Cerita Hijabku

Cerita hijabku

Berhijab dan Gapai Prestasi

Siapa bilang berhijab akan menghalangi kita untuk menggapai prestasi baik dalam pekerjaan ataupun hobi kita. Saya sudah membuktikannya, justru dari berhijab ternyata menjadi pengingat saya untuk menjadi lebih baik lagi.

Aktivitas saya sehari-hari tidak hanya berada didalam kantor saja, namun juga tetap menjalankan profesi sebagai video journalist. Setiap hari saya membawa kamera Panasonic MD10000, bagi sebagian orang kamera ini lumayan berat apalagi harus dibawa, ditenteng atau dipanggul setiap hari.

Saya bersyukur bisa menjalankan profesi jurnalis ini, karena saya memiliki tanggung jawab kepada masyarakat untuk memberikan informasi yang benar dan akurat. Sebenarnya, profesi saya sangat berbeda dengan latar belakang pendidikan saya, karena saya merupakan alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Palembang.

Awal mula saya berhijab, saat saya masih menjadi atlet Taekwondo Sumatera Selatan, saat itu, 11 April 2000, saya memutuskan berhijab. Sebelumnya pada 10 April 2000,  saya mendapatkan nasehat dari sepupu saya tentang kewajiban berjilbab, dia membacakan satu ayat di Al-Qur’an yang artinya

“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan hijab keseluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebihi mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS.Al-Ahzab:59.

Berawal dari nasehat itulah, keesokan harinya tepat 11 April 2000 saya memutuskan berjilbab. Dari satu jilbab putih, saya berjanji untuk menutup aurat saya.

Saya berusaha keras untuk tidak pernah menanggalkan hijab, meski banyak sekali godaan, mulai dari ajakan melepaskan jillbab  karena dianggap kuno, susah untuk berlatih Taekwondo karena pakaian yang tertutup, hingga ajakan dugem.

Namun itu semua adalah bentuk ujian atas niat saya berhijab. Apalagi saat saya memutuskan untuk berhijab, belum banyak orang yang berjilbab, sehingga masih banyak yang memandang sinis kepada orang-orang yang berjilbab, mulai dari kesan bau, tidak bersih dan terbelakang. Saya berjuang keras membuktikan kepada banyak orang jika kaum hawa yang berhijab itu, bersih, wangi dan berpendidikan bahkan bisa mengukir prestasi tinggi.

Setelah berhijab, saya semakin meningkatkan ilmu agama saya, dan memperbaiki sikap saya, bersabar menahan emosi. Prestasi saya di Taekwondo terus bersinar dan karir saya pun meningkat. Saat memutuskan berhijab, saya adalah salah satu junior di tim Taekwondo Sumsel, sehingga saya yang juga mewakili Sumsel di PON XV, di Surabaya, tahun 2000 tidak diunggulkan sama sekali. Namun, Allah memberikan cara lain agar mata orang terbuka dan melihat saya, Allah membantu saya meraih Juara III PON XV, 2000. Usai dari prestasi di PON, saya pun terus berlatih keras, prestasi pun terus bergulir seperti Juara I Kejurwil, 2001, Atlet Terbaik Sumatera  hingga terakhir Juara II Pra PON XVI, 2003.

Seiring dengan prestasi yang meningkat, rezeki pun terus mengalir.  Pundi-pundi rupiah mengalir ke rekening saya. Tidak hanya itu, saya yang masih berstatus mahasiswa diberikan kepercayaan bekerja di salah satu kabupaten di Sumsel.

Setelah bekerja di PALTV, di tahun 2006, saya mencoba mengikuti Pemilihan Putri Indonesia tingkat Sumatera Selatan, meski hanya finish 7 besar.

Ternyata banyak keuntungan dari berhijab, Alhamdulillah saya  bisa mengambil hikmah jika berhijab tidak menghalangi kita untuk terus berprestasi.

Saya beruntung berhijab karena saya lebih terlindungi, orang lebih segan untuk berbuat usil atau jahil kepada saya, meski saya bertugas sebagai video journalist dan bekerja hingga malam, namun berkat hijab itu, Allah melindungi saya.

Tidak hanya itu, di kantor pun kami tidak dibedakan sama sekali, saya sempat bertugas keluar negeri, atau meliput pertandingan final LigaIndonesia, yang kala itu klub bola Sriwijaya FC menjadi double winner.

Hal lain yang menyenangkan karena saya memiliki hobi traveling, dengan berhijab saya pun terlindungi saat akan mengkonsumsi makanan, karena para penjual yang saya temui di negeri luar akan langsung mengetahui saya seorang muslimah, dan mereka akan memberikan informasi makanan halal bagi saya.

Saya bersama teman-teman Hijabers Palembang kini terus mengajak remaja putri dan kaum wanita yang lain untuk mengenakan hijab, menggelar pengajian rutin di setiap bulan, dan mengadakan kegiatan untuk meningkatkan syiar Islam. Sebagai Head of PR and Marketing Divission, saya memiliki tanggung jawab mengajak kaum hawa bisa berhijab.

Kini saya sedang meretas impian menjadi seorang penulis, memupuk keberanian agar suatu saat buku saya bisa menjadi best seller dan saya bisa menerima nobel dari hal yang saya lakukan. Tak hanya itu, saya pun memiliki impian untuk mendirikan rumah asuh bagi anak terlantar, dan terus memberikan manfaat sebanyak-banyaknya bagi umat manusia.

Jadi siapa bilang berhijab menghalangi kita beraktivitas dan meraih prestasi tinggi, tunggu apalagi, mari berhijab dan terus berprestasi agar kita cantik wajah dan cantik hati pula. Apalagi kini Indonesia mulai menjadi kiblat fashion muslim, selain itu hijab pun kini semakin beragam gayanya, sehingga selain menutup aurat, mereka yang berhijab juga tetap bisa tampil cantik, bergaya dan syar’i.

Mari kita bergandeng tangan agar kita nanti bisa menjadi bidadari-bidadari surga. Aamiin Allahumma Aamiin.

3 thoughts on “Cerita Hijabku”

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Translate »
HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com