Apa yang terjadi pada kita sudah merupakan ketentuan dari Allah, tapi karena ini kehidupan kita, Allah memberikan kebebasan kepada kita untuk memilih, dan semua pilihan kita akan menentukan ke arah mana kehidupan kita.
Setiap hal yang kita temui dalam kehidupan akan memberikan pelajaran hidup bagi kita, untuk bagaimana melangkah dan menyikapi masalah yang akan kita hadapi. Tapi yakinlah hal itu diberikan Allah untuk memberikan diriku atas jawaban atas apa yang benar-benar saya butuhkan.
Sama seperti pekan kemarin, setelah asyik bermalam minggu di kost-nya mbak Lies diriku pun pamit untuk mengirimkan paket pempek, setelah itu ke mall dan ke toko buku.
Rencananya mencari buku Negeri 5 Menara tapi berhubung tidak ada akhirnya keliling, ketika tiba di pojok majalah dan melihat judul artikelnya “Mana Jodohku Ya Allah???” . Astaghfirullah, apakah kondisiku sudah begitu menyedihkan memberikan pertanyaan seperti kepada sang pemberi hidup.
Sama seperti pertanyaan di hati ini, ketika melihat majalah muslimah dan mengambilnya dan memasukkan di kantong belanjaan, diriku keliling lagi dan hasilnya Allahu Akbar… diriku melihat buku “Menikah dalam 27 hari” weleeeeeh…. Ya Allah apakah ini jawabanmu atas semua pertanyaan hati ini.
Alhasil selain membeli dua buku dan majalah, akhirnya diriku mendapatkan satu hal yakni tentang pelajaran hidup. Apapun yang kita temui dalam satu hari adalah bentuk pelajaran hidup yang diberikan Allah kepada kita, tinggal bagaimana kita mencermati dan merangkainya.
Meski hingga sekarang diriku terus masih mencari jawaban itu… Jadilah seperti gelas berisikan setengah air putih, yang terus bisa menampung nikmatnya hidayah, rezeki dan ridho Allah. Hayuuuukkkk…. Semangat mengejar ridho-Nya dan mencari kecintaan-Nya.
Terkadang iman kita naik… namun tak jarang juga iman kita meluncur drastis, sahabat nabi pun pernah bertanya yang kurang lebihnya, Ya Rasulullah jika kami bersama engkau seolah-olah tampak surga dan neraka tapi jika jauh kami mudah terlena oleh urusan dunia, anak dan istri.
Begitupun dengan kita, ketika kita bersama sekumpulan orang baik, mengikuti majelis taklim, menderngarkan ceramah, tilawah, kita seolah sangat dekat dengan-Nya, tetapi terkadang kehidupan sosial dengan kemilaunya begitu menyilaukan dan menggerus iman kita sedikit demi sedikit, kita melenceng satu derajat demi derajat, andaikan tanpa teman-teman yang mengingatkan kita, mungkin kita sudah terlanjur jauh salah melangkah.
Yang kita takutkan adalah disaat kita salah melangkah, kemudian peringatan atau musibah datang, hal itu datang terus kita bertobat tidak jadi soal, tapi jika kita mati dalam kesalahan? Naudzubillah min dzalik,…
Semoga kita mempunyai hati, mata dan telinga yang selalu peka terhadap kebenaran dan tak lupa selalu melafalkan “yaa muqollibal qulub, tsabbit qolbi ‘alaa diinika“.
Pelajaran hidup adalah belajar dari segala hal yang kita jlani dalam hidup ini.
Btw, kenapa ada ‘nikah lagi’ yang saya temukan dipostinganmu beberapa hari ini?
Maksudnya dalam posting ini kenapa lagi dan lagi menyentil ttg sebuah pernikahan. Tapi bukunya ok juga, tar dicari kalo ke Palembang…
masa sih ..
kamu yang secantik itu susah dapat jodoh.. 🙂
kalau ada FB nya boleh dong di add 🙂
unggulo@ymail.com
Lam kenal
belum dikasih aja… ^.^
Smangat…q cuka skali Postingnya..sering2 bkin y!lam knal
kita memilih pasangan jangan kita dari ukuran tubuhnya yang terpenting adalah otaknya cukup (pemikiran), n iman dan tqwa n yg terpenting adalah hatinya,,??