, Sumber foto: http://www.bakrie-brothers.com/

PT Bakrie Indo Infrastructure (BIIN) didirikan pada 2008 dan dimiliki sepenuhnya oleh Bakrie & Brothers. Kini memegang aset infrastruktur di Indonesia dan bertujuan untuk berinvestasi dalam proyek pertumbuhan yang menjanjikan dan sangat infrastruktur seperti proyek pembangunan jalan tol, pembangkit listrik, infrastruktur, minyak & gas dan telekomunikasi. Dengan pengalaman luas dan keahlian, BIIN memposisikan diri untuk memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Saat ini, proyek BIIN adalah seperti PLTU Tanjung Jati A dan Cimanggis-Cibitung jalan tol.

Sumber kekuatan lain yang dimiliki oleh Grup Bakrie adalah dukungan lebih dari 10.000 karyawan yang berjuang bersama untuk kebesaran dan kesuksesan Grup Bakrie.

Kekuatan yang lain adalah peningkatan margin yang terjadi setiap tahunnya bisa memberikan keyakinan bagi para investor yang ingin menanamkan investasinya. Hal ini dapat dilihat dari financial statement.

Seandainya Saya Jadi CEO Grup Bakrie
Financial Highlight, Sumber foto: http://www.bakrie-brothers.com/investor_relation/financial_highlight/

2. Weakness (kelemahan)

Meskipun perusahaan besar namun tentu saja PT Bakrie and Brother Tbk masih memiliki kelemahan yang harus segera diatasi. Sebagai perusahaan yang bertaraf nasional dan memiliki banyak anak perusahaan membutuhkan managemen yang baik dan tentunya juga koordinasi yang baik antar sesama anak perusahaan. Komunikasi menjadi hal penting dalam menunjang bisnis grup Bakrie. Sistem pembayaran hutang yang masih belum sempurna mempengaruhi citra perusahaan, begitupun dengan kasus yang dialami seperti tragedi Lapindo menjadi kelemahan yang harus segera diatasi.

Seandainya Saya Jadi CEO Grup Bakrie
Bakrieland, Sumber Foto: http://www.bakrieland.com/

a. Pertambangan

PT Bumi Resources Tbk (Bumi) yang akan melakukan diversifikasi usaha dan meningkatkan pendapatan portofolio dengan memasukkan daerah pertambangan seperti tembaga, emas, bijih besi dan coal bed methane. Sumber daya alam merupakan energi yang tak terbarukan, sehingga ada masa dimana sumber daya alam tersebut akan habis. Selain itu, masih kurangnya tenaga ahli untuk memetakan wilayah yang bisa menjadi kawasan pertambangan. Seperti contoh kasus PT Lapindo Brantas melakukan pengeboran kilang minyak di Sidoarjo berdampak fatal bagi perusahaan dan penduduk di wilayah tersebut.

b. Agribisnis

PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (BSP) dengan total area perkebunan sekitar 90.643 hektar kelapa sawit dan 18.827 hektar karet. Area perkebunan ini membutuhkan peremajaan, karena lahan tersebut semakin tahun akan semakin menurun produktivitasnya begitupun dengan pohon kelapa sawit ataupun karet yang ikut tua dan perlu diremajakan. Kondisi alam dan cuaca akibat pengaruh pemanasan global juga menjadi salah satu pemicu akan terjadinya penurunan produksi. Pabrikasi produksi perusahaan juga akan terus menurun jika tidak ada perawatan yang maksimal.

c. Minyak dan Gas

PT Energi Mega Persada Tbk (EMP) yang mengoperasikan aset minyak dan gas di seluruh Indonesia juga harus ikut memperhatikan cadangan minyak dan gas yang saat ini kian menipis. Apalagi karena minyak dan gas merupakan energi yang tidak terbarukan, apabila terus menerus diambil tanpa mencari alternatif kawasan lain akan mempengaruhi kinerja perusahaan.

d. Telekomunikasi

PT Bakrie Telecom Tbk (BTel) sebagai jaringan penyedia layanan yang mobilitas terbatas FWA, melalui produk-produk seperti Esia, Wifone, EsialTel, dan Wimode masih memiliki kelemahan, karena notabene hampir seluruh masyarakat Indonesia menggunakan layanan berbasis GSM. Selain itu masih banyak kekurangan kualitas layanan di daerah terpencil karena masih kurangnya ketersediaan pemancar.

e. Property

PT Bakrieland Development Tbk sebagai perusahaan pengembang kawasan terpadu yang berfokus pada pengembangan properti dan proyek properti lainnya di Indonesia. Bakrieland masih memiliki kekurangan karena tidak melirik kepada pengembangan property untuk masyarakat ekonomi menengah kebawah ataupun masyarakat berpenghasilan rendah. Padahal sektor ini menjanjikan dan tidak akan mendapatkan masalah dalam pembiayaan seperti kredit macet layaknya konsumen besar.

f. Logam

PT Bakrie Metal Industries (BMI) yang mengelola semua perusahaan logam produk dan bisnis konstruksi berat. Kini haruslah mulai melirik kepada produk logam untuk rumah tangga, karena hal ini menjadi layak dipertimbangkan dengan pangsa pasar yang besar, pasar rumah tangga cukup potensial untuk dilirik.

g. Infrastruktur

PT Bakrie Indo Infrastructure (BIIN) layak berinvestasi dalam proyek pertumbuhan infrastruktur seperti proyek pembangunan jalan tol, pembangkit listrik, infrastruktur, minyak & gas dan telekomunikasi di seluruh wilayah Indonesia. Karena selama ini masih berbasis di Jawa. Padahal perusahaan ini sudah cukup layak berkembang di seluruh wilayah Indonesia.

3. Opportunity (kesempatan/peluang)

PT Bakrie and Brother Tbk memiliki peluang yang sangat besar didukung dengan pengelolaan yang baik, bertanggung jawab dan berkelanjutan. Peluang sumber daya alam Indonesia menjadi salah satu yang bisa menjadi pemicu untuk perkembangan grup Bakrie di segala lini. Selain itu, sumber daya manusia dari anak-anak negeri dengan menempatkan mereka di perusahaan grup Bakrie akan semakin meningkatkan citra positif dari grup Bakrie.

Seandainya Saya Jadi CEO Grup Bakrie
RUPS PT Bakrie Telecom Tbk, Sumber foto: http://www.bakrietelecom.com/

a. Pertambangan

PT Bumi Resources Tbk (Bumi) memiliki peluang besar dalam melakukan diversifikasi usaha dan meningkatkan pendapatan portofolio dengan memasukkan daerah pertambangan seperti tembaga, emas, bijih besi dan coal bed methane.

b. Agribisnis

PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (BSP) selain mengembangkan usaha perkebunan kelapa sawit ataupun karet. Kini BSP juga bisa melirik pada potensi kopi, kakao dan lada, yang menjadi salah satu potensi ekspor yang menjanjikan. Selain itu pengembangan juga bisa dilakukan di wilayah Timur Indonesia.

c. Minyak dan Gas

PT Energi Mega Persada Tbk (EMP) yang mengoperasikan aset minyak dan gas di seluruh Indonesia. Potensi alam Indonesia masih bisa dieksplorasi dengan pemilihan lokasi yang tepat, seperti di lepas pantai.

d. Telekomunikasi

PT Bakrie Telecom Tbk (BTel) sebagai jaringan penyedia layanan yang mobilitas terbatas FWA, melalui produk-produk seperti Esia, Wifone, EsialTel, dan Wimode kini bisa juga mulai membuka layanan berbasis GSM karena hampir sebagian besar pengguna seluler di Indonesia adalah pengguna GSM. Peluang untuk meningkatkan layanan di daerah, karena masih banyak perusahaan operator yang tidak begitu memperhatikan pembangunan infrastruktur di daerah sehingga ini menjadi hal yang bisa diperhitungkan.

e. Property

PT Bakrieland Development Tbk sebagai perusahaan pengembang kawasan terpadu yang berfokus pada pengembangan properti dan proyek properti lainnya di Indonesia. Bakrieland bisa mulai mengembangkan bisnis property ke daerah-daerah untuk masyarakat ekonomi menengah kebawah ataupun masyarakat berpenghasilan rendah. Hal ini untuk menunjang nama besar grup Bakrie. Selain itu sektor ini menjanjikan dan tidak akan mendapatkan masalah dalam pembiayaan seperti kredit macet layaknya konsumen besar. Karena umumnya dengan pembiayaan yang diberikan perhari, mereka yang notabene merupakan pedagang tentunya bisa melakukan pembayaran tanpa masalah.

f. Logam

PT Bakrie Metal Industries (BMI) yang mengelola semua perusahaan logam produk dan bisnis konstruksi berat, kini bisa melirik kepada produk logam untuk rumah tangga, pasalnya pangsa pasar rumah tangga Indonesia yang besar dan potensial untuk dilirik.

g. Infrastruktur

PT Bakrie Indo Infrastructure (BIIN) layak berinvestasi dalam proyek pertumbuhan infrastruktur seperti proyek pembangunan jalan tol, pembangkit listrik, infrastruktur, minyak & gas dan telekomunikasi di seluruh wilayah Indonesia. Kini perusahaan ini sudah cukup layak berkembang di seluruh wilayah Indonesia. Dengan melakukan hal ini semakin mentasbihkan BIIN sebagai perusahaan besar di Indonesia.

4. Threat (ancaman)

Meski sebagai perusahaan PT Bakrie and Brother Tbk tentu masih mendapatkan ancaman dari berbagai kompetitor. Makin tinggi pohon, makin kencang angin bertiup. Ancaman dari luar seperti kebijakan pemerintah yang tentunya akan berimbas pada perusahaan. Kebijakan pemerintah ini haruslah disikapi dengan bijak. Ataupun ancaman dari dalam yakni dari para karyawan yang mulai turun kinerjanya dan disikapi dengan pemberian penghargaan untuk karyawan berprestasi seperti liburan atau ibadah ke tempat religius agar memacu kinerja pegawai yang lain. Selain citra negatif menjadi salah satu hal yang harus dihapuskan untuk kemajuan grup Bakrie.

a. Pertambangan

PT Bumi Resources Tbk (Bumi) mendapatkan ancaman dalam melakukan diversifikasi usaha dan meningkatkan pendapatan portofolio dengan memasukkan daerah pertambangan seperti tembaga, emas, bijih besi dan coal bed methane. Perusahaan lain tentu juga akan melakukan hal yang sama dan memiliki lokasi yang sama. Untuk itu diperlukan strategi khusus agar tujuan yang dimaksud dapat tercapai.

b. Agribisnis

PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (BSP) yang selama ini mengembangkan usaha perkebunan kelapa sawit ataupun karet mendapatkan ancaman dalam masalah peremajaan lahan. Selain itu potensi bisnis perkebunan kopi, kakao dan lada juga sudah dikembangkan oleh perusahaan lain.

c. Minyak dan Gas

PT Energi Mega Persada Tbk (EMP) yang mengoperasikan aset minyak dan gas di seluruh Indonesia mendapatkan ancaman dalam masalah mendapatkan lokasi baru untuk energi tidak terbarukan ini.

d. Telekomunikasi

PT Bakrie Telecom Tbk (BTel) sebagai jaringan penyedia layanan yang mobilitas terbatas FWA, melalui produk-produk seperti Esia, Wifone, EsialTel, dan Wimode mendapatkan ancaman dari banyaknya perang operator GSM yang memberikan paket pembiayaan komunikasi yang murah. Ancaman terhadap pembangunan infrastruktur ataupun pengawasan aset dari tangan-tangan tidak bertanggung jawab.

e. Property

PT Bakrieland Development Tbk sebagai perusahaan pengembang kawasan terpadu yang berfokus pada pengembangan properti dan proyek properti lainnya di Indonesia. Ancaman adalah banyak kompetitor yang juga mengembangkan bisnis property di wilayah-wilayah utama seperti di Jawa.

f. Logam

PT Bakrie Metal Industries (BMI) yang mengelola semua perusahaan logam produk dan bisnis konstruksi berat mendapatkan ancaman karena ketersediaan bahan baku industri. Disusul krisis finansial di Eropa dan perlambatan ekonomi di China yang ikut mempengaruhi perekonomian global sehingga prospek harga logam kian menipis. Untuk itulah kini diperlukan usaha keras memajukan industri baja lokal.

g. Infrastruktur

PT Bakrie Indo Infrastructure (BIIN) layak berinvestasi dalam proyek pertumbuhan infrastruktur seperti proyek pembangunan jalan tol, pembangkit listrik, infrastruktur, minyak & gas dan telekomunikasi di seluruh wilayah Indonesia. Ancaman datang dari banyak kompetitor yang ikut membangun dan mengembangkan bisnis yang sama.

Berdasarkan Analisis SWOT yang saya paparkan diatas. Ada beberapa kebijakan yang bisa saya ambil untuk menghalau kelemahan dan ancaman yang datang. Tentunya dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang dimiliki oleh grup Bakrie. Saya pun memberikan beberapa rencana yang bisa menjadi acuan untuk dikerjakan.

1. Perencanaan pemilihan lokasi dan kawasan baru bagi pengembangan perusahaan, harus mengikut sertakan konsultan yang professional khususnya dari para akademisi. Hal ini untuk meminimalisir kegagalan dan kerugian seperti contoh kasus Lapindo.

2. Pengembangan Bio Solar sebagai salah satu sumber energi terbarukan, dan dapat digunakan oleh masyarakat banyak terlebih ditengah adanya krisis BBM yang terjadi akhir-akhir ini. Pengembangan perusahaan baru dari CPO yang dihasilkan yakni membangun perusahaan yang menggunakan CPO, seperti sabun, ataupun minyak sayur.

3. Peningkatan CSR yakni di bidang ekonomi kerakyatan, grup Bakrie bisa membangun dan membina UKM yang ada di kawasan anak perusahaan berdiri. Dengan memberdayakan pola keekonomian masyarakat melalui UKM, grup Bakrie ikut membantu peningkatan ekonomi masyarakat dan Indonesia.

4. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) dengan mendirikan Yayasan Pendidikan Bakrie atau Sekolah hingga Universitas Bakrie, termasuk memberikan beasiswa bagi para pelajar tidak mampu dan anak dari karyawan perusahaan.

5. Memberikan penghargaan bagi karyawan berprestasi untuk menciptakan nuansa kerja yang positif. Sehingga akan memacu semangat kerja dari para karyawan untuk menciptakan prestasi yang baik bagi perusahaan.

6. Melakukan program CSR di bidang lingkungan yakni Go Green dengan penanaman pohon ataupun dengan menggunakan barang bekas dan mendaur barang bekas tersebut, hingga meminimalkan penggunaan kertas (paperless) untuk masa depan yang lebih baik lagi.

7. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dengan memberikan sarana perumahan atau kesehatan dan pendidikan yang lebih baik lagi.

8. Dengan melakukan hal tersebut diatas akan berdampak pada peningkatan citra positif dari Grup Bakrie.

7 thoughts on “Seandainya Saya Jadi CEO Grup Bakrie”

  1. dear Tant Suz,…

    saya sangat tertarik dengan tulisan tant ini.
    😀

    kalo boleh, minta pendapat nya tentang perseteruan Bumi Resources vs Bumi PLC.

    thanks sebelumnya

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Translate »
HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com