Perburuan mencari sepatu yang pas di ukuran kaki ternyata tidak semudah yang dipikirkan, apalagi ukuran kakiku termasuk yang luar biasa… 40 ukuran besar atau 41 … ampun dah *nepokjidat*
Awalnya kejadian memalukan terjadi saat kegiatan sosial Puteri Sumsel di Raja Sport Center di akhir Juli silam. Aku sengaja memakai sepatu yang sudah 3 tahun tidak dipakai dan hanya tersimpan didalam kota. Sepatu berwarna merah itu tidak kupikir akan menjadi rapuh.
Setelah asyik jalan – jalan, aku sadar sepatu itu lemnya lepas dan membuat sol sepatu itu juga lepas. Hiksss… malangnya aku ^””^ .
Akhirnya kuputuskan untuk membeli sepatu baru, setelah sibuk mencari di Palembang Trade Center yang tidak jauh dari kawasan lapangan futsal itu, tetap juga tidak menemukan sepatu yang pas di ukuran kaki.
Keputusan terakhir adalah membeli lem altico, sayang lem yang dimaksud tidak ada , dan yang hanya tersedia Aibon, alhasil aku sudah berlumur lem, sepatu juga tetap tidak nyaman dan hasilnya meski sudah kering ternyata lem itu membuat sepatu menjadi licin sehingga antara sol dan sepatu goyang-goyang.
Setelah tiba di lokasi acara, ternyata ada yang memperhatikan cowok lumayan cakep , aahhhhh… mati gaya dah … aku sibuk membereskan sepatu itu, dia malah melihat ke arahku … alamak , ampun dah cukup satu kali ini aja kejadian sepatu itu.
Kuakhiri acara itu, dengan menahan malu dan gengsi, dan tetap berusaha senyaman mungkin. Pulang dari acara tersebut, bersama rekan seprofesi aku menjahitkan / mensolkan sepatu ke kawasan cinde. Setelah selesai dijahit, sepatu merah itu pun kembali nyaman dipakai, mo dipakai berlari sepuluh kilo juga oke.
Pasca kejadian itu, akhirnya kuputuskan untuk mulai berburu high heels kembali. Hampir selama satu minggu di awal Agustus kemarin, kusibukkan mencari sepatu yang pas. Aku pun memaksakan diri membeli sepatu Bellagio satu nomor lebih kecil karena tidak ada ukuran yang pas. Dan sekarang sepatu itu terbungkus rapi di rumah tidak bisa kugunakan.
Keesokan harinya ketika merayakan Hari Ulang Tahun itikkecil aku menemukan high heels yang cocok dan pas, setelah sebelumnya di hari yang sama aku juga membeli sepatu yang nyaman.
Ahhhh… ada hikmah yang kudapatkan dari pelajaran itu, tentang kesabaran dan tidak memaksakan diri. Jujur selama ini, aku suka memaksakan diri untuk merasakan nyaman dengan suatu hal padahal aku benar – benar tidak nyaman. Memaksakan diri agar dapat menerima seseorang tapi hasilnya malah fatal. Sakit hati, kehilangan waktu dan lainnya.
Itulah persamaan mencari sepatu yang pas dengan pasangan yang pas. Terkadang pertimbangan pertama saat membeli sepatu adalah sepatu yang bagus, cantik dan menarik, yang jadi pertimbangan utama. Padahal suka atau tidaknya warna dan design dari sepatu sebenarnya juga penting.
Begitupun saat memilih pasangan, yang pertama dilihat selalu penampilan luar ganteng, keren dan menarik.
Terkadang karena hanya melihat penampilan luar sepatu itu, kita melupakan kenyamanan saat menggunakannya, sehingga demi terlihat menarik menggunakan sepatu itu perempuan jarang peduli sepatu itu pas dengan ukuran kakinya atau tidak sehingga rela menahan kaki sakit dalam tiap langkahnya.
Begitupun dengan pasangan, sebagian besar perempuan ketika dia memutuskan untuk mencintai, semua pertimbangan ditutup sebelah mata dan seolah tidak melihatnya.
Ketika seorang perempuan memakai sepatu yang tak pas dengan ukuran kakinya, dia akan mempunyai kesabaran yang lebih dari lelaki, sama halnya ketika perempuan menghadapi lelaki yang nyata-nyata tidak cocok dengan dirinya, dia pun akan bersabar, menahan menahan dan menahan. (Sampai kapan?)
Yah, mungkin juga karena sepatu ini indah, bagus, model dan warnanya. Dengan memakainya ia akan memberimu sebuah sinar terang, satu kebanggaan bersamanya. Tapi bukankah sudah jelas sepatu itu bukan ukuran kakimu, kenapa masih kau paksakan memakainya? Kenapa kau tipu diri sendiri dengan mengatakan nanti juga terbiasa, “Nanti?” Kapan?
Apakah setelah seluruh kulit di kakimu terkelupas, berdarah-darah, dan kau tak mampu lagi menahan sakitnya? Demikiankah? Oh, no… buat apa menyiksa diri?
Kenapa pula harus pertahankan sebuah sepatu yang hanya karena model design terbaru, termahal, terindah tapi kakimu rusak. kenapa tak coba kau lepaskan sejenak selamatkan kaki indahmu darinya? Toh Sepatu lain justru akan beri kenyamanan pada kakimu
Dalam satu hubungan demikianlah lelaki, cocok ya cocok, suka ya suka, tak ada lagi alasan. Dalam memilih pasangan tiap orang pun berbeda, seperti halnya kita memilih sepatu, sama.
Ada yang cukup memperhatikan penampilan luar saja, ada yang mengutamakan kualitas, ada juga yang memperhatikan mengenai harga. Meski apapun yang kamu utamakan dalam sebuah pertimbangan, Coba perhatikanlah dia pas atau tidak dengan ukuran kakimu.
Kadang kita sadar tak punya kekuatan membeli sepatu untuk dipakai, tapi masih saja ada orang yang nyata-nyata sepatu itu jelek untuk kakinya masih juga dibeli olehnya.
Begitu halnya dengan cinta, pahami dan mengertilah dahulu siapa diri kita bagaimana keadaan kita, baru setelah itu mencari type dan model dan ukuran yang pas buatmu.
Dengan demikian kita akan temukan apa itu bahagia.
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ ۖ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ ۚ أُولَـٰئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ ۖ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
… Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga) … [ Qs : An-Noor; 26 ]
Perlu diingat memakai sepatu yang pas dengan kaki baru akan bisa melakukan perjalanan jauh.
Jangan biarkan sepatu memakai kaki karena harusnya kaki mu lah yang memakai sepatu.
Masih mengeluh kaki lecet, kenapa tak coba sepatu lain?
Numpang nanya: Kalau yang gak suka make sepatu (mis: saya) gimana??
Suzan kamu kan sudah tinggiiii… kok masih pake high heels?
Huhuuu aku makin minder deh klo berdiri di dekatmu 🙁
hohohoho… ikutan pakai high heels juga, ^…^
wah mbak.. saya kalo milih sepatu bisa ribet banget 😀 berjam2 nyari, bolak balik toko, baru deh (mungkin) dapet hehe
mampir dulu ahhh… lama gak kemari 😀
Salam Kenal dariku, nice artikel 😀 Sekalian mau bilang Met Puasa bagi yang puasa. Met sejahtera bagi yang gak njalanin. Semoga selamat & damai dimuka Bumi. Amin 😀
saya pernah ketemu sepatu yg modelnya cantik sekali dan bahannya pun bikin kaki nyaman tapi sayang ukurannya kegedean, sepatu itu tinggal satu satunya. saya pun harus ikhlas melepaskan sepatu itu 🙁
Jadi, yang paling penting adalah kenyamanan ya… Setuju sekali. Untuk apa berdampingan dengan suami/istri yang tampak tampan/cantik, tapi kita tak nyaman bersamanya. Lebih baik suami/istri yang tampan/cantik dan kita nyaman bersamanya. Begitu begitu, Mbak? Oke, salam kenal dan selamat berkarya.
milih sepatu emang susah, apalg kaki daku kecil. kadang kita suka banget model sepatunya eh gak pas di kaki. buat ku sih yg penting pas di kaki. tp klo untuk sepatu, aku akan usaha buat cari yg modelnya bagus, dan pas di kaki.
klo pasangan yg penting mah pas di hati, soal bentuk dan modelnya mah nomor sekian
ngomong ngomong mengenai sepatu, kita harus rawat tuh sepatu sayangi spatu dengan cara kasih dia pelindung. andaikan sepatu bisa bicara pasti dia bilang begini lindungilah dan rawatlah aku sebagaimana aku melindungi kakimu
udah tau belum cara menyayangi sepatu kesayangan anda silahkan langsung aja klik ke http://boxsepatu.wordpress.com/2010/08/13/kotak-sepatu-transfaran-type-slide-box/
Cerita yang penuh makna
Ehem ehem…
trus dmn dounk mo cri spatu yg pas ne,..
mn kaki ny big size lg