Canda Berujung Penjara

Ingat ungkapan “Mulutmu Harimaumu”. Jadi hati-hatilah dalam berkata, bercanda jika tidak ingin merasakan sengsara. Mungkin tak pernah terpikir dalam bayangan ketiga penumpang Silk Air, Sarwojoyo Soeyono, M. Afandi dan Toni, yang harus mendekam di penjara, hanya karena bercanda soal bom di jaket yang digunakan Afandi.

Gurauan itu ternyata ditanggapi secara serius oleh pramugari Silk Air yang melapor ke pilot, dan akhirnya penerbangan ke Singapura itu pun tertunda. Pesawat mundur lagi dari landasan pacu, dan kembali ke Afron lalu meminta pihak Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, mensterilkan pesawat.

Canda Berujung Penjara
Pesawat Silk Air Gagal Terbang

Iseng Isu Bom Picu Delay
Kamis, 31 Maret 2011 03:45

PALEMBANG – Isu teror bom yang marak belakangan, baik di ibu kota Jakarta maupun pelbagai daerah lain di Indonesia, berdampak psikologis. Setidaknya, tadi malam, 62 penumpang Silk Air MI 167 tujuan Palembang-Singapura terpaksa delay hampir enam jam hanya gara-gara ada penumpang yang menyebut ada bom dalam jaket miliknya.

Pantauan Sumatera Ekspres tadi malam, pesawat Silk Air sendiri harusnya take off 18.45 WIB. Hanya, karena ada isu bom tersebut, seluruh aktivitas terhenti. Pesawat baru diterbangkan sekitar enam jam berikut, pukul 00.30 WIB.

Lamanya delay menyebabkan 17 penumpang membatalkan keberangkatan dan memilih penerbangan hari lain. “Saya membatalkan ini karena sudah kemalaman berangkatnya,” ujar salah seorang penumpang yang usianya di atas 50 tahun tanpa mau disebutkan namanya.

Ia mengaku, tidak mendapat informasi bila delay-nya pesawat karena adanya keusilan dari penumpang yang mengatakan ada bom yang dibawa. “Informasi di dalam pesawat tadi karena ada kerusakan saja, nggak ada masalah bom. Saya ke Singapura mau jalan-jalan dan lihat saudara,” kata warga yang mengaku tinggal di kawasan Dempo.

Lalu bagaimana cerita adanya isu bom tersebut? Informasinya, dihimpun Sumatera Ekspres di lapangan ada tiga rekanan yakni Sarwo Jayono (52) seorang PNS di PU Pusat beralamat di Jl Jatiraya Barat No 44, RT 05, RW 06, Kelurahan Pondok Kelabu, Jakarta. Kemudian M Afandi (41), PNS di PU Pemprov Sumsel, warga Jl Angkatan 45, Lr Rindu, RT 18, RW 04, Demang Lebar Daun, Toni (32), kontraktor yang beralamat di Jl bambang Utoyo No 52, RT 15, RW 3.

Awalnya, mereka lancar saat masuk ke bandara tanpa ada hal-hal yang mencurigakan. Namun, ketika menempati posisi duduk di tempat yang tertera dalam tiket masing-masing, Toni memberikan saran kepada Afandi. Hal tersebut karena melihat jaket kulit warna coklat yang dipangku Afandi.
“Taruh saja jaketnya di atas, kenapa dipangku. Apa di dalam jaket ada bomnya,” ujar salah seorang sumber dari pihak kepolisian yang enggan disebutkan namanya menirukan pernyataan keduanya saat diperiksa di kantor keamanan bandara sebelum dibawa ke Polresta Palembang.

Kalimat yang diungkapkan Toni kepada Afandi itu, tidak sengaja didengar pramugari yang diketahui bernama Ani. Ketika itu, Ani sedang berada di sebelah keduanya. Karena ungkapan tersebut, Ani langsung memberitahukan kepada pilot yang saat itu bertugas. Kemudian, sesuai prosedur yang dimiliki pilot, langsung melaporkan ke menara atau tower yang kemudian diteruskan ke aparat kepolisian. Diketahui, jumlah penumpang saat itu sebanyak 62 penumpang plus kru Silk Air.

Wakasat Brimob Polda Sumsel, AKBP Laksana yang berada di lokasi kejadian mengatakan, ini menjadi pembelajaran bagi masyarakat agar tidak bermain-main terkait ancaman bom. Meski kejadian tersebut sebatas isu, pihaknya selalu tanggap dengan adanya informasi ancaman bom yang terjadi. “Jadi, masalah bom ini jangan disepelekan. Kita cepat merespon bila ada kejadian seperti ini, karena untuk melayani masyarakat,” ujar Laksana.

Saat ini, pihaknya melakukan interogasi, mereka yang membuat keusilan mengakui hal tersebut. Hanya saja, mereka mengaku sebatas bermain-main. “Ketiga orang tersebut langsung dibawa ke Polresta untuk dimintai keterangan bersama pramugarinya,” ungkapnya.

Sementara Yon Sugiono saat dikonfirmasi mengatakan, pilot yang langsung melaporkan kejadian tersebut sudah sesuai dengan prosedur yang dilakukan. “Kita juga yang meminta kepada aparat kepolisian, untuk menginterogasi tiga orang tersebut dan pramugari,” kata Yon.

Akibat adanya kejadian tersebut, pihaknya tidak melakuakn delay terhadap pesawat lainnya. “Tapi, meskipun ada delay tapi bukan karena masalah bom ini, tapi karena memang ada masalah operasional saja,” ungkapnya.

Ketika ditanya soal lamanya waktu delay yang dilakukan Silk Air, ia mengaku, menunggu pramugari yang sedang diinterogasi polisi. “Tapi, sekarang sudah selesai dan sebentar lagi berangkat,” katanya.
Mengapa mengorbankan penumpang lainnya sehingga ada penumpang yang membatalkan keberangkatannya? Ia mengaku, hal tersebut menjadi kewenangan pilot atau airline. “Kami tidak bisa menjangkau ke situ, silakan tanya ke Silk Air,” imbuhnya.

Sementara Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Sabaruddin Ginting SIk, mengatakan, sekarang sedang dilakukan pemeriksaan oleh Jibom Sat Brimob Polda Sumsel di bandara dan kabin pesawat. Termasuk pemeriksaan dan penelitian terhadap jaket yang dibawa penumpang dan memintai keterangan tiga orang tersebut.

“Kami imbau kepada masyarakat tidak perlu panik, akan tetapi tetap waspada dan tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap hal-hal yang mencurigakan di sekitar dan segera melaporkannya kepada kepolisian bila menemukan benda-benda yang mencurigakan,” tukasnya.

Pemeriksaan terhadap pramugari Silk Air selesai. Kompol Anissullah M Ridha SIk SH menjelaskan isu bom tersebut negatif. Namun tiga penumpang Silk Air yang melontarkan isu bom di antaranya Tn, Sw, MA masih menjalani pemeriksaan secara intensif.
“Barang bukti jaket serta tas milik mereka tidak ditemui bom. Namun keisengan mereka mengatakan kata bom sangat fatal dan vital, apalagi dalam kondisi saat ini. Selain itu mereka juga tengah berada di dalam kabin pesawat yang hendak take off dan terdengar pramugari. Jadi wajar pramugrai menanggapi hal tersebut secara serius. Dan kami juga menanggapi dengan serius,” ujarnya.

Ditambahkan bahwa periksaan terhadap pramugari telah selesai, selesai pukul 00.00 WIB, dini hari tadi. Pramugari juga sudah dipulangkan dan bisa melanjutkan pekerjaannya.
“Isu bom sekitar pukul 18.40 WIB. Dan pramugari serta tiga penumpang kami bawa sekitar setengah sepuluh malam. Pramugari sudah dibawa dan pesawat sudah bisa terbang. Sedangkan tiga penumpang lainnya belum bisa melanjutkan perjalannnya karena masih diperiksa,” tandasnya. Sumber : Sumatera Ekspress

Hal ini merupakan pelajaran bagi kita semua, disaat negeri ini sedang diguncan teror bom, sekecil apa pun pernyataan tentang bom akan ditanggapi dengan serius. Sanksi tegas tentunya menunggu untuk ketiga orang tersebut, yang kini data dan sidik jari mereka dikirim ke Mabes Polri untuk dicocokkan dengan data teroris yang ada. Dan pastinya UU Teroris pun menanti mereka.

Rasullullah Shallallahu’alaihi Wa Sallam bersabda, “Janganlah salah seorang dari kalian mengambil barang milik saudaranya, baik bercanda maupun bersungguh-sungguh.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Rasullullah Shallallahu’alaihi Wa Sallam juga bersabda:“Tidak halal bagi seorang muslim untuk menakut-nakuti muslim yang lain.” (HR. Abu Dawud)

8 thoughts on “Canda Berujung Penjara”

  1. Wah wah, bodoh sekali tiga orang itu, mana mungkin bercanda tentang bom di pesawat dan berharap kru pesawatnya tidak menanggapi?? Macam mana!? :cd

    Reply
  2. Saya pribadi kurang sependapat dengan apa yg dilakukan pramugari. Bilamana yg dikatakan penumpang tersebut memang demikian.
    Kemungkinan, penumpang tersebut tidak mengatakan sebatas itu saja. Maka pramugari merasa kondisi flight terancam dan melaporkannya.
    Kalau memang diduga jaket berisi bom, kan dia juga bisa bilang, “Maaf Bapak, jaketnya boleh saya taruh di atas?” Hanya u/ memastikan, pegang2 dikit lah jaketnya. Begitu dari saya.
    Terima kasih atas sharing beritanya.a

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Translate »
HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com