Mari cukupi kebutuhan zat besi dengan mengkonsumsi Maltofer suplemen zat besi.
Saya memiliki pengalaman buruk karena kekurangan zat besi berakibat anemia dan harus mendapatkan transfusi darah. Hal itu terjadi pada tahun 2014 silam, kala itu berat badan saya hanya 55kg sementara tinggi badan saya 170cm. Pekerjaan yang sangat padat seringkali membuat saya lupa makan bahkan tidak jarang saya juga kurang tidur.
Satu hari saya pingsan dan terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit, ketika di cek hemoglobin saya hanya 8 g/dl, dokter pun langsung memaksa saya untuk dirawat inal dan memberikan transfusi darah sebanyak dua kantong. Padahal sebelumnya saya sangat menyukai donor darah. Meskipun tekanan darah saya rendah tapi saya tetap mendonorkan darah setiap 3 bulan sekali. Hanya saja sebelumnya tidak pernah dilakukan pengecekan Hb sehingga saya jarang mengetahui nilai Hb saya.
Setelah dirawat dan menerima transfusi darah, saya dilarang oleh dokter untuk donor darah selama satu tahun lamanya. Dokter memberikan pengobatan untuk memgatasi anemia. Saya pun dianjurkan makan makanan yang tinggi zat besi dan mengkonsumsi obat penambah darah dan suplemen zat besi.
Anemia
Anemia merupakan suatu kondisi sel darah merah yang kurang didalam tubuh sehingga menyebabkan aliran oksigen ke tubuh berkurang.
Penyebab anemia bisa terjadi karena kurangnya produksi sel darah akibat kekurangan zat besi, kehilangan darah karena perdarahan seperti saat operasi, kecelakaan ataupun melahirkan. Selain itu bisa juga disebabkan karena sel darah merah yang hancur secara cepat seperti pada penyakit darah ataupun autoimun.
Saya akan membahas yang lebih spesifik tentang anemia akibat kekurangan zat besi sehingga menyebabkan kadar Hb menjadi rendah. Hemoglobin merupakan sejenis protein kaya zat besi yang terdapat didalam sel darah merah dan bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kadar Hb yang normal di dalam darah, untuk laki-laki yakni di angka 14-18 g/dl sedangkan untuk perempuan 12-16 g/dl.
Anemia karena defisiensi zat besi biasanya dipengaruhi asupan nutrisi yang kurang, riwayat keluarga, usia, gangguan usus, kehamilan hingga efek samping operasi. Anemia bisa berakibat sangat buruk bagi kesehatan karena membutuhkan perawatan jangka panjang hingga terpaksa harus rutin menerima transfusi darah.
Cara Menaikkan Hemoglobin
Cara yang paling efektif untuk mengatasi anemia adalah dengan menaikkan kadar Hb. Diantaranya dengan melakukan beberapa hal berikut:
1. Perbanyak makan makanan sumber zat besi
Kandungan zat besi tidak hanya bisa mengatasi anemia tapi juga baik untuk kesehatan. Makanan yang mengandung zat besi yang tinggi seperti daging merah, kuning telur, ikan, brokoli, sayuran berwarna hijau tua.
2. Konsumsi Vitamin C
Kandungam vitamin C baik dalam bentuk sayuran, buah hingga suplemen bisa menjadi cara untuk mengatasi anemia. Vitamin C bisa meningkatkan penyerapan zat besi didalam tubuh.
3. Menambah asupan asam folat
Asupan asam folat dari vitamin B kompleks bisa meningkatkan Hb untuk membuat sel darah merah. Makanan yang mengandung asam folat seperti sayuran berdaun hijau, kecambah, gandum, kacang tanah, pisang, brokoli, dan hati ayam.
4. Hindari Cafein dan Soda
Untuk menaikkan Hb sebaiknya hindari mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung cafein dan soda. Karena bisa menghalangi penyerapan zat besi.
5. Makan cokelat
Mengkonsumsi cokelat ternyata juga bisa mengatasi anemia. Cokelat apapun jenisnya tinggi zat besi. Bahkan cokelat juga mengandung lebih banyak antioksidan dibandingkan buah-buahan berry.
6. Olahraga
Olahraga ternyata bisa meningkatkan produksi sel darah merah. Tubuh membutuhkan oksigen lebih banyak saat berolahraga. Sehingga otak langsung merespon tubuh untuk memproduksi sel darah merah.
7. Minum suplemen zat besi
Salah satu cara meningkatkan Hb dengan mengkonsumsi suplemen zat besi. Karena bisa menambah asupan zat besi kedalam tubuh.
Peran Penting Zat Besi Dalam 1000 Hari Kehidupan Pertama (Golden Age)
Saat hadir di acara Maltofer Women Community dengan tema “Peran Penting Zat Besi Dalam 1000 Hari Kehidupan Pertama (Golden Age)” di Hotel Santika Palembang, pekan lalu. PT Combiphar menggandeng komunitas Playdate Palembang mengedukasi peran penting zat besi bagi kesehatan khususnya pada 1000 HKP.
Dokter spesialis anak DR. dr Yudianita Kesuma, Sp(A) M.Kes memberikan informasi pentingnya zat besi dalam 1000 HPK (golden age). Hari-hari Pertama Kehidupan (HPK) dimulai sejak anak dalam kandungan hingga berusia 2 tahun.
Dalam periode ini terjadi pertumbuhan yang sangat pesat baik fisk maupun mental yang mendukung seluruh proses pertumbuhan anak dan berdampak seumur hidup.
Ketika sang anak mengalami kurang gizi di periode emasnya akan berdampak dan tidak bisa diperbaiki di masa kehidupan selanjutnya. Kerusakan yang terjadi dalam proses pertumbuhan 1000 hari itu akan berakibat fatal bagi masa depannya.
Kasus anemia sangat berbahaya bagi ibu hamil tidak hanya bagi sang ibu namun juga janinnya. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, 37,1% ibu hamil di Indonesia mengalami Anemia. Karena selama masa kehamilan penyerapan zat besi dan nutrisi yang dibutuhkan ibu hamil semakin meningkat. Wanita hamil membutuhkan asupan zat besi yang jauh lebih banyak 10x dari sebelumnya.
Padahal zat besi berperan penting untuk menghasilkan hemoglobin lebih banyak. Hemoglobin inilah yang diperlukan untuk mempertahankan stamina ibu dan perkembangan janin. Zat besi menjadi unsur paling penting untuk perkembangan struktur otak dan metabolik.
Kekurangan zat besi bisa mempengaruhi perkembangan anak sampai usia remaja seperti kemampuan fungsi motoris buruk, kinerja kognitif buruk hingga gangguan perilaku sosio-emosional.
Maltofer Suplemen Zat Besi
Setiap orang memiliki kebutuhan zat besi yang berbeda-beda tergantung dari usia, jenis kelamin maupun kesehatannya. Sebenarnya tubuh kita memperoleh zat besi dari makanan yang kita konsumsi sehari-hari.
Pada kondisi ekstrim karena defisiensi zat besi, mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi saja tidak cukup. Tubuh memerlukan tambahan asupan zat besi yang berasal dari sumber lain.
Brand Manager Maltofer PT. Combiphar, Deloni Anggraini mengatakan Maltofer merupakan produk yang paling direkomendasikan untuk mengatasi defisiensi zat besi.
Maltofer merupakan suplemen zat besi yang bisa membantu memenuhi kebutuhan zat besi. Menariknya suplemen ini memiliki rasa cokelat. Dan menjadi satu-satunya suplemen zat besi dengan rasa cokelat.
Sehingga Maltofer bisa menekan efek samping seperti mual, begah (bloating), sembelit atau diare yang biasa terjadi saat mengkonsumsi suplemen zat besi pada merek lain.
Suplemen zat besi, Maltofer ini pertama kali dikenalkan 50 tahun yang lalu di Swiss. Kandungan Iron Polymaltose Complex memiliki keunggulan yang tidak dimiliki suplemen zat besi Fe2+.
Maltofer bisa dikonsumsi bersamaan dengan makanan, minuman termasuk obat lain. Karena Maltofer tidak memberikan reaksi negatif dan tidak menimbulkan stress oksidatif.
Maltofer aman dikonsumsi bersama dengan makanan atau minuman lain. Hal ini terlihat percobaan antara Maltofer VS suplemen zat besi lain. Keduanya masing-masing dilarutkan ke dalam gelas yang berisi teh.
Pada percobaan tersebut Maltofer larut kedalam air teh dan tidak mengubah warna dari teh. Sementara suplemen lain langsung bereaksi teroksidasi dan mengubah warna teh menjadi lebih gelap seperti warna kopi hitam.
Varian Maltofer
Maltofer terdiri dari empat varian yang bisa dipilih sesuai kebutuhan
- Maltofer Fol untuk ibu hamil karena diperkaya asam folat
- Maltofer Chew, tablet kunyah untuk segala usia
- Maltofer Syrup untuk anak dan dewasa
- Maltofer drop untuk bayi dan anak
Bagi yang anemia atau kekurangan zat besi bisa langsung mengkonsumsi @maltoferid. Maltofer ini bisa dibeli tanpa resep dokter, namun penggunaannya harus sesuai dengan indikasi dan aturan pakai ya.