Bali,  Indonesia,  Lari,  Lifestyle,  Sports

Maybank Bali Marathon 2017

Visits: 687

Maybank Bali Marathon 2017 masih menyisakan sejuta kisah, rasa dan kenangan yang tidak bisa terlupakan. Saya bersama 9ribu pelari lainnya menjajal rute lari baru yang lebih menantang di gelaran Maybank Bali Marathon  ke-6 ini.

Saya merasakan pengalaman luar biasa saat mengikuti perlombaan lari bergengsi di Indonesia ini pada Minggu, 27 Agustus 2017. Rute Maybank Bali Marathon 2017 melintasi dua Kabupaten Gianyar dan Klungkung.

Race Pack Collection

Perjalanan saya dimulai dengan pengambilan race pack collection di Taman Bhagawan pads Jum’at, 25 Agustus 2017. Pengambilan RPC ini dilakukan selama 2 hari hingga Sabtu, 26 Agustus 2017.

Saya bersama Yunita sengaja mengambil RPC pads Jum’at karena untuk menghindari antrian yang membludak di hari Sabtu.

Pihak panitia menggelar Beach Side Festival dengan beragam kegiatan menarik untuk menghibur peserta yang mengambil RPC.

Tidak hanya itu Taman Bhagawan disulap menjadi tempat yang sangat menarik, ada bazaar dari seluruh pihak sponsor dengan beragam diskon yang menggoda.

Peserta bisa menikmati Bali’s favorite local cuisines a.k.a carbo loading by Taman Bhagawan, Warung Wardhani hingga Massimo Gelato.

Ada juga art festival disini peserta disuguhkan Maybank Women Eco Weavers. Kita bisa merasakan pengalaman dari menenun dan musik tradisional sebagai identitas budaya kita.

Selain itu ada Zumba class dari Fitness First serta Beach Massage yang bisa dinikmati di RPC day ini.

Saya mendapatkan teman baru Amelie dan Sam dari Belgia yang mengikuti event MBM 2017 ini. Amelie menemani Sam yang mengikuti race di kategori Full Marathon. Setelah race keduanya menghabiskan waktu berlibur di pulau Dewata.

Carbo Loading & Cek Lokasi Race

Sebelum race day, saya bersama Yunita pindah menginap di kawasan dekat lokasi race yakni di Hotel Gianyar. Karena kami tidak perlu pergi lebih awal menuju lokasi race. Jika tinggal di kawasan Kuta, kami harus sudah jalan ke lokasi race sejak pukul 2 dini hari.

Sebelum menuju Gianyar kami carbo loading di Ayam Betutu, disini kami secara kebetulan bertemu dengan Haslan dan Yos.

Setelah tiba di Gianyar, saya dan Yunita langsung cek lokasi. Kami sengaja melakukannya untuk mengetahui rute terdekat menuju lokasi race dan tentunya lokasi parkir kendaraan.

Race Day

Pukul 03.30 dini hari kami meninggalkan hotel menuju lokasi race. Saat tiba di lokasi race kami langsung mencari tempat penitipan race dan memasang taping di lutut (karena lutut saya cedera). Pemanasan adalah hal wajib apalagi saat mengikuti race, pastikan melakukan pemanasan yang baik. Jika kurang pemanasan bisa mengalami kram. Di MBM 2017 ini saya memilih kategori Full Marathon dan ini adalah virgin marathon (Full Marathon pertama) bagi saya. Saya bertemu dengan Mbok Venus yang juga sama-sama ingin meraih finish di Full Marathon.

Maybank Bali Marathon terdiri dari lima kategori, yaitu Full Marathon, Half Marathon, 10K, Wheelchair untuk penyandang disabilitas, dan Children Sprint 400K. Satu lajur di jalan Prof Dr Ida Bagus Mantra ditutup, sebagai lokasi start dan finish bagi seluruh pelari dari berbagai kategori.

Tepat pukul 05.00 WITA, sekitar 2.500 peserta kategori FM, dilanjutkan pukul 05.30 kategori HM dan pukul 06.00 untuk kategori 10K hingga seluruh kategori lainnya.

Pada MBM dengan rute baru ini, kami harus melewati medan penuh tanjakan. Meski penuh tantangan namun pemandangannya menakjubkan. Segala keindahan pulau dewata baik alam maupun semi dan budaya menjadikan MBM adalah salah satu lomba yang wajib diikuti oleh pelari.

Menariknya hampir sepanjang rute, masyarakat Bali memberikan cheering alias menyemangati pelari yang berjuang sampai ke garis finish.  Tak hanya semangat ada hiburan atraksi tari dan musik Bali.


Maybank Bali Marathon 2017 yang digelar di Bali Marine & Safari Park ini bukan hanya diikuti oleh pelari dari Indonesia tapi dari 44 negara lainnya.

Setelah berlari sepanjang 42, 195 kilometer akhirnya saya menyadari jika Full Marathon itu  jauh sekali dan tidaklah mudah untuk sampai ke garis finish. Dan jika kalian mengalami cedera atau tidak dalam kondisi yang fit sebaiknya menunda mengikuti FM. Karena saya mengalami cedera baik di lutut dan pergelangan kaki (bengkak) membuat saya merasakan dua kali lipat rasa sakit cedera tersebut.

Untuk menyelesaikan setiap kilometer dari lomba Full Marathon tersebut, saya harus menikmati kram di kilometer 18 dan kaki yang semakin membengkak karena cedera di pergelangan kaki. Cedera itu bermula dari strength training, lutut saya cedera 3 minggu sebelum race. Sekitar 5 hari setelahnya saya diajak mengikuti terapi totok darah. Sayangnya 5 hari sebelum race, pembuluh di kaki saya pecah dan kaki membengkak.

Saya pun berusaha menyelesaikan race tersebut sembari berlari dan berjalan, menyemprotkan penghilang rasa sakit. Kaki yang semakin sakit, otot yang terus mengencang, nafas tersenggal dan keringat mengucur serta udara panas tak memupuskan perjuangan. Hamparan sawah, pegunungan, angkasa nan luas dan mentari menjadi teman perjalanan lari.

Terima kasih untuk Yunita, Haslan, Yos, Vegas, Maruli, Fais, Aank yang memantau saya di kilometer akhir dan waktu yang menipis mendekati cut off time. Semoga next race saya bisa menyelesaikan dengan waktu terbaik dan finish strong.

TV journalist, traveler, writer, blogger, taekwondo-in and volunteer. Bookworm, coffee addict, chocolate and ice cream lovers

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Translate »
HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com