Sayang Ampera adalah gerakan moral untuk menjaga kebersihan di Jembatan Ampera, Palembang.
Jembatan Ampera adalah icon Palembang dan menjadi kebanggaan Wong Palembang karena kemegahan dan keindahannya. Landamark kota Palembang ini dibangun pada 1962 dari dana rampasan perang Jepang dan selesai 1964. Jembatan dengan panjang 1.177 meter, lebar 22 meter, dan tinggi 63 meter di atas permukaan Sungai Musi. Terletak di antara kampung 16 Ilir hingga 7 Ulu membelah sumber kehidupan di kota Pempek.
Awalnya, sejak selesai pembangunan sampai 1974, bentang tengah Jembatan Ampera bisa diangkat naik-turun secara hidrolik. Namun karena pengaruh korosi (karat) kini hidrolik itu tidak bisa berfungsi lagi. Kondisi Jembatan Ampera saat ini sudah mengalami korosi seperti pada girder utama.
Tidak hanya keropos karena usia jembatan yang sudah tua, namun berulang kali Jembatan Ampera ditabrak kapal tongkang batubara. Bahkan kerusakan serius terjadi akibat kebakaran di bawah Jembatan Ampera di kawasan Pasar Terminal 7 Ulu. Sayangnya kondisi ini semakin memprihatinkan karena ulah oknum yang tidak bertanggung jawab. Sampah yang dibuang sembarangan, bau tidak sedap di tangga jembatan hingga coretan di di dinding Jembatan Ampera.
Sayang Ampera
Untuk itulah Forum Pesona Sriwijaya menginisiasi Gerakan Sayang Ampera, untuk menjaga dan merawat kebersihan jembatan Ampera dan sekitarnya dari sampah dan Vandalisme. Kegiatan pertama dilaksanakan pada Jumat, 30 Maret 2018 dengan mengutip sampah di kawasan sekitar Jembatan Ampera. Sebanyak sepuluh orang anggota FPS pada Jumat sore itu, berhasil mengumpulkan dua karung besar sampah plastik. Lalu pada Minggu, 1 April 2018 Forum Pesona Sriwijaya kembali melanjutkan aksi sayang Ampera dengan uji coba Hapus Coretan (Vandalisme) di Jembatan Ampera.
Aksi nyata mendapatkan sambutan positif dari berbagai pihak. Pada peringatan Hari Bumi, Minggu, 22 April 2018, Forum Pesona Sriwijaya bersama 50 komunitas di Sumatera Selatan melanjutkan aksi Sayang Ampera Stop Vandalisme. Sejak pagi ratusan anak muda Palembang sudah berkumpul di Taman Nusa Indah di bawah Jembatan Ampera. Tepat pukul 7 pagi aksi ini dimulai dan dibuka oleh Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang, Isnaini Madani.
Setelah membagi tim antara yang mengutip sampah dan mengecat coretan, tanpa dikomando para anak muda ini langsung bergerak mengambil sampah dikawasan sekitar Ampera hingga di atas Jembatan Ampera. Terlihat masyarakat yang selalu beraktivitas di kawasan ini, hanya melihat saja tanpa ikut membantu membersihkan kawasan Jembatan Ampera.
Selain itu di sisi lain ada tim anak muda yang mengecat membersihkan coretan yang menempel di Jembatan Ampera. Para anak-anak muda ini terlihat bersemangat melakukan aksinya membersihkan coretan-coreran yang menghiasi dinding ampera. Semua bergerak dalam kampanye inididasari kegelisahan adanya sebagian masyarakat yang cintanya kurang kepada Ampera.
Ampera berubah fungsi dari jembatan menjadi tempat sampah, WC umum, dan dinding strukturnya menjadi kanvas tempat menumpahkan ungkapan perasaan dan kebanggaannya.
https://www.youtube.com/watch?v=mPLE_tH1ocI
Sampah, coretan, dan pesing menyambut pengunjung yang awalnya datang karena kebesaran nama Ampera. Padahal, kotoran dan aroma pesing bukanlah bagian dari paket perjalanan menyusuri Ampera.
Anak anak muda ini melawan ketidakpedulian dengan aksi nyata dan sindiran lucu. “Palembang Tanpa Ampera, Ibarat Pempek Tanpa Cuko, Katek Rasonyo” contoh poster yang di bawa gadis-gadis cantik di kegiatan hari ini.
Gerakan moral ini mengajak seluruh masyarakat untuk stop mencoret dan mengotori jembatan kebanggaan masyarakat Palembang ini. Bentuk sinergi antar komunitas di Sumatera Selatan menciptakan kebersihan di lingkungan Ampera dan sekitarnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan Irene Camelyn Sinaga mengapresiasi aksi Sayang Ampera Stop Vandalisme dari teman-teman komunitas bersama Forum Pesona Sriwijaya. Bentuk dukungan dari masyarakat ini sangat diperlukan sebagai wujud kepedulian terhadap ikon kota palembang tersebut.
Apalagi gerakan moral Sayang Ampera ini diharapkan dapat menyentuh masyarakat dan mereka tergerak untuk berhenti melakukan vandalisme dan membuang sampah sembarangan. Apalagi kota Palembang akan menjadi tuan rumah Asian Games Agustus mendatang.
Forum Pesona Sriwijaya menggandeng Kementrian PU PR, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Selatan dan berbagai pihak lainnya. Ada berbagai kegiatan dilakukan termasuk lomba mulai dari Lomba Selfie, lomba tebak skor, lomba puisi dan lomba meme sayang Ampera. Lomba Sayang Ampera ini bisa diikuti oleh kalangan umum dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.
Para peserta juga diajak menandatangani Gerakan Sayang Ampera Stop Vandalisme serta melakukan Deklarasi Anti Vandalisme. Pada kegiatan tersebut setiap peserta tidak boleh menambah jumlah sampah, sehingga setiap peserta membawa tumblr serta tidak ada kotak snack. Seluruh makanan tersaji dalam tampah dan dimakan bersama-sama.
Kegiatan ini terlihat sederhana namun mampu mencegah Palembang kehilangan mukanya dihadapan para turis. Iklan pariwisata Palembang selalu pakai Ampera, bila tak di bereskan sama saja mengundang orang hanya untuk memberi rating bintang 1 untuk Ampera.
Ayo bersama-sama Sayang Ampera, Kami sudah Sayang Ampera, kalian kapan?
Bener banget nih! Aku dukung gerakan ini! Emang kita ga boleh sembarangan ngotorin tempat, apalagi paling banyak ttg buang sampah sembarangan
Iya ellen semoga semakin banyak yang sadar untuk menjaga kebersihan Jembatan Ampera ini