Percaya Friendster

Satu hal yang boleh tidak terlalu kupercayai adalah Friendster…. Meski sebelum Facebook, situs pertemanan ini menjadi idola.

Semua berawal dari perkenalanku dengan Sobri di situs ini. Ketika dia memberikan permintaan pertemanan di tahun 2006 akhirnya kuterima. Awalnya mengenal Sobri sebagai mahasiswa Univeritas Al-Azhar Kairo Mesir, hmmm… karena sedang berburu beasiswa akhirnya mencari informasi lewat pemuda ini, mulai dari mengirim pesan hingga chating dan telpon-telponan. Tapi diriku banyak konsultasi juga masalah agama dan pribadi huehehhehhhheh πŸ˜€
Sampai akhirnya dia pindah ke Indonesia dan mengatakan ada di Pekanbaru. Saat berkunjung ke Pekanbaru Agustus kemarin, diriku meminta bertemu dengannya, namun sayang dirinya terlalu sibuk dengan jadwal KKN-nya. Pertemuan itu pun tidak terjadi hingga akhirnya Sobri meminta izin untuk datang ke Palembang saat Lebaran Idul Adha kemarin.
Karena kota Palembang adalah kota milik semua orang kuizinkan Sobri datang berlebaran di Palembang. Awalnya tidak yakin dia akan datang, karena kupikir ini hari baik dan saatnya berkumpul dengan keluarga, sampai Sobri bilang akan berangkat dari Pekanbaru Kamis sore.
Suprise juga sih… Asli … Ini baru pertama kali ada teman chating yang bersilaturahmi kepada diriku biasanya sih teman chating cuma lewat lalu saja. Usai sholat ied, Sobri memberikan kabar dirinya sudah tiba, dan kujemput… wah… ketika bertemu muka baru sadar ini Asli loh… πŸ˜€
Dan yang paling mengejutkan dia bisa diterima di keluarga dengan sangat baik, semua anggota keluarga menyukainya… :D.  Lucunya aku malah sibuk mengantarkan mbak Lies pulang ke kos-nya karena dia kuajak menginap di rumah untuk berlebaran bersama kami.
Sebagai tuan rumah … bentuk kewajiban mengantarkan tamu ke tempat yang ingin dituju oleh setiap orang yang datang ke Palembang, apalagi coba kalo bukan Jembatan Ampera, ini bukti kalau sudah pernah datang  di Palembang.
Usai dari Jembatan Ampera dan BKB… bersama adikku “Mela” dan temannya “Karta” kita pergi menuju Masjid Agung, karena mereka berdua mau sholat Maghrib dan diriku balik ke kantor… Seperti biasanya mengedit berita.
Malamnya … disambung dengan makan di Noodle Cafe… dan mohon maaf ya Sobri karena pilihannya tidak enak, karena nih anak memang dari awalnya ingin mencicipi makanan Palembang. Tak ada alasan lain selesai dari Noodle Cafe, kita langsung menuju Candy dan makan pempek.
Setelah itu kita pulang karena kutahu, Sobri sangat capek menempuh perjalanan 16 jam dari Pekanbaru. Esoknya Sobri pamit pulang ke Pekanbaru lagi… mengurusi kuliahnya dan Ponpes Babusalam.
Ada banyak hal yang kupelajari dari seorang Muhammad Sobri, meski satu hari dan satu malam, tapi kesan itu begitu mendalam yakni tentang pentingnya menjaga tali silaturahmi dan ternyata ada hikmah dibalik kejadian yang menimpaku beberapa hari sebelumnya. Ternyata Allah mengirimkan Sobri untuk memberikan pelajaran “Allah Lebih Sayang Lagi”.
Terima kasih Sobri karena telah merelakan hati dan meluangkan waktu untuk bersilaturahmi ke Palembang πŸ˜€

8 thoughts on “Percaya Friendster”

  1. Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

    Saudaraku di seluruh penjuru dunia maya,
    Tanpa terasa, untuk sekali lagi, Idul Adha telah berlalu dari hadapan kita.
    Idul Adha…
    Simbol pengorbanan ikhlas dari seseorang untuk sesuatu yang dicintainya.
    Gema perjuangan baru setelah menjalani kita simulasi perjuangan di bulan Ramadhan.
    Sebuah momentum awal, untuk kesekian kalinya, guna mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta.

    Sekarang, mari kita renungkan sejenak,
    Sudahkah kita mengorbankan ego diri kita untuk memperbaiki keadaan umat?
    Sudahkah kita mengorbankan kepentingan dunia kita untuk memenuhi kebutuhan akhirat?
    Sudahkah kita mengorbankan kehidupan maksiat kita untuk kembali memperjuangkan syariat?
    Sudahkah kita mengorbankan sebagian rizqi yang telah diberikan kepada kita untuk bersyukur atas segala nikmat?

    Ingat saudaraku,
    maut dapat menjemput kita dimanapun dan kapanpun,
    seperti kita lihat telah dialami oleh hewan-hewan ternak ketika Idul Adha.
    Untuk itu, apabila kita belum mewujudkan rasa syukur kita,
    MARI KITA “BERKURBAN” SESUAI DENGAN KEMAMPUAN KITA SEKARANG JUGA!

    Ketahuilah saudaraku,
    The man who seeks the world
    will get nothing except fading shadows.
    But…
    The man who walks the path of heaven
    will rule over everything.
    yang intinya, gunakanlah duniamu untuk akhiratmu!

    Semoga Allah memberikan keikhlasan dan kekuatan kepada kita untuk berkurban.
    Dan semoga setiap pengorbanan yang kita lakukan dibalas dengan sebaik-baiknya.

    Mohon maaf jika ada perkataan yang salah atau kurang berkenan.
    Terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya, jazakallah.

    Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

    http://eramuslim.com/nasihat-ulama/ustadz-fathuddin-ja-far-meneladani-konsep-pembangunan-nabi-ibrahim.htm
    http://hizbut-tahrir.or.id/2009/11/24/tunduk-dan-berkorban-demi-tegaknya-syariah-dan-khilafah/
    http://muslim.or.id/

    _____________________________________
    INDONESIA GO KHILAFAH 2010
    “Begin the Revolution with Basmallah”

    Reply
  2. Wah, kirain ketemu jodoh via fs hehehe…..

    Salut buat SObri yang bela2in datang dari Pekanbaru hanya untuk bersilaturahmi, saya yang org Pagaralam aja belum ketemu sama yang punya ini Blog… Pengen juga Kopdar, kapan ya>?

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Translate Β»
HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com