Bagi pelari lokal di Malaysia, Standard Chartered Kuala Lumpur Marathon adalah race tahunan yang wajib diikuti setiap tahunnya. Sementara bagi saya ini adalah race pertama saya yang terjauh yakni Half Marathon dan di luar negeri.
Saya sempat berpikir untuk tidak mengikuti race ini karena di awal Maret 2017 saya sempat mengalami kecelakaan motor yang membuat saya terpaksa berhenti berlari selama satu bulan. Namun saya akhirnya memberanikan diri dan menyakinkan diri saya untuk mengikuti Standard Chartered Kuala Lumpur Marathon 2017 pada Minggu, 21 Mei 2017 lalu.
Race Entry Pack Collection
Saya merasakan euforia yang berbeda saat mengambil race pack, apalagi di Kuala Lumpur Convention Center ini terdapat exhibition yang menghadirkan pameran produk sponsor yang sedang promo. Hall ini sendiri sangat luas dan begitu teratur sesuai dengan kategori. Beruntung saat saya datang, tidak begitu banyak yang mengambil race pack jadi saya tidak perlu antri.
Perasaan saya pun begitu exciting melihat para petugas, suasana pengambilan race pack hingga berbagai booth sponsor yang memamerkan produk mereka. Di race ini saya ditemani oleh Bunda Een dan Yuk Leni, para manager saya di tempat saya bekerja. Sekitar 36 ribu pelari ikut menjadi peserta dalam SCKLM 2017 ini, tidak hanya kategori Full Marathon, Half Marathon, 10K dan 5K.
Jamuan Makan Siang di KBRI Kuala Lumpur
Ada yang special dalam race SCKLM 2017 ini, satu hari sebelum race, Kedutaan Besar Republik Indonesia Kuala Lumpur mengundang seluruh komunitas lari se-Indonesia yang berpartisipasi di SCKLM 2017. Puluhan pelari amatir yang dikomandoi Indo Runners bersilaturahmi di KBRI. Saya sendiri bersama Maruli mewakili Palembang Runners, sebagai perwakilan komunitas lari dari Palembang yang berkesempatan hadir. Kami diterima oleh Koordinator Fungsi Penerangan Sosial Budaya, Tri Gustono Supriyanto yang mewakili Dubes RI Kuala Lumpur.
Setelah acara resmi kami pun dijamu makan siang sembari saling berkenalan dan bertukar nomor kontak. Jujur ini kali pertama saya masuk KBRI, jadi merasa sangat special, apalagi kalau
Drama sebelum race
Di tengah euforia menghitung detik-detik race SCKLM, saya harus berhadapan dengan penyakit kambuhan saya. Maag (gastritis) saya kumat malam itu. Karena telat makan, saya harus berjuang melawan rasa sakit. Setelah makan malam sekitar pukul 12.30, saya muntah-muntah dan saya harus mencari klinik bertemu dokter dan mendapatkan injeksi untuk meredakan serangan maag akut tersebut.
Beruntung saya ditemani oleh Maruli, Haslan dan Adi mencari klinik yang buka hingga merawat saya. Namun sayangnya drama sebelum race belum berakhir, karena saat tiba di hotel, ternyata saya tidak bisa tidur. Bahkan saya harus bolak balik ke WC karena diare. Alhasil saya harus menjalani race tersebut tanpa tidur, padahal kondisi ini sangatlah tidak baik. Saya hanya berharap kepada Allah SWT untuk melindungi saya menyelesaikan race tersebut.
The Day “SCKLM 2017”
Sekitar pukul 3.30 pagi, Haslan yang ikut Full Marathon mengajak langsung ke lokasi race. Karena Haslan harus start pukul 4 pagi bersama 8 ribu pelari full marathon lainnya. Dari Signature International Hotel, tempat kami menginap, kami berjalan kaki, karena seluruh jalan ditutup sejak pukul 2 dini hari.
Saya bersama Maruli yang mengambil Half Marathon cukup santai karena flag off pukul 5.30 dibandingkan flag off Full Marathon pukul 4. Ada jeda waktu 1,5 jam bagi kami untuk menitipkan tas, ke toilet dan melakukan pemanasan. Meski sudah mendekati flag off time, kondisi saya masih belum membaik. Maruli hanya berpesan kalo ada apa-apa, dia meminta saya menelpon dirinya.
Dalam race ini saya mengambil start yang paling lambat yakni di 3.30, apalagi sejak awal memang saya hanya menargetkan bisa finish tapi harus mendapatkan PB (personal best) . Saya berusaha lari tanpa memaksakan diri saya, karena saya tahu kondisi yang tidak fit, saya berusaha mencari aman. Apalagi baru satu Minggu semenjak kejadian pelari yang meninggal saat race.
Karena start sangat awal, membuat saya bersama para pelari Muslim lainnya melakukan sholat subuh di mushola, masjid hingga di pinggir jalan di sepanjang rute. Panitia sangat baik karena menyediakan air mineral sebagai air wudhu untuk para pelari yang sholat di pinggir jalan. Ada pos pemeriksaan, bagi pelari full marathon ada cut off time setiap pos dan panitia menyediakan bus penyapu pelari-pelari yang tidak bisa mencapai garis di setiap pos pemeriksaan.
Kami melintasi jalan tol dan menariknya rute di SCKLM ini sangat steril dan bebas dari kendaraan. Hal yang menyenangkan bisa melewati gerbang tol dan tidak perlu membayar! Ya, khusus di hari itu, seluruh jalan raya sepenuhnya tertutup untuk lalu lintas dan menjadi milik para pelari.
Saya tidak menetapkan target khusus di SCKLM tahun ini apalagi dengan kondisi fisik yang tidak fit membuat saya hanya bisa lari – jalan – lari kembali – jalan lagi, hingga finish. Beruntung di setiap 2km ada water station dan tim kesehatan, membuat saya bisa terhidrasi dengan baik dan saya juga sesekali meminta semprot penghilang rasa sakit di bagian lutut, angkle atau bagian tubuh yang nyeri. Penyelenggaraan race yang sangat professional, tidak hanya water station dan tim kesehatan setiap 2KM. Bahkan toiletnya banyak serta water spot untuk membasahi tubuh juga tersedia.
Rute race SCKLM 2017 ini cukup menantang karena dari 2KM pertama sampai akhir tanjakan terus, elevasinya hingga 45 derajat terutama di KM38 (FM) atau KM18 (HM) jadi banyak peserta yang jalan, saya pun tidak terlalu merasa bersalah untuk ikut jalan kaki. Kalo boleh dibilang race lari ini berubah menjadi jalan sehat ? .
Beberapa kali saya disapa atau menyapa pelari dari Indonesia, bahkan ada memberikan semangat untuk saya agar kembali berlari. Hal yang menyenangkan lainnya adalah selalu ada kata-kata penyemangat meski dari orang asing yang tidak dikenal.
Di km. 18 saya bertemu dengan Haslan dan memberikan semangat untuk saya menyelesaikan 3KM dari sisa 21KM yang harus saya selesaikan. Tiba-tiba cuaca yang awalnya hangat berubah menjadi lembab dan hujan pun mengguyur. Saya berharap hujan tidak menderas dan beruntung kami tidak benar-benar basah kuyup. Hujan tersebut seolah menjadi penyelamat ditengah matahari yang tengah beranjak naik.
Bagian terbaik dari SCKLM 2017 ini saat mencapai garis finish, apalagi banyak pengunjung yang ikut cheering sehingga membuat suasana semakin meriah, meskipun hujan mengguyur. Meski rasa lelah namun saya tersenyum lebar saat melihat garis finish.
Meski dalam kondisi fisik yang sangat buruk, saya bersyukur akhirnya saya bisa menyelesaikan race ini. Ada beberapa kali saya tergoda untuk naik ambulance tapi untungnya, saya berhasil hingga mencapai garis finish.
Tiba di garis finish, seluruh pelari mengambil finisher, minuman, buah, medali dan finisher tee khusus pelari full marathon. Disini sangat tertata rapi dan kami tidak perlu mengantri lama. Setelah itu, saya mencari teman-teman yang telah selesai lebih awal dan waktunya PB (photo banyak) dimulai.
Hal paling menyenangkan dari setiap race adalah bisa menyelesaikan race tersebut dengan strong dan bahagia. Saya sangat bersyukur bisa menyelesaikan race SCKLM 2017 ini. Apalagi race ini adalah race Half Marathon saya yang pertama (Virgin Half Marathon) .
Start yang sangat pagi untuk Full Marathon pukul 4 pagi waktu Malaysia (pukul 3 WIB) dan Half Marathon pukul 5.30 (pukul 4.30 WIB) membuat COT tidak begitu terik (cuaca finish saat Full Marathon cukup panas sekitar 32C) .
So bagi yang ingin mengikuti race, race SCKLM ini bisa menjadi pilihan. Karena penyelenggaraan yang rapi dan terorganisir dan jalur yang steril.
Tips
Tips hemat untuk ikut race, beli ticket race saat early bird begitupun untuk ticket pesawat, maksimal beli 1 bulan sebelum keberangkatan. Kalau beli dekat dengan tanggal keberangkatan, siap-siap spot jantung, contoh untuk ticket PP Palembang – Kualalumpur satu Minggu sebelum keberangkatan seharga 4juta loh .
SCKLM bisa menjadi salah satu race yang tidak boleh dilewatkan dan saya berharap bisa kembali ikut race ini tahun depan. Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman saya (Maruli, Haslan dan Adi), panitia, kru, sukarelawan, dan teman-teman untuk race yang luar biasa ini.
See you on Standard Chartered Kualalumpur 2018
aseeeeekk.. duh jadi kangen lari lagi.. elus elus perut buncit
Ayo goiq lari lagi, aku kan terinspirasi dari dirimu
wah hebat dah go internasional larinya…
jadi kangen lari lagi …
hahaha, enggaklah bang, masih pemula ini bang
lari sampai KL wowwww… mantap bisa sekaligus pelesiran 😀
ini sebenernya banyak pelesiran dari larinya Huang
Mbak, kalo yg pelari muslim wanita sholat subuhnya gimana?
Kalau di KL Marathon, ada banyak masjid yang bisa disinggahi saat lari, jadi kita stop untuk lari. bahkan ada yang sholat di pinggir jalan, disediakan juga air untuk wudhu