Demam Laskar Pelangi

Ini boleh dikatakan Demam Laskar Pelangi, kenapa dikatakan DEMAM karena di seluruh kota Indonesia, mulai dari saat pemutaran perdana Film Laskar Pelangi yang merupakan adaptasi dari Novel Laskar Pelangi ini diserbu penonton.

Seluruh masyarakat tidak hanya kaum remaja, namun juga orang tua dan anak kecil, mulai dari nonton sendirian, berdua pasangan, atau dengan keluarga besar menonton film karya Riri Riza dan Mira Lesmana ini, dan Riri berhasil membuktikan karya terbaiknya.

Film ini sarat dengan pelajaran, tidak hanya menyajikan tontonan belaka, namun tontonan yang menarik dengan pelajaran yang berharga tentang pentingnya pendidikan serta komitmen dengan janji dan impian untuk memberikan pendidikan yang terbaik. Ada juga kisah cinta monyetnya, termasuk sisi mistis dan indahnya persabahatan.

Pelajaran lainnya tentang pendidikan, khususnya dunia pendidikan kita, masih banyak sekolah yang bernasib sama seperti SD Muhammadiyah Gantong tersebut, sekolah yang tidak layak lagi.

Sementara di sisi lain, ada sekolah yang mentereng dengan berbagai fasilitasnya, sungguh menjadi perbandingan yang sangat bagus sekali.

Selain itu, pelajaran lainnya semangat Lintang yang tinggi untuk menempuh cita-citanya, untuk terus belajar meski sang buaya selalu menjadi penghalangnya, dan selalu berhasil dilewatinya.

Namun sayang takdir berkata lain, sang Bapak yang menjadi tulang punggung keluarga hilang di tengah laut luas. Tugas dan tanggung jawab beralih sepenuhnya ke pundak Lintang.

Memang menonton film ini bisa membuat tertawa dan juga menangis, seperti ketika Pak Harfan Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Gantong meninggal dunia, termasuk saat orang tua Lintang meninggal.

Ibu Muslimah sendiri dengan tekat dan semangat tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang guru.Didalam hidup terkadang kita sering mengeluh, padahal ada orang lain yang lebih sulit dari diri kita.

Pesan yang paling mendalam dari Pak Harfan  “Jangan Pernah Menyerah, Hiduplah Untuk Memberi Sebanyak-banyaknya bukan Menerima Sebanyak-banyaknya”.

7 thoughts on “Demam Laskar Pelangi”

  1. nonton dimana fickry? kalo AAC itu penasaran orang pada pengen nonton, abis nonton baru beli novelnya hahahahhaha… telat ya, kalo Laskar Pelangi emang beli novelnya en jadi pengen banget nonton filmnya apalagi yang buat Riri Riza yang 2 tahun menghilang untuk membuat karya terbaik anak bangsa

    Reply
  2. Di Malang untuk nonton yang jam 6 sore harus sudah antre mulai jam 10 pagi. Padahal bioskopnya baru buka jam 14.00…edian tenan… Sampeyan sudah nonton mbak ?
    adegan yang paling menyentuh dimana ? penasaran soalnya…

    Reply
  3. emang udah demam dan gila laskar pelangi, tapi wajarlah koq filmnya bagus banget two tumbs up!!!
    udah nonton lah kalo belum nonton gak bisa kasih comment lah
    adegan yang paling menyentuh adalah ketika melewati buaya dan berhasil menjadi jawara dari jawaban juri cepat tepat yang salah… hmmmm kalo bener kenapa takut salah, sedihnya ketika lintang gak bisa sekolah lagi ….

    Reply
  4. hal yg paling salut adalah niatan Miles Production yg juga akan memutar film ini dg layar tancap di pelosok2 negeri yg blm ada bioskopnya….kebangetan klo SBY tk bertindak apa2…

    Reply
  5. keren banget..!!!
    film indonesia paling best deh.. selain ceritanya yang emang uda bagus banget, pengambilan gambarnya juga kerennn… tak disangka ada daerah sebagus itu di belahan bumi indonesia… jadi bangga…^^
    dari awal tuh uda terharu pisan… dari sejak harun jadi siswa terakhir tu uda nangis.. (malu d ketauan cengengnya…) sampe akhirnya lintang punya anak yang pinter seperti dia..
    aniwei, sukses d buat Riri Riza.. Semoga sekuelnya dibikin lebih bagus ya..

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Translate »
HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com