Apa rasanya menjadi yang pertama, hmmmm… tentunya sangat menyenangkan sekali. Inilah yang dirasakan buat beberapa orang yang bisa menyaksikan pertama kalinya Premier film Pengejar Angin.
Sebenarnya saya mendapat undangan Premier film Pengejar Angin pukul 16.00 bareng Gubernur Sumsel, tapi saya lebih memilih nobar dengan teman-teman Hijabers Palembang.
Adalah Siti Helda Meilita yang biasa akrab disapa Selly, committe Hijabers Palembang yang menjadi salah satu pemeran utama film besutan Hestu Saputra dan Hanung Bramantyo tersebut.
Tampil cantik di Premier bersama para committee Hijabers Palembang menjadi pusat perhatian, bahkan selama menonton fil tersebut, suara kita-lah yang terdengar lebih keras dan kencang, asli happening banget.
Bangga tentunya menjadi wong Sumatera Selatan, karena bisa menyaksikan bumi tercinta itu diekspos dengan luar biasa. Bahkan pemilihan lokasi yang tentunya akan membuat semakin banyak orang datang ke Sumsel.
Keindahan Lahat, bumi Semende, gunung jempol, air terjun Bedegung seolah menjadi magnet yang tak terlupakan di film tersebut. Dan saya menyadari ternyata masih banyak sudut bumi saya yang belum saya tapaki.
Review Film Pengejar Angin
Film Pengejar Angin bercerita tentang Dapunta (Qaushar HY) bersekolah di SMAN 9 Lahat, Sumatera Selatan. Anak yang pintar dan ketua kelas ini terhalang keinginannya untuk melanjutkan kuliah karena sang Ayah (Mathias Muchus) tidak setuju karena alasan tidak ada biaya.
Sang Ayah menginginkan Dapunta meneruskan pekerjaannya sebagai Bajing Loncat, hal ini membuat Dapunta semakin tertekan. Meski demikian Dapunta selalu mendapatkan dukungan penuh dari ibunya (Wanda Hamidah) termasuk teman-temannya Nyimas (Siti Helda M), pak Damar (Lukman Sardi) guru Dapunta.
Selain pintar, Dapunta juga memiliki bakat alam sebagai pelari dan bakat tersebut tersalurkan saat Ferdy (Agus Kuncoro Adi) teman pak Damar datang.
Namun disaat impiannya hampir terwujud, Dapunta yang akan berangkat ke Jepang mengikuti kompetisi Matematika harus mendapati Ayah dipenjara karena tertangkap saat beraksi. Tak hanya itu, sakit yang diderita ibu Dapunta pun semakin parah. Belum lagi Yusuf yang selalu iri dan ingin menyingkirkan Dapunta. Hingga konflik percintaan Nyimas dan Dapunta.
Film ini sarat dengan nilai moral, memang diakui masih banyak bahasa yang kaku terdengar dan terkesan kurang alami, tapi so far so good.
Konflik yang dibangun antara Ayah dan Dapunta semakin memperkuat alur cerita film ini. Begitupun dengan konflik dengan teman, Nyimas dan Martuah.
Film ini menjadi bukti jika setiap sudut negeri ini memiliki begitu banyak nilai jual dan mengundang decak kagum. Legenda harimau yang hingga kini masih sangat kuat dipercayai oleh penduduk setempat. Bahasa daerah yang membuat saya semakin merasa dekat dengan film ini. Meski ada beberapa dialek yang tidak alami dan kaku.
Film ini notabene diperankan oleh orang-orang Sumsel, sebut saja Mathias Muchus yang memang asli keturunan Lahat, Siti Helda, Rendy, Martuah, ataupun Meidina yang berperan sebagai istri pak Damar.
Behind The Scene
Saya hanya memiliki sedikit memori yang akan dibagikan saat mengikuti proses pembuatan film ini. Bagaimana Putaar Production mencari para pemain, casting di PalTV, hingga proses syuting.
Nah lihat orang yang di foto ini lagi memberikan warna putih di garis lintasan lari, tahu pake apa kapur tulis xixixi ~___~.
Syuting yang dilakukan saat Ramadhan dan berulang kali scene yang harus diulang. Tentu sangat menguras tenaga. Namun setelah melihat hasil film Pengejar Angin tayang semua itu terbayar lunas.
Film ini ditujukan untuk memeriahkan Sea Games XXVI yang akan dibuka pada 11 November 2011.
Saya pun semakin bangga mengaku sebagai orang Sumatera Selatan. Terima kasih untuk semua yang telah bekerja keras untuk suksesnya film ini. Bagi yang penasaran saksikan 3 November 2011 serentak di seluruh bioskop di Indonesia.
Hehehe… mana ada orang di sana yang tidak memandang kalian, para anggota hijabbers Community?
Wanita berhijab, cantik2, menarik, dan berpakaian “wah” bin “mentereng”, jelas jadi pusat perhatian. 🙂
Asop! jangan-jangan kamu ituh suka pecicilan ya sama anggota hijabers? hahaha ketahuan!
anyway, pengen juga nonton nanti pas tanggal 3 😀
Kali ini, saya setuju dengan Mas Asop, cantik-cantik 😀 – bisa dapat nonton 2 kali nih, film dan sekaligus penontonnya :).
ini maunya Cahya dapat nilai lebih ~____~
Upssss… wah bin mentereng, kami masih sederhana saja koq ~___~
asikkkkk mantabs
mas Hestu sukses ya buat filmnya ~____~
Wah.. kesempatan yang cukup bagus bisa nonton bareng dan nonton pertama kali film ini
dilihat dari beberapa komentar penonton, sepertinya film ini ‘cukup’ berhasil.
sebagai apresiasi terhadap film ini saya nukilkan dalam blog
http://semende.wordpress.com/2011/11/13/resensi-film-pengejar-angin-dapunta/
Negeri para Dapunta…
gimana saya bisa dapetin film itu ya,,,cos saya butuh banget dengan film itu buat skripsi saya,,,,,tolong bantuannya,,,
Waduh… saya kurang tahu ya mbak bagaimana caranya mendapatkan film tersebut
Hello! I could have sworn I’ve been to this blog before but after going through many of
the articles I realized it’s new to me. Anyhow, I’m definitely pleased
I found it and I’ll be bookmarking it and checking back often!