Momen Ramadan Tak Terlupakan di Palembang

Bagi masyarakat Palembang, Ramadan bukan sekadar bulan penuh berkah, tapi juga momen spesial karena banyak momen Ramadan yang tidak terlupakan dan selalu dikenang di Palembang.

Tradisi Ramadan di Palembang

Setiap tahun, ketika bulan Ramadan tiba, Palembang penuh warna. Mulai dari sajian kuliner khas Ramadan di Palembang. Siapa yang tak kenal dengan pempek, tekwan, model dan makanan lainnya.

Di bulan suci ini, pasar-pasar Ramadan di sepanjang jalan ramai dengan penjual makanan khas Palembang yang menggoda selera.  Aroma harum dan rasa lezat dari makanan-makanan tradisional ini saat berbuka puasa bersama keluarga dan teman-teman.

Momen Ramadan

Tak hanya itu, momen berbuka puasa di Palembang juga disertai dengan acara pembagian takjil gratis di sejumlah tempat. Dari kolak pisang, es campur, hingga kurma segar, semua disediakan untuk membantu warga yang sedang berpuasa. Kita merasakan kehangatan dan kebersamaan saat menikmati takjil bersama orang-orang tercinta di tengah-tengah senja yang mempesona.

Mencicipi Kelezatan Bubur Suro di Masjid Al-Mahmudiyah Palembang

Selama bulan Ramadan di Palembang, ada satu tradisi kuliner yang tak boleh dilewatkan, berburu bubur suro di Masjid Al-Mahmudiyah Palembang atau dikenal dengan nama Masjid Suro.

Masjid ini dibangun sekitar tahun 1889 atau 1310 Hijriah berlokasi di Jalan Ki Gede Ing Suro Kelurahan 30 Ilir Kecamatan Ilir Barat II Palembang Sumatera Selatan.  Dan jadi saksi bisu perkembangan Islam di Palembang.

Momen Ramadan

Bubur suro, hidangan khas Palembang yang lezat dan menggugah selera, dengan menggunakan beras, daging, dan rempah-rempah yang dimasak dengan cara diaduk secara terus menerus.

Tidak hanya sekadar hidangan, bubur suro juga menjadi bagian dari identitas budaya dan tradisi kuliner Palembang. Setiap suapan mengandung aroma dan rasa dari sejarah dan warisan nenek moyang. Dalam setiap gigitan, ada kehangatan dan kebersamaan yang melekat erat dengan budaya Palembang

Buka Bersama di Masjid Agung Palembang

Setiap tahun, di bulan Ramadan, Masjid Agung Palembang menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial yang penuh kehangatan. Salah satu momen yang paling dinantikan oleh warga Palembang adalah berbuka puasa bersama di Masjid Agung.

Setiap harinya Masjid Agung Palembang menyiapkan 800 porsi menu berbuka . Menjelang waktu berbuka,  umat Muslim mulai memenuhi masjid yang ada ditengah kota Palembang ini berkumpul untuk menunggu azan magrib berkumandang.  Ketika azan magrib berkumandang, suasana masjid menjadi semakin hening dan khidmat.

Momen Ramadan

Berbuka puasa bersama di Masjid Agung Palembang juga menjadi momen untuk saling berbagi dengan sesama. Para jamaah aktif menyumbangkan makanan dan minuman untuk dibagikan kepada yang membutuhkan, menjadikan bulan Ramadan sebagai waktu yang penuh dengan kebaikan dan kasih sayang.

Namun, yang paling penting yang terkandung dalam tradisi berbuka bersama di Masjid Agung Palembang. Dalam kebersamaan dan kekompakan, kita merasakan kehadiran Allah yang nyata, menyatukan hati dan pikiran kita dalam ibadah dan rasa syukur yang tulus.

Tradisi Hantaran Menu Berbuka di Palembang

Salah satu tradisi unik yang selalu dinanti-nanti adalah hantaran menu berbuka. Tradisi ini sudah ada sejak lama dan menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Ramadan di Palembang. Hantaran menu berbuka merupakan kebiasaan saling mengirim makanan berbuka puasa kepada keluarga, tetangga, dan kerabat.

Di sore hari menjelang berbuka puasa, aroma harum makanan khas Palembang mulai tercium di udara. Di setiap rumah, persiapan untuk menyajikan hidangan berbuka puasa telah dimulai sejak pagi. Dari pempek, tekwan, model, hingga kue-kue khas Palembang lainnya, semuanya disiapkan dengan penuh cinta dan kesabaran oleh ibu-ibu di rumah.

Momen Ramadan

Tradisi hantaran menu berbuka puasa dimulai ketika keluarga-keluarga saling bertukar hidangan berbuka puasa. Dari satu rumah ke rumah lainnya, hantaran makanan lezat dibawa dengan penuh keceriaan dan kehangatan.

Setiap hidangan memiliki makna tersendiri, melambangkan rasa persaudaraan, kebersamaan, dan kasih sayang di antara sesama.Tidak hanya dengan keluarga, tradisi ini juga melibatkan tetangga dan teman-teman.

Setiap sore, pintu rumah dibuka lebar untuk menyambut tamu yang datang membawa hantaran. Senyum dan tawa riang mengisi ruangan, menciptakan atmosfer yang penuh kebahagiaan.

Berbagai macam makanan dihantarkan, mulai dari makanan tradisional Palembang seperti pempek, aneka kue Palembang, hingga makanan modern. Tak jarang, hantaran menu berbuka juga dilengkapi dengan kue-kue kering dan minuman segar.

Momen Ramadan

Momen Ramadan Tak Terlupakan 

Bagi saya, tradisi hantaran menu berbuka adalah salah satu momen Ramadan yang tak terlupakan. Kenangan indah saat mengantarkan dan menerima hantaran menu berbuka bersama keluarga masih membekas di hati. Tradisi ini mengajarkan saya tentang arti berbagi dan kepedulian. Bahwa di bulan Ramadan, kita tidak hanya berpuasa dari lapar dan dahaga, tapi juga berpuasa dari hawa nafsu dan egoisme.Semoga tradisi hantaran menu berbuka di Palembang ini tetap lestari dan terus menjadi bagian dari budaya Ramadan yang penuh makna.

Itulah beberapa momen Ramadan yang tak terlupakan di Palembang. Dalam kehangatan, kebersamaan, dan keberkahan bulan suci ini, mari kita terus merayakan momen-momen berharga yang membuat hati kita penuh dengan rasa syukur dan cinta kepada sesama. Ramadan di Palembang, bukan hanya tentang berpuasa, tetapi juga tentang berbagi, beribadah, dan menciptakan kenangan indah bersama-sama.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Translate »
HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com