Kita tak tahu dan tak pernah pasti tahu hingga semuanya berlalu. Benar atau salah, dituruti atau tidak dituruti, pada akhirnya yang bisa membuktikan cuma waktu. Dan itu yang membuat kita kadang bertanya : lalu, untuk apa? Untuk apa diberi pertanda jika ternyata tak bisa mengubah apa-apa? Untuk apa tahu sebelum waktunya?
“Memang tidak mudah menerima pertanda, menerima diri kita yang dikirimi pertanda, dan menerima hidup yang mengirimkan pertanda. Firasat tidak menjadikan kita lebih pandai dari yang lain. Seringkali firasat menjadi siksa.”
Jadi Untuk apa kita semua ada disini ?
” Untuk belajar menerima”
Saat kita belajar menerima, kita juga belajar berdamai. Melalui firasat kita belajar menerima diri, dan berdamai dengan hidup ini.
“Kadang-kadang pilihan yang terbaik adalah menerima…”
Firasat “Rectoverso” – Dee
saya masih belajar ikhlas…ikhlas dan sabar adalah ilmu paling sulit bagi saya..lebih sulit daripada matematika dan fisika dasar 😀
aku juga masih belajar
ad g. artikel yg bs bt menerima pndapt dg ikhlas mskpun it bnar maupun slah