Ini adalah hasil copas dari blog Inandatiaka, dan semoga setelah membaca kisah dibawah ini, kita bisa meringankan beban Ipat, karena masih banyak Ipat-Ipat lainnya di dunia ini yang membutuhkan uluran tangan kita.
Ipat: Ruang untuk berbagi
Minggu siang adalah waktunya saya untuk istirahat di kos dan nonton TV sepuasnya sebuah luxury yang nggak bisa saya dapet di hari lainnya.
Mantengin TV seharian buat saya merhatiin iklan yang berseliweran. Banyak banget iklan kosmetik, perawatan kulit dan iklan-iklan serupa lainnya yang menjual barang-barang untuk membuat kulit lebih kinclong. Siapa yang nggak pengen kulit yang cuma biasa-biasa aja, trus brubah jadi kinclong kayak cewe-cewe di iklan TV? Saya sih mau…
Tapi, gimana kalo kulit yang biasa-biasa aja nggak kita punya? Jangankan ngarep punya kulit putih mulus, kulit yang seadanya aja masih jauh dari impian. Yang setiap hari dilihat adalah lapisan kulit tebal berwarna hitam dan berbulu di atasnya.
Saya pun sebelumnya nggak pernah bayangin ada orang yang seperti itu. Sampai suatu hari saya bertemu Ipat, bocah berumur 5 tahun yang saya temui tak sengaja di jalan. Kala itu, ada orang yang menyodorkan kertas bergambar seorang anak perempuan dengan seluruh tubuh berwarna hitam. Lalu ia meminta sumbangan pada saya untuk operasi. Saya tertegun melihat gambarnya, lalu tak berapa lama datanglah seorang anak kecil yang ada digambar.
Jadi, Ipat ini adalah anak berusia 5 tahun yang menderita kelainan gen yang menyebabkan tubuhnya dilapisi kulit tebal berwarna hitam dan berbulu, selain itu dia juga berkelamin ganda. Hmm, bisa dibayangkan gimana rasanya Ibunya Ipat ketika ditanya “anaknya cewe apa cowo Bu?”. mau jawab apa? Hla wong bilang cewe tapi berkelamin cowo juga, mau bilang cowo ya berkelamin cewe juga.
Karena hal-hal itulah, saya dan teman-teman tergerak untuk mengoperasi Ipat. Sehingga paling tidak Ibunya bisa menjawab dengan mudah “anak saya cewe Bu..” atau “anak saya cowo Bu”.
Akhirnya, saya dan teman-teman mengusahakan supaya Ipat ini dioperasi dengan bantuan pemerintah. Sayangnya, sampai saat ini langkah kami terbentur masalah birokrasi. Jadi, saya dan beberapa teman memutuskan untuk menggalang dana agar Ipat bisa segera dioperasi. Estimasi kebutuhan operasi sebesar 40juta. Tapi angka ini bisa dipastikan lagi setelah hasil tes Ipat bisa kami dapatkan.
Saya mengajak teman-teman untuk berpartisipasi menggalang dana untuk Ipat agar dia bisa segera dioperasi.
Ohya, hari sabtu tanggal 6 Agustus ini saya dan beberapa teman mau datang lagi menjenguk Ipat. Kalau memungkinkan bisa jadi kita buka puasa bareng yuk!
Buat teman-teman yang tertarik membantu Ipat, bisa kirim email ke saya di inandatiaka[at]gmail.com.
Buat donasi bisa langsung disalurkan ke rekening saya di: Bank mandiri cab Bandung SIliwangi No rek: 13 0000 4747 641 a/n Inanda Tiaka
So far, dana yang sudah kekumpul sebesar Rp 2.250.000. Yuukk.. masih ada ruang untuk kita berbagi.
Mari Kita Berbagi dengan Ipat.