Setelah sukses menggelar Musi Jazz Sriwijaya pada tahun lalu. Dinas Kebudayaan dan Provinsi Sumatera Selatan kembali mengulang keberhasilannya dengan menyelenggarakan event yang sama Musi Jazz Sriwijaya 2016. Bekerja sama dengan Konsulat Amerika, event Musi Jazz Sriwijaya ke-2 ini menghadirkan bintang utama Soul Inscribed, kelompok musik beraliran soul hip hop yang berasal dari New York City Amerika Serikat.
Selain Soul Inscribed, musisi jazz tanah air seperti Ermy Kullit, Harry Toledo hingga pendatang baru Briana Simorangkir serta musisi jazz lokal Palembang ikut menyemarakan Musi Jazz Sriwijaya yang digelar di Palembang Sport and Convention Center, Sabtu Malam, 27 Februari 2016.
Soul Inscribed sendiri menggunakan tanjak dan baju bermotif songket dan tye dye. Sehingga memberikan penampilan berbeda bagi mereka. Tidak hanya itu, yang membuat Musi Jazz Sriwijaya yang semakin berbeda dengan tahun lalu, kali ini Soul Inscribed tampil di awal acara setelah event ini dibuka secara resmi.
Kelompok musik asal New York City, Amerika Serikat ini memberikan penampilan berbeda dengan menggabungkan irama musik hip hop dengan vokal jazz soulful di lagu Gending Sriwijaya. Lagu tradisional asal Sumatera Selatan yang dimainkan bersama kelompok Beat Box membuat suasana PSCC tersebut sangat syahdu.
Penampilan Baba Israel, Duv vocalist, Sean Nowell saxophone/ multi-instrumen dan Yako 440 multi-instrumentation malam itu sukses membuat masyarakat Palembang yang hadir di PSCC merasakan irama hip hop dan soul. Terlebih Soul Inscribed tak segan mengajak audience nya ikut ber hip hop ria.
Acara yang digelar secara gratis ini semakin meriah dengan venue PSCC yang didekor dengan seni tradisi dan budaya Sastra Ulu. Tak hanya itu ada tiga panggung pada event Musi Jazz Sriwijaya kali ini. Satu panggung utama, satu panggung untuk musisi lokal dan satu panggung stand kain khas Palembang. Disini dijual beragam kain khas Palembang seperti kain jumputan, tajung hingga blongsong.
Soul Incribed yang tampil dengan enam lagu dan satu lagu kolaborasi Gending Sriwijaya yang di bawakan bersama Beat Box serta lagu yamko rambe yamko, mampu memberikan tempat di hati masyarakat Palembang.
Usai penampilan Soul Inscribed, salah satu personil Yako pun melukis kenang-kenangan mereka menjadi bintang tamu Musi Jazz Sriwijaya diatas kanvas 12×12. Selama hampir satu jam, Yako pun menghasilkan lukisan mural yang indah.
Gelaran kedua Musi Jazz Sriwijaya menjadi tempat bertukar budaya, musik dari Amerika yang berpadu dengan musik tradisional Sumatera Selatan. Soul Incribed sendiri sudah tiga hari berada di Palembang dan telah berbagi ilmu musik kepada mahasiswa Universitas Bina Darma.
Sebelum penampilan Soul Inscribed penonton disuguhkan penampilan dari musisi lokal Palembang dan Briana Simorangkir. Artis cantik pendatang baru ini mampu memberikan sentuhan hangat membuka Musi Jazz Sriwijaya.
Setelah penampilan Soul Inscribed, para penikmat musik jazz dihibur dengan penampilan Harry Toledo yang memberikan permainan gitarnya yang memukau. Bahkan di akhir penampilan Harry mengajak seorang dara manis untuk bernyanyi di atas panggung.
Penampilan yang paling dinanti adalah musisi jazz legendaris Ermy Kullit. Para penggemar Ermy Kulit diajak bernostalgia bersama. Sebanyak 5 lagu dinyanyikan untuk menghibur masyarakat Palembang yang rela setia menantikan hingga malam semakin larut. Para penonton tak henti bernanyi bersama Ermy Kullit hingga lagu pamungkas Kasih.
Ajang Musi Jazz Sriwijaya ini menjadi reunian karena disini banyak sekali teman-teman yang sudah lama tidak bertemu, sehingga bisa menghabiskan waktu bersama menikmati musik jazz. Apalagi Musi Jazz Sriwijaya merupakan agenda yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Palembang.
Disini musik jazz bisa berpadu dengan kesenian tradisional Sumatera Selatan. Seperti pada tahun lalu, penonton bisa menikmati serdam, alat musik tradisional dari Pagaralam, kini dihadirkan kulintangan dari Sekayu yang dimainkan oleh kelompok Pal Jazz Etnika.
Penampilan Pal Jazz Etnika berhasil menutup Musi Jazz Sriwijaya 2016 dengan sangat memukau. Meski tidak banyak penonton yang menyaksikan penampilan mereka, tapi alat musik kulintangan, sejenis bilah-bilah kayu mampu menghasilkan nada-nada yang indah.
Photo : Ira
And can’t wait for next Musi Jazz Sriwijaya. Btw, 27 Maret nanti bakal ada Museum Jazz Night yang akan menghadirkan Dwiki Darmawan dan Rizky Febian, anak artis Sule loh. Sudah ada yang tahu lagi Rizky, Kesempurnaan Cinta. Ayo, saksikan Museum Jazz Night ya.
Tetap selfie walau konser sampai larut. hehe
wajib lah selfie… tanda kalo beneran ada disana
Hey thanks Ben, we sure appreciate your support! Not too many other people think we’ve been thrown “under a bus” that work downtown. I wonder how they would feel if someone came along and told them they needed to move but they weren’t going to offer them much for their house and oh ya, they were going to put up a big wall next to them. Guess that would be dief0rfnt̷e;. Anyway, thanks for all you are doing!