Jamila dan Sang Presiden

jamila-dlm

Ketika mendengar promo film “Jamila dan Sang Presiden ” , langsung saja beragam rencana muncul untuk menonton film yang satu ini.

Dan akhirnya bersama teman sekantor Mbak Dona, Cek Dev dan Landik, kita menonton film ini, nekat aja sih. Karena rasa penasaran dengan cerita dibalik trafficking yang berujung pada pembunuhan.

Filmnya diawali dengan Jamila (Atiqah Hasiholan), seorang pelacur yang sejak belia telah menjadi korban trafficking, sejak kecil ketika dititipkan untuk sekolah , Jamila kecil menjadi pemuas  pemuas nafsu paman dan sepupunya, begitupun dengan Ayah Jamila ikut mencicipi tubuh anaknya  yang akhirnya membuat terdampar pada praktek prostitusi.

Perjalana Jamila pun menemukannya seorang pria yang baik hati dan menjaganya, dia adalah seorang menteri bernama Nurdin (Adjie Pangestu). Jamila merasa dicintai dan dihargai. 

Masalah status pun menjadi impian Jamila, namun hal itu tidak pernah menjadi kenyataan karena Sang menteri telah membuatnya kecewa. Hingga akhirnya terjadi pertengkaran antara mereka dan berujung dengan kematian Nurdin.

Kasus pembunuhan itu pun menjadi berita hangat dan kontroversial. Ketua Kaum fanatik bayaran (diperankan Fauzi Baadila) pun menekan pemerintah untuk mengganjar Jamila dengan hukuman mati.

Jamila dijebloskan ke penjara khusus wanita. Penjara tersebut dikepalai oleh Ria (Christine Hakim), sipir yang terkenal tegas dan ditakuti.

Ketika kekuasaan dan uang  menjadi penentu dari harga sebuah keadilan, dimana keadilan itu?

Adilkah anak kecil diperkosa oleh orang yang mereka hormati, yang selayaknya mendidik mereka ?

Adilkah seorang perempuan diperjual belikan ?

Atau Adil bagi mereka yang membunuh dan dihukum mati ?

Akting Atiqah Hasiholan sebagai Jamila memang patut diacungi jempol karena mampu menunjukan kemampuan aktingnya memerankan karakter Jamila, pelacur yang stres dan depresi. 

Selain itu yang tak kalah mengejutkan aktris peraih Citra Christine Hakim yang berakting sebagai sipir penjara yang ‘galak’. Apalagi ini merupakan akting perdananya sebagai sosok antagonis.

[youtube=https://www.youtube.com/watch?v=xOguowoQoqI&eurl=https://video.asterpix.com/loadConsole.swf%3Fc%3D1%26vidId%3Dhttp%253A%252F%252Fwww.youtube.com%252Fwatch%253Fv%253DxOguowoQoqI&feature=player_embedded]

‘Jamila dan Sang Presiden‘ hadir  ‘menyentil’ para penguasa republik ini. Masalah human trafficking dan woman abuse merupakan masalah sosial yang dihadapi Indonesia.

5 thoughts on “Jamila dan Sang Presiden”

  1. saya pikir ini bukan soal keadilan kalau emang ini soal keadilan kenapa tidak bisa dselesaikan dipengadilan, tapi kenyataan sudah jadi rahasiah umum uang dan kekuasan jadi hakim dan keputusan dipengadilan, dan silat lidah dan sepak terjang para pemilik kekuasaan dan uang bayarin para pengacara yang lidahnya lihey bersilat, dan ujungnya uang.. 🙁 apa uang itu segalanya sampe orang bisa berbuat yang tidak sepatutnya dilakukan.. tau dah cuman gw sering melihat seperti itu tapi apa yang hrs gw lakukan apakah PERANG itu terjadi saat keadilan itu dipertanyakan ?

    Reply
  2. ya saya setuju kalau kuncinya sebenarnya ada di kita. yaitu,dengan mencerdaskan anak bangsa dan meningkatkan kualitas ekonomi bangsa kita.Namun seperti yang kita lihat sekarang tingkat kejahatan semakin meningkat dan kebodohan akan moral semakin merajalela.Misalnya,ank-anak zaman sekarang yang mulai dari gaya bahasa hingga berpakaian sampai nilai moralnya pun tidak karuan/ugal-ugalan,harga angkot yang tidak pernah turun,harga beras yang untuk kebutuhan pokok saja juga tidak turun.Apakah yang harus kita lakukan dengan keadaan seperti itu,apakah kita harus berdemo,apakah kita harus mengajukan aspirasi yang aspirasi itu hanya di tampung dan tidak pernah di tindak lanjuti tanpa ada uang sogokan.Apa yang sebenarnya kita harus lakukan untuk bangsa ini,bahkan merekapun tidak pernah memikirkan perjual belian wanita.

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Translate »
HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com