Bandung,  Event,  Indonesia,  Lari,  Sports

Pocari Sweat Bandung West Java Marathon 2017

Visits: 689

Pocari Sweat Bandung West Java Marathon 2017 adalah race kedua saya. Race yang begitu luar biasa tidak hanya dari sisi penyelenggaraan namun juga drama race disini.

Sepertinya selalu ada drama di setiap race. Begitupun dengan Pocari Sweat Bandung West Java Marathon 2017 ini. Di race kali ini saya ditemani oleh Mbak Ofie, Cek Maria dan Desi. Kami berencana untuk liburan setelah race.

Berawal dari saya memilih flight dari Palembang. Saya seharusnya memilih terbang langsung ke Bandung tapi saya lebih memilih transit di Jakarta. Drama pun terjadi saat di bandara, pesawat yang kami tumpangi delay lebih dari 2 jam.

Saat di Jakarta kami salah tidak langsung memilih flight ke Bandung tapi malah mengambil bus Prima Jasa, hasilnya kami terjebak macet dan baru tiba di Bandung jam 6. Perjalanan yang harusnya ditempuh 3 jam, tubuh sudah capek tapi saya belum mengambil racepack.

Setelah pesan taksi online, tujuan pertama ada Trans Luxury Hotel, venue pengambilan racepack. Lagi-lagi kami terjebak macet, kami baru tiba di Trans Studio Mall pukul 7.30, kami terjebak macet satu setengah jam, padahal waktu tempuh bisa 30 menit jika tidak macet.

Beruntungnya panitia menambah waktu pengambilan racepack hingga pukul 10 malam karena ada kesalahan teknis sebelumnya. Saya berusaha bersabar dan mengambil hikmah dari perjalanan hari itu.

 

Saya memilih step a back dan down grade ke kategori Half Marathon daripada memaksakan diri tetap di Full Marathon.

Sebelumnya saya sudah memiliki race slot untuk FM. Tapi karena kecelakaan motor awal Maret 2017 lalu membuat saya memilih ambil kategori HM. Saya harus berjuang keras untuk bisa finish strong.

Setelah mengambil racepack, kami pun langsung makan malam di Trans Studio Mall.

Dan sedikit mengobati kekecewaan para supporter yang sudah ikut, saya mengajak mereka foto-foto di kawasan TSM sebelum melanjutkan keFlores Gallery Hotel, tempat kami menginap.

Pocari Sweat Bandung Marathon ini mengambil start dan finish di Gedung Sate, Jalan Diponegoro. Para peserta berlari mengikuti rute mengelilingi Kota Bandung melewati jalan-jalan ikonik Kota Bandung.

Untuk kategori HM, kami melintasi jalan Layang Pasupati, Gedung Merdeka, jalan Braga hingga jalan Riau. Tantangannya adalah tanjakan di rute race PSBM ini. Banyak peserta yang akhirnya jalan kaki.

Drama kram pun terjadi, di km.13 tiba-tiba kaki saya menjadi kaku. Bagian paha belakang kram. Saya mencari petugas medis, menariknya tak hanya ada petugas medis, panitia juga menyiapkan fisiotherapis.

Petugas FT pun melakukan stretching untuk menghilangkan kram di kaki. Meski belum begitu hilang, saya melanjutkan perjuangan untuk menyelesaikan race ini.

Lagi-lagi drama terjadi, di km.17 kaki saya kembali kram, yang sebelumnya kram di belakang paha kini pindah ke bagian depan. Saya pun mencari titik hidrasi karena di setiap hidrasi point, panitia menyiapkan petugas kesehatan.

Petugas fisiotherapis pun membantu saya meringankan kram dengan melakukan stretching. Mereka sempat bertanya “apakah saya selalu minum di setiap hidrasi point?”. Karena kekurangan cairan juga bisa menyebabkan kram.

Saya selalu minum di setiap hidrasi point, bahkan di race ini saya berulang kali cari toilet untuk BAK. Race ini saya juga memecahkan rekor ke toilet, mulai dari toilet pos satpam hingga minimarket.

Kesalahan saya sepertinya karena kurang pemanasan dan kecapekan akibat perjalanan ke Bandung.

Running club seperti Fake Runners dan yang lain ikut berpartisipasi dengan memberikan cheering kepada peserta. Sayangnya Tim cheering tidak begitu meriah dan banyak sehingga tenggelam dengan keriuhan jalan.

Tidak hanya itu banyak photographer sukarela yang memotret aksi para pelari di race PSBM ini. Panitia juga sudah menyiapkan photographer, kami tidak hanya mendapatkan photo tapi juga video dari panitia yang dikirimkan ke gallery Facebook.

Meski ada drama, saya bersyukur bisa finish dan mencapai Personal Best di race ini dari race Standard Chartered KL Marathon.

Catatan waktu naik 30 menit, jika di SCKLM saya finish di waktu 3 jam 59 menit, di race ini saya finish di 3 jam 29 menit. Next latihan lagi buat PB lagi di race selanjutnya.

Di garis finish sudah ada Tim cheering saya dari Haslan, Maruli, Yos hingga Bang Iwan. Termasuk para supporter sejati yang bela-belain datang Cek Maria, Mbak Ofie dan Desi.

Maruli sebelumnya sudah berulang kali telpon dan tanya posisi saya sudah di kilometer berapa. Haslan yang menjemput dan mengiringi lari dari 50 meter sebelum garis finish. Karena kalian saya akhirnya bisa finish dan tidak menyerah.

Terima kasih ya untuk cheering didepan garis finish dan foto-fotonya. Garis finish dengan tanjakan pun akhirnya bisa terlewati.

Alhamdulillah karena semangat para Tim Cheering pribadi ini, saya berhasil menghindari Cut off Time. Nyaris banget, 15 detik lagi kena COT.

Saya pun bergegas mengambil medali. Perjuangan yang begitu luar biasa untuk bisa finish.

Panitia sudah menyiapkan berbagai acara, recovery point dan tim massage untuk para peserta, termasuk photo booth.

Tidak menyia-nyiakan kesempatan, saya pun ikut foto-foto di setiap photo booth. Di beberapa spot photo panitia juga menyediakan photographer.

Untuk mendukung eksistensi, wajib dong photo-photo apalagi yang ini gratis, jadi teringat saat race SCKLM, untuk mendapatkan photo tanpa watermark harus bayar lebih dari $20.

Penyelenggaraan PSBM ini sangat baik dan terorganisir. Wajar jika lebih dari 6500 peserta ikut ambil bagian. Bahkan 75% peserta berasal dari luar Jawa Barat.

Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan mengatakan ajang ini adalah salah satu ajang menarik wisatawan datang. Tidak hanya datang untuk berlari, peserta juga sekaligus berlibur di Bandung juga.

Selamat untuk seluruh peserta PSBM, untuk yang podium seperti Dewi, teman atlet lari dari Palembang. Untuk yang sukses meraih PB juga dan untuk semua yang sukses finish.

Selamat untuk Jawa Barat yang juga sukses menyelenggarakan event PSBM ini.

Pocari Sweat Bandung West Java Marathon sudah berlalu saatnya berlatih lebih keras lagi untuk race selanjutnya.

Hidup itu seperti sebuah race, kalau mau hasil bagus ya harus berlatih, kalau mau hidup enak ya harus bekerja keras, tidak ada yang instan dan tidak ada makan siang gratis.

Well, result happen overtime not overnight, work hard, stay consistent and be patient.

TV journalist, traveler, writer, blogger, taekwondo-in and volunteer. Bookworm, coffee addict, chocolate and ice cream lovers

3 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Translate »
HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com