Uncategorized

Iwak Peyek dan BBM

Visits: 272

Iwak Peyek dan BBM
Iwak Peyek

Lagu Iwak Peyek sepertinya sangat membius seluruh masyarakat Indonesia baik lagu yang dinyanyikan oleh Trio Macan, dengan sebagian lirik seperti ini

Iwak peyek iwak peyek iwak peyek nasi jagung
Sampek tuek sampek nenek trio macan tetap disanjung
Iwak peyek iwak peyek iwak peyek nasi gule
Sampek tuek sampek nenek trio macan tetap oke

atau

lirik Iwak Peyek ala Andre Taulani dan Sule di Opera Van Java (OVJ)

Iwak peyek (iwak peyek) iwak peyek (iwak peyek)
Iwak peyek sego tiwul (sego tiwul)
Sampek elek (sampek elek) sampek tuwek (sampek tuwek)
Sampek matek sagita mentul (pancen mentul)

Tak hanya dua jenis lirik yang jadi hits sekarang. Di kala gencarnya permasalahan naiknya harga BBM, lagu Iwak Peyek pun semakin melejit. Para pendemo pun tak ketinggalan menyanyikan lagu ini

Iwak peyek, iwak peyek, iwak peyek, turunkan BBM atau SBY-Boediono yang turun dari jabatannya

Entahlah apapun itu, sepertinya Iwak Peyek memang akan menjadi menu harian masyarakat Indonesia karena mereka harus mengencangkan ikat pinggang ditengah kenaikan harga BBM. Belum-lah harga BBM naik, harga kebutuhan pokok juga ikut naik, tak hanya itu listrik dan gas pun juga akan mengalami kenaikan. Dan yang pasti ongkos angkutan umum juga akan naik.

Mungkin sekarang harga BBM belum naik, tapi bagaimana nasib setelah 6 bulan kedepan, karena hasil dari rapat paripurna yang seolah-olah memberikan hak kepada Pemerintah untuk bisa menaikkan harga BBM tanpa perlu adanya kesepakatan dan hanya mengikuti harga pasar.

Pasal 7 ayat 6a yang menyebutkan bahwa, “Dalam hal harga rata-rata ICP dalam kurun waktu kurang dari 6 bulan berjalan mengalami kenaikan atau penurunan lebih dari 15 persen, pemerintah diberi kewenangan menyesuaikan harga BBM bersubsidi dengan kebijakan pendukungnya.

Kini yang miskin makin miskin, yang kaya makin kaya. Dimanakah keadilan untuk rakyat, apakah tidak ada cara selain untuk memberikan kompensasi dan membungkam sementara mulut rakyat. Apakah negeri ini sudah begitu miskin-nya dengan segala kemewahan yang dirasakan para pejabat.

*sebuah renungan untuk kita semua

TV journalist, traveler, writer, blogger, taekwondo-in and volunteer. Bookworm, coffee addict, chocolate and ice cream lovers

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Translate »
HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com