Bagi yang menyukai film perang pasti menyukai film ini, Inglourious Basterds. Dari awal memang sudah ingin menonton film ini, selain karena dibintagi oleh Brad Pitt, film ini juga disutradarai oleh Quentin Tarantino, tentu masih ingat hasil karyanya Kill Bill dan Kill Bill Volume 2.
Berbicara soal pemain, Quentin pun memilih aktor dan aktris di ‘Inglourious Basterds’ dengan sangat teliti, film ini menampilkan 3 bahasa yakni Inggris, Jerman dan Perancis. Seperti Christoph Waltz yang fasih berbahasa German, begitupun dengan Melanie Laurent aktris yang sering tampil di beberapa film Perancis.
Film ini pun mendapatkan respon yang sangat baik dari kritikus film, dan wajar jika film ini mendapatkan bintang lima dan wajib ditonton.
Jika film-film perang tema Perang Dunia II tampil dengan kesan serius sangat berbeda dengan ‘Inglourious Basterds’ meski tampil sadis, namun ada sisi humornya. Film ini diawali dengan kalimat ” once upon a time in Nazi occupied France”, hmmm… entah kenapa jika di film di tulis kata – kata seperti ini, terasa masuk ke dalam ceritanya … hahahahha…
Selain itu, layaknya Kill Bill, Quentin pun menegaskan perpindahan setting film dengan per chapter. Kita dibuat untuk mengetahui babak per babak.
Setting berawal dari sebuah desa kecil di Prancis. Kolonel Hans Landa (Christopher Waltz) yang mendatangi sebuah peternakan sapi untuk mencari keluarga Yahudi yang tersisa di desa tersebut. Sebutannya adalah “Jew Hunter” pemburu Yahudi.
Karakternya yang kuat membuatku terpukau karena tekniknya menguasai psikologi petani untuk bekerja sama memberi tahu persembunyian keluarga Yahudi yang dicarinya. Keluarga tersebut dibantai dengan rentetan peluru, kecuali Shosanna Dreyfus (Mélanie Laurent), yang berhasil melarikan diri. Karena aktingnya ini pun membawa Christoph Waltz – pemeran aktor Hans Landa memenangkan penghargaan di Cannes tahun 2009 ini.
Selanjutnya setting berubah ke Amerika ketika Letnan Aldo Raine (Brad Pitt) merekrut delapan prajurit Yahudi-Amerika untuk melakukan misi penyamaran ke Prancis. Tujuan dari misi yang dijalankan pasukan khusus ini adalah untuk menebar teror terhadap tentara Nazi. Film ini memang sadis, selain Letnan Aldo menguliti kepala para Nazi, disini juga diperlihatkan adegan memahat kepala tentara Nazi dengan lambang Nazi dan selalu melekat.
Setting pun berubah ke empat tahun kemudian, Shosanna mengubah identitasnya menjadi Emmanuelle Mimieux. Gadis muda ini memiliki sebuah gedung bioskop. Seorang penembak jitu Nazi, Schutze Fredrick Zoller (Daniel Bruhl) jatuh cinta kepada Shosanna dan ingin memutar premier film ‘Nation’s Pride’ yang ia perankan di bioskop milik Shosanna.
Disinilah baik dari Shosana dan Letnan Aldo serta pasukannya yang dikenal dengan julukan The Basterds mengacaukan premier film ‘Nation’s Pride’ yang dihadiri oleh para petinggi Nazi.
Lepas dari segala bumbu sadisme yang sangat kuat mewarnai film ini, ada 2 hal tentang sisi lain kehidupan yang justru tampil dengan samar-samar dan sangat menarik untuk dicermati. Kemenangan pun tetap bukan milik Nazi, bahwa musuh sebenarnya adalah yang berada di dekat Nazi itu sendiri.
Film ini berhasil menggabungkan sejarah, fiksi, humor, perang, konspirasi, dan sedikit cinta. Ini adalah salah satu film dengan paket lengkap yang berhasil membuat penonton terpukau dari awal hingga akhir film.
wajib di tengok … apalagi kalo suka film perang dan sejarah