Ananda Maafkan Ibu Karena Membunuhku…
Kata-kata diatas, mungkin adalah sebentuk do’a yang diucapkan Hengki atau Agnes, dua anak di dua kota yang berbeda yang dibunuh oleh orang tua kandungnya sendiri.
Tragis dan memprihatinkan nasib balita bernama Hengki Martin (4 tahun). Sudah menderita gizi buruk, dia juga diduga dianiaya ibu kandungnya, Yuliana (40). Akibatnya balita bertubuh ceking itu, tewas dengan meninggalkan luka gores dan lebam di beberapa bagian tubuhnya. Sementara ibunya, ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi. Balita malang itu tewas di rumahnya, bedeng Nuraini, Jl Siaran, Lr Perintis III, RT 57/04, Kelurahan Lebung Gajah, Kecamatan Sematang Borang, Palembang, Selasa (22/3), sekitar pukul 11.00 WIB. Warga setempat yang curiga melihat kondisi korban yang terdapat luka lebam dan gores, sorenya melaporkan hal itu ke Mapolsekta Sako. Sekitar pukul 17.15 WIB, polisi mendatangi tempat kejadian perkara (TKP), dan melakukan oleh TKP.
Data yang didapat, korban diduga mengalami gizi buruk. Lalu sempat menderita diare, membuat tubuhnya bertambah kurus ceking. Korban merupakan anak ketiga dari empat bersaudara, dan kini ibunya tengah hamil lagi empat bulan. Suaminya, bekerja sebagai sopir bus kota. Dari kondisi ekonomi, keluarga tersebut terbilang ekonomi pas-pasan. Mereka juga baru sekitar tiga bulan mengontrak di bedeng tersebut, dan jarang berinteraksi dengan tetangga.
Untuk kepentingan penyelidikan, Yuliana yang sempat diamankan di Mapolsekta Sako, lalu dilimpahkan ke Polresta Palembang untuk ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reskrim. “Saya harap warga dapat saling peka akan kejadian ini. Dan dapat saling tolong menolong bila ada tetangga yang mendapatkan kesusahan. Selain itu kalau memang ada tindak kekerasan dalam rumah tetangga dil ingkungan sekitarnya, dapat segera melapor ke Polsek,” imbau Kapolsekta Sako Kompol Lisbeth DS.
Sementara jenazah korban, dibawa ke Kamar Jenazah RSMH Palembang untuk divisum. Hasilnya, terdapat beberapa luka gores memerah seperti bekas cubitan atau gigitan serangga di kening, dan kaki korban. Serta terdapat luka lebam membiru di sekitar pinggang kanan, dan kening. “Kan lihat sendiri tubunya kurus seperti kurang gizi. Kalau luka merah itu mungkin gigitan serangga. Balita itu meninggal sudah satu hari, dan mulai mengalami pembusukan,” ujar Dr Binsar Silalahi SpF, yang memimpin memvisum korban.
Ditemui di Mapolresta Palembang, Yuliana membantah dituduh telah membunuh anak kandungnya sendiri. Menurutnya, korban meninggal dunia akibat diare yang diderita Hengki sejak Jumat (18/3) lalu. Sebelumnya juga, korban bertabrakan dengan adiknya, hingga terjatuh saat berada di kamar mandi.
Sejak kejadian itu, kondisi korban memburuk dan saat itu juga korban dibawa ke RSMH Palembang. Namun, Selasa (22/3) sekitar pukul 11.00 WIB akhirnya korban menghembuskan napas terakhirnya. “Siapo pulo yang galak bunuh anak kandung dewek. Aku sayang samo anak aku (korban Hengki, red) itu. Memang aku galak nyubitin dio, kareno dio idak galak diam. Mano lagi aku lagi hamil 4 bulan, dan ngurus Aldo pulo,” cetus Yuliana.
Yuliana mengaku kesal terhadap korban lantaran sering menangis tanpa sebab. Sebelum Yuliana melahirkan Aldo, korban masih tampak gemuk. Semenjak lahir Aldo, kondisi korban berubah drastis. “Badannyo kurus dan galak nangis kalau malam hari. Sudah dibuatkan susu, masih nangis. Apo idak kesal kalau dio nangis terus. Idak siang idak malam. Anak lah banyak, bapaknyo sibuk nyupir makonyo sering aku cubit supayo diam,” tukasnya.
Di bagian lain, penyidik Unit PPA pimpinan AKP Heriyanto SH, akhirnya kemudian menetapkan Yuliana sebagai tersangka atas kematian anaknya itu. “Penyidik telah memeriksa Yu (Yuliana, red) secara intensif terkait kematian anaknya. Korban tewas dengan luka cubitan, memar dan bengkak di bagian badannya. Untuk kepastiannya, penyidik masih menunggu hasil visum et repertum dari dokter guna pengusutan kasusnya lebih lanjut,” kata Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Anisullah M Ridha SIk SH.
Kepada wartawan, Anisullah menegaskan tersangka Yuliana melanggar dan bakal dijerat Pasal 80 UU RI No.23/2002 tentang Perlindungan Anak, dan UU RI No 23/2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). “Ancaman hukuman pidananya jelas. Namun, penyidik tetap akan bertindak proporsional dan profesional terhadap kasus ini,” tandas Anisullah.
Sumber: Sumatera Ekspres
Belum habis rasa terkejut akan peristiwa sadis yang dilakukan ibu bernama Yuliana yang tega membunuh anak kandungnya Hengki Martin (4 tahun) di Palembang , 3 hari silam. Kembali aku dikejutkan oleh kasus serupa orang tua kandung membunuh darah dagingnya sendiri.
Polisi akhirnya mengungkap kasus pembunuhan Agnes Kharisma. Remaja putri yang akrab disapa Risma ini, ditemukan mayatnya membusuk di Jalan Joe Jakarta Selatan Februari lalu. Polisi menangkap otak pembunuhan, yang tak lain ibu kandungnya sendiri, serta dua orang kaki tangan yang dibayar untuk membunuh korban. Sang ibu, yang diduga pecandu narkoba ini, mengaku tega membunuh darah dagingnya sendiri karena tak diberi uang anaknya.
Ketiga pelaku pembunuhan terhadap Agnes Kharisma menjalani pemeriksaan di Mapolres Jakarta Selatan. Mereka ditangkap polisi di tiga lokasi berbeda di Jakarta, Bekasi dan Malang, Jawa Timur.
Seorang tersangka adalah ibu kandung Agnes sendiri. Tersangka tega membunuh lantaran sakit hati dengan sikap anaknya. Pelaku membunuh korban dibantu tersangka lain, yang tidak lain anak angkatnya sendiri.
Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Gatot Edy Pramono menjelaskan, tersangka awalnya diperiksa sebagai saksi terkait kematian putrinya yang jasadnya ditemukan warga di selokan Jalan Joe, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Minggu, 13 Februari lalu.
Aksi pembunuhan itu terjadi 7 Februari lalu, di rumah kontrakan korban di Jalan Raya Sirsak, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Jasad korban sempat disimpan selama 3 hari, hingga akhirnya dibuang di selokan Jalan Joe.
Dari penyidikan petugas diketahui, tersangka anak angkat ibu korban dan temannya yang membantu tersangka diberi upah masing- masing sebesar 2 juta rupiah, guna melakukan aksi pembunuhan terhadap korban. Sumber: Indosiar.
Entahlah, apapun alasannya, sangat tidak adil mengambil hak hidup orang lain. Meski mereka itu buah hati anda, tapi bukan anda pemiliknya, karena anak hanyalah titipan dari – Nya.
Bahkan Allah SWT telah berfirman
Sesungguhnya rugilah orang yang membunuh anak-anak mereka karena kebodohan lagi tidak mengetahui, dan mereka mengharamkan apa yang Allah telah rezkikan kepada mereka dengan semata-mata mengada-adakan terhadap Allah. Sesungguhnya mereka telah sesat dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.” (QS. Al-An’am (6): 140)
“Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu olwh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak,dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak diantaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan suatu (sebab) yang benar”. Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami(nya).” (QS. Al-An’am (6): 151)
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.” (QS. Al-Isra’ (17): 31)
Bukankah itu sangat jelas, apakah semuanya terjadi karena dasar khilaf. Manusia memang suka lalai, tapi dimana nurani mereka, akal mereka dan iman mereka. Naudzubillahi min djalik.
Apakah karena beratnya beban kehidupan, yang kian hari terus menghimpit, membuat sesak, terakumulasi dan tanpa disadari karena lemahnya iman dan akal serta nurani, semua hal buruk itu terjadi.
Ingatlah, kita tidak pernah sendiri di dunia yang fana, jika kita tidak bisa berbagi dengan orang tua, teman, pasangan hidup, ada yang Maha Melihat dan Maha Mendengar tanpa bantahan dan protes. Janganlah pernah berpaling, karena setiap permasalahan yang dihadapi karena kita mampu mengatasinya. Semoga Allah mengampuni segala dosa-dosa kita-.
Good answers in return οf this issue with solid arguments аnd describing ɑll concerning that.