Nabi Adam, manusia pertama di Bumi itulah kenyataannya. Meski hingga saat ini banyak kontroversi yang terjadi dan menggali siapa sebenarnya manusia pertama, darimana asal manusia. Tapi sebagai umat beragama Islam dan menyakini Allah sebagai Tuhanku, Muhammad adalah Nabi akhir zaman bagiku, Islam adalah dien-ku, Al-Qur’an kitabku, adalah Mekkah adalah kiblatku. Saya menyakini dengan sepenuh hati “Nabi Adam adalah manusia pertama di Bumi.
Berdasarkan firman Allah SWT QS. Al A’raaf (7) 172
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka. . . “
Membaca ayat diatas, jelas Adam adalah manusia pertama di Bumi dan bersama Hawa, keduanya menjadi orang tua bagi seluruh umat manusia yang kini hidup di muka Bumi ini.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al Baqarah (2) : 36
“…dan Kami berfirman : turunlah kamu (dari Surga) sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di Bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.”
Ayat tersebut juga merujuk kepada Adam sebagai manusia pertama yang menjadi khalifah bagi seluruh umat manusia. Bumi ini pun diserahkan kepada Nabi Adam dan kini diturunkan kepada kita semua sebagai pewarisnya.
Dari tanah, Allah menciptakan manusia pertama cukup dengan mengucapkan satu kata “kun“. Dan seketika itu pula terciptalah Adam. Begitupun dengan Hawa tercipta dari tulang rusuk Nabi Adam, Allah mengucapkan “kun“ dan jadilah keduanya sebagai nenek moyang umat manusia di muka bumi.
Jika sampai sekarang sekarang masih ada yang memperdebatkan siapakah manusia pertama? Apakah menurut Teori Evolusi Darwin? Jelas saya dengan lantang mengatakan saya mempercayai Nabi Adam sebagai manusia pertama di Bumi.
Sebagai mahkluk beragama Islam dan teman-teman juga yang beragama Islam tentu kita memiliki akal untuk berpikir. Hanya makhluk hidup yang berakal yang beragama. Hadist Nabi mengatakan “agama adalah akal” (al-dinu huwa al-aql).
Teori Evolusi Darwin mengungkapkan manusia tergolong dalam ordo primata, hominidae(manusia kera; kera berjalan tegak). Berbagai bukti diungkapkan sebagai pendukung teori ini untuk membenarkan moyang manusia termasuk ke dalam genus Australopithecus, dan lebih cocok disebut “manusia kera” daripada “manusia”. Genus ini pun berturut-turut mengalami evolusi menjadi Australopithecus Afarensis, lalu Australopithecus Africanus dan berkembang menjadi Australopithecus Robustus.
Evolusi terus berlanjut menjadi Homo Habilis dan Homo Erectus yang menandai munculnya “manusia sebenarnya” atau genus Homo. Sebelum munculnya manusia modern atau genus Homo Sapiens, para ahli menemukan Homo Neanderthalensis yang diperkirakan berkembang sekitar 110.000 tahun dari sekarang hingga lahir manusia modern atau manusia kontemporer yang disebut Homo Sapiens sekitar 35.000 tahun sebelum sekarang.
Apapun dalihnya saya tetap merujuk pada Al-Qur’an dan Islam. Ada ungkapan Arab yang sangat terkenal, yakni Al insaanu hayawaan naatiq: manusia adalah hewan yang berakal. Artinya, jika manusia tidak menggunakan akalnya , maka manusia akan menjadi seperti binatang.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al A’raaf (7): 179
“yakni orang-orang yang tidak menggunakan Hati (Qalb), penglihatan (bashar), dan pendengaran (sama’) untuk memahami dan mengerti suatu masalah yang dihadapinya.”
Meskipun pada bangsa primata (monyet/kera) yang lebih tinggi dapat ditemukan intelegensi penggunaan pikiran mereka untuk mencapai tujuan yang diinginkan sehingga memungkinkannya melampaui pola-pola kelakuan yang telah digariskan secara naluri. Namun setinggi-tingginya perkembangan binatang, elemen-elemen dasar eksistensinya yang tertentu masih tetap sama.
Dan yang menjadi pembeda adalah akal, pembimbing manusia yang paling alamiah. Manusia memiliki akal untuk berpikir dan hati nurani untuk menentukan baik bruknya perbuatan atas apa yang mereka lakukan. Fisiknya boleh mirip, tetapi jelas keduanya memiliki perbedaan yang sangat mendasar, yaitu Adam telah memiliki ruh yang ditiupkan Allah kepadanya dan menjadi khalifah bagi seluruh umat manusia.
Allah berfirman dalam QS. Al Baqarah (2) : 30
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu berkata kepada malaikat sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang khalitah di muka Bumi. Malaikat berkata : mengapa Engkau hendak menjadikan di muka Bumi itu orang yang akan membuat kerusakan dan pertumpahan darah. Padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji dan mensucikan Engkau. Tuhan mengatakan : Sesungguhnya Aku lebih tahu segala sesuatu yang kamu tidak mengetahuinya.”
Semoga dengan tulisan ini, kita sebagai umat Islam semakin menyakini sesungguhnya manusia pertama di muka Bumi adalah Nabi Adam, AS. Karena iman kita kepada Allah SWT.
‘Postingan ini untuk mengikuti Kompetisi Blog Mama Cake’
waaah, mantap mabk, selamat ya?
makasih ya Suyadi 😀
teori yang menarik diperdebatkan
iya, sampe sekarang juga masih diperdebatkan
Wah tidak mau dibilang keturunan monyet 😀
keren aja deh…
Adam, manusia pertama di Bumi
Success Suzan
Waduuuh…. Saya baca berulang-ulang, bertambah wawasan saya.
Sungguh menarik…. Terima kasih…Terima kasih….
Beruntung sekali saya terlahir sekarang
Mampir…..
Blogny asik nieh…
Em….kalo ada waktu, singgah sejenak di blogku jg yah”
hah nyarik tugas jadi bingung ,,, mana yang bener and yang salah