Uncategorized

Review Film The Raid

Visits: 86

Review Film The Raid

Bagi anda yang tidak menyukai film yang berbau sadis dan kekerasan, sebaiknya jangan menonton film The Raid: Redemption ini. Sebenarnya saya terjebak untuk menonton film ini. Hasilnya saya kecewa karena hingga film ini selesai, sakit dada saya masih belum juga mereda. Sejak awal sudah dipertontonkan adegan pengepungan kerajaan narkoba, suara tembakan dan adegan sayatan pisau komando atau sadisme dengan golok. Film ini sangat minim dengan dialog hanya menonjolkan aksi bela diri.

Peringatan: Film ini tidak cocok ditonton oleh anak-anak, sakit jantung, asma, gangguan pencernaan alias sakit lambung dan wanita hamil!.

Film yang disutradarai oleh Gareth Evans ini memang mendapatkan antusiasme tinggi, apalagi film ini sudah diputar di bioskop di Amerika Serikat dan mendapatkan banyak penghargaan.  Memang film ini berhasil membuat mata tak berpaling melihat adegan laga tersebut.

Apalagi sejak film ini diputar timeline Twitter dan Facebook  dipenuhi dengan pujian terhadap film action ini. Apalagi banyak pemberitaan kesuksesan film tersebut. Sehingga membuat banyak orang penasaran dan  ingin menonton film Indonesia yang saat ini bisa menyamai film The Hunger Games.

Rama (Iko Uwais)  anggota tim satuan khusus layaknya SWAT ikut dalam penyerbuan  kerajaan Narkoba  milik Tama (Ray Sahetapy). Sebanyak 20 petugas dipimpin Sersan Jaka  (Joe Taslim)  pun bergerak menuju apartemen yang setiap kamar disewakan kepada pengguna narkoba.

Rama sebenarnya hanya ingin menyelamatkan kakaknya Andi (Donny Alamsyah) yang menjadi tangan kanan Tama. Selain Andi  dalam menjalankan bisnisnya dibantu Mad Dog (Yayan Ruhian)  yang bersedia mati demi sang bos.

Operasi yang ternyata operasi rahasia ditambah jumlah pasukan yang sedikit dan sebagian besar anggota baru malah gagal total. Karena justru pasukan tersebut menjadi bak tikus disarang ular. Listrik dan komunikas diputus, pasukan ini pun terjebak dalam apartemen kumuh yang hanya memiliki satu jalan keluar. Misi menangkap bandar narkoba kelas kakap pun berubah menjadi drama bertahan hidup.

TV journalist, traveler, writer, blogger, taekwondo-in and volunteer. Bookworm, coffee addict, chocolate and ice cream lovers

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Translate »
HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com