Review,  Review Film

Hachiko: A Dog’s Story "Persahabatan Sejati"

Visits: 109

Film “Hachiko: A Dog’s Story” merupakan remake dari film aslinya Hachiko Monogotari yang dirilis tahun 1987. Film ini bercerita tentang kesetiaan seekor anjing  pada tuannya, melebihi batas kesetiaan anjing pada rata-rata.

Cerita berawal dari seekor anjing kecil yang berasal dari Jepang tiba di Stasiun Kereta Api Bedridge, Wonsocked, Amerika Serikat, menemukan Profesor Parker Wilson (Richard Gere) .  Anjing  akita ini pun dibawa  pulang ke rumah dan diberi nama Hachiko dan akhirnya dirawat hingga besar.

Parker terkejut ketika suatu saat Hachiko berada di Stasiun, ternyata Hachiko mengikutinya. Parker pun terpaksa keluar dari kereta untuk memulangkan Hachico ke rumah. Alangkah terkejutnya ketika pukul 17.00 Hachiko sudah  menjemputnya di stasiun.  Sejak saat itu Parker membiarkan Hachico mengantar-jemputnya di stasiun.

Akhirnya semua orang, penduduk kota terutama di Stasiun Bedridge menyayangi Hachiko dan selalu menyapa anjing itu layaknya sebagai manusia.

Hingga suatu hari,  Hachiko tak menemukan kedatangan tuannya di stasiun pada pukul 17.00. Pasalnya sang tuan ternyata meninggal karena serangan jantung ketika ia tengah mengajar, sementara  Hachiko sepertinya tak pernah mengerti dengan  meninggalnya Parker.

Setelah kematian Parker, Cate (Joan Allen) menjual rumahnya dan meninggalkan Bedridge. Hachiko pun dipelihara oleh anak perempuan Parker, Andy Wilson (Sarah Roemer). Karena berulang kali Hachiko kabur dari rumah Andy untuk pergi ke stasiun, berharap ia akan menemukan tuannya kembali. Hachiko pun dibiarkan mencari tuannya.  Hachiko tinggal di stasiun dan pada pukul 17.00, ia akan duduk di bundaran di depan stasiun, menanti kedatangan tuannya.

Keunikan tingkah laku Hachiko itu menarik perhatian, kisahnya menjadi legenda.  Hingga 10 tahun Kesetiaan Hachiko tak tergoyahkan, dan Hachiko pun akhirnya meninggal  di bundaran stasiun pada tengah malam pada musim dingin.

Film ini memang persis sama dengan kisah aslinya. Hachiko hidup tahun 1923-1935  di Jepang. Seorang Profesor yang mengajar di bidang pertanian bernama Hidesaburo Ueno di tahun 1924,   membawanya ke Tokyo dan memelihara Hachiko.  Setiap hari mereka selalu pergi bersama-sama. Hachiko selalu menemani Profesor Ueno ke stasiun kereta Shibuya untuk pergi mengajar di kampus, dan  menanti majikannya pulang di Stasiun.

Pada bulan Mei 1925, Profesor Ueno terserang stroke fatal saat mengajar, ia pun meninggal dunia. Hachiko yang tidak mengetahui hal itu tetap datang menjemput majikannya di stasiun Shibuya dan menunggu dengan sabar meskipun Profesor Ueno tidak akan datang lagi.

Hachiko yang selalu ada di sana pada jam yang sama, yaitu jam kedatangan kereta sore  menunggu kedatangan Profesor Ueno setiap sore hingga 10 tahun kemudian. Akhirnya pada tahun 1935, Hachiko meninggal di depan stasiun Shibuya, tepat saat kedatangan kereta sore, di tempat di mana ia selalu setia menunggu Profesor Ueno untuk pulang bersama.

Pada bulan April 1934, Pemerintah Jepang mendirikan patung Hachiko yang terbuat dari bahan perunggu tepat di depan stasiun Shibuya sebagai perlambangan kesetiaan seekor anjing kepada majikannya. Namun pada masa PD II, patung tersebut dilebur untuk keperluan perang. Akhirnya pada tahun 1948, Takeshi Ando, yang merupakan anak dari seniman pembuat patung Hachiko yang pertama, kembali membuat patung tersebut.

Selain itu, patung yang sama juga didirikan di Odate, kota kelahiran Hachiko. Patung/boneka berisi kapas yang identik dengan Hachiko pun dibuat dan sekarang berada di Japan’s National Nature and Science Museum. Pemerintah dan rakyat Jepang sangat menghargai dan sering kali mengambil contoh loyalitas Hachiko dalam segala perbuatan mereka sehari-hari.

Pada bulan Mei 1994, Japan’s Culture Broadcasting Network memutarkan rekaman yang berisi suara gonggongan Hachiko yang dahulu sempat terekam. Mereka menggunakan teknologi laser untuk memperbaiki rekaman yang sudah parah kondisinya tersebut. Rakyat Jepang akhirnya dapat mendengar suara Hachiko setelah 59 tahun kematiannya.

Saat ini, setiap tanggal 8 April, rakyat Jepang selalu memperingatinya sebagai Hari Hachiko, hari di mana manusia bisa mencontoh sikap setia seekor anjing dalam kehidupan sehari-hari.

TV journalist, traveler, writer, blogger, taekwondo-in and volunteer. Bookworm, coffee addict, chocolate and ice cream lovers

3 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Translate »
HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com