Ingin Dikenang Seperti Apakah Kita Nanti?

akhir

Kita tidak pernah tahu bagaimana takdir, rezeki, maut dan jodoh karena itu semua rahasia Allah. Tapi ada catatan penting yang membuat ingin menuliskan cerita ini.

Ingin dikenang seperti apakah kita nanti?

Entah oleh saudara, orang tua, anak, teman, kolega, atau mungkin musuh kita.

Peristiwa meninggalnya kak Asep (Arsep Pajario, wartawan Sriwijaya Post yang ditemukan meninggal secara mengenaskan, Jumat (17/9) silam membuatku berpikir, bagaimana aku mati nantinya?.

Semoga nanti, aku akan mati dalam keadaan husnul khotimah. Bahkan meski telah tiada, aku tetap memberikan manfaat sebanyak-banyaknya. Aku ingin mendirikan rumah asuh bagi para anak yatim, membantu kaum dhuafa dan masih banyak lainnya. Amien Ya Robb…

…dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang dilakukannya untuk hari esok(QS. Al-Hasyr : 18)

Apa yang kita lakukan dan perbuat hari ini tentunya juga mampu memberikan manfaat, kebaikan dan kemaslahatan umat.

Stephen R. Covey dalam bukuThe Seven Habits of Highly Effective People mengemukakan apa yang kita perbuat harus menuju tujuan akhir. Tentunya ini akan mengarahkan kita untuk berbuat yang terbaik bagi semuanya bukan bagi kita.

Yang kita butuhkan adalah pahala dari Allah atas kerja di dunia, amal jariyah saat segala amal telah terputus bersamaan dengan putusnya hubungan kita dengan dunia.

Ini hanya dapat kita raih jika memiliki tujuan, niat yang benar. Lillaahi ta’ala. Bahwa mereka amanah Allah, dan karenanya kita menunaikan amanah itu dengan sebaik-baiknya. Hidup ini hanya sebentar dan hanya persinggahan semata, semoga kita memiliki bekal untuk menuju kehidupan abadi.

0 thoughts on “Ingin Dikenang Seperti Apakah Kita Nanti?”

  1. Semua orang ingin dikenang sebagai orang baik, bahkan seorang maling pun tak mau mati dikenang sebagai maling.

    Tapi memang inilah kehidupan. Kebaikan dan keburukan adalah suatu pasangan abadi. Hidup adalah soal pilihan. Namun sayangnya banyak orang memilih pilihan yang buruk, dan tetap bersikeras menempuh pilihan buruknya itu zan.

    Kita hanya bisa berdoa meminta akhir yang baik kepada-Nya, dan sabar menjalani kehidupan yang mengantarkan ke arah akhir yang baik itu.

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Translate »
HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com